Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Reverse Stock Split: Pengertian & Contoh

Pada pos sebelumnya, kita sudah membahas aksi korporasi stock split. Anda bisa baca kembali ulasannya berikut: Corporate Action: Apa Itu Stock Split? Stock split merupakan aksi korporasi yang dilakukan dengan cara memecah nominal harga saham, sehingga harga saham di market menjadi lebih murah dan terjangkau. Tujuannya, meningkatkan likuiditas pasar. 


Reverse stock split berarti adalah kebalikan dari stock split. Reverse stock split merupakan penggabungan jumlah lembar saham menjadi lebih sedikit. Atau singkatnya reverse stock split sering disebut sebagai PENGGABUNGAN SAHAM. 

APA ITU REVERSE STOCK SPLIT? 

Untuk memudahkan ilustrasi reverse stock split, anda bisa lihat ilustrasi berikut ini: 

Reverse Stock Split

Ilustrasi reverse stock split bisa dijelaskan seperti ilustrasi penukaran uang diatas: Anda memiliki uang sebesar Rp50.000 sebanyak 2 lembar, dan kemudian uang anda ditukar menjadi Rp100.000 sebanyak 1 lembar. 

Anda sekarang memiliki jumlah lembar uang yang lebih sedikit dari 2 lembar menjadi 1 lembar, dengan lembar YANG LEBIH TINGGI, tetapi nominal uang anda akan TETAP SAMA. Kurang lebih seperti itulah penjelasan mudah untuk memahami reverse stock split. 

RANGKUMAN REVERSE STOCK SPLIT   

Sehingga dengan adanya aksi korporasi reverse stock split, maka akan ada beberapa perubahan pada harga saham perusahaan. Reverse stock split akan: 
  • Membuat nominal harga saham menjadi lebih mahal 
  • Menurunkan jumlah saham beredar di publik 
  • Tidak merubah nilai kepemilikan saham anda
Dengan reverse stock split nominal harga saham anda akan menjadi lebih tinggi (Seperti contoh tadi di mana dua uang Rp50.000 akan menjadi satu uang Rp100.000, secara nominal angka akan menjadi lebih tinggi). Tetapi hal ini tidak akan merubah nilai kepemilikan saham anda (Uang Rp50.000 sebanyak 2 lembar ditukar uang Rp100.000 sebanyak 1 lembar nilainya akan tetap sama). 

Dan tentu saja akan membuat nilai kepemilikan saham menjadi lebih rendah (Sebelumnya anda punya uang sebanyak 2 lembar sekarang berkurang menjadi 1 lembar saja). 

TUJUAN REVERSE STOCK SPLIT 

Kalau reverse stock split membuat harga saham menjadi lebih mahal dan jumlah saham beredar menjadi lebih sedikit, lalu mengapa perusahaan melakukan reverse stock split? Anda perlu memahami beberapa tujuan perusahaan melakukan reverse stock split: 

1. Regulasi dari Bursa Efek 

Reverse stock split bisa menjadi syarat yang ditetapkan Bursa Efek kepada emiten guna menghindari harga bawah minimum saham, karena saham yang harganya berada di harga terendah / minimum dapat menghilangkan kepercayaan investor/  trader.  

2. Meningkatkan kembali kepercayaan investor (meningkatkan likuiditas) 

Dengan naiknya nominal harga saham, diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk kembali membeli  saham perusahaan.

3. Mengurangi biaya transaksi 

Dengan reverse stock split, perusahaan bisa mengurangi biaya transaksi, karena jumlah saham yang berkurang dapat menyebabkan biaya transaksi berkurang. Hal ini akan menimbulkan kesan perusahaan akan semakin menarik bagi investor, karena harga sahamnya sekarang menjadi lebih tinggi. 

CONTOH REVERSE STOCK SPLIT 

Ada beberapa contoh perusahaan yang pernah melakukan reverse stock split seperti FREN, BULL, UNSP, ENRG. Kita ambil satu contoh ENRG. Berikut pengumuman reverse stock yang dilakukan ENRG: 

Rasio reverse stock split: 8:1
Cum date: 25 Juli 2017
Awal perdagangan dengan nominal baru: 26 Juli 2017

Cara membaca rasio reverse stock split adalah sebagai berikut: Rasio 8:1 artinya Rp100 lembar saham akan digabungkan sehingga menjadi Rp800 (Rp100 x 8). Dalam kasus saham ENRG, sebelum reverse stock harga saham ENRG adalah Rp50. 

Maka setelah reverse stock nanti harga saham ENRG akan menjadi Rp400 (Rp50 x 8). Cum date adalah hari perdagangan terakhir ENRG menggunakan harga lama. Sedangkan 26 Juli adalah harga perdagangan awal dengan menggunakan harga baru. 

REVERSE STOCK SPLIT: MERUGIKAN?

Reverse stock split biasanya dilakukan oleh perusahaan yang sedang berada dalam masalah keuangan, perusahaan yang sahamnya tidak likuid, dan perusahaan yang fundamentalnya kurang bagus. Logikanya, perusahaan yang bagus dan diminati harga sahamnya tidak akan mungkin turun terus sampai ke batas minimum harga saham. 

Sehingga reverse stock split ini akan menimbulkan kesan seolah-olah saham perusahaan menjadi menarik karena harganya lebih mahal, padahal secara nominal sebenarnya sama saja. 

Perusahaan yang melakukan reverse stock split, biasanya harga sahamnya akan turun lagi dalam jangka pendek, karena tingginya harga saham tidak mencerminkan valuasi dan fundamental, maka investor yang nyangkut di harga Rp50, dan investor2 akan menjual sahamnya, sehingga harga saham akan kembali ke faktor fundamental. 

Pada contoh saham ENRG yang melakukan reverse stock split, anda bisa perhatikan pergerakan harga saham setelahnya:

Di hari pertama perdagangan saham menggunakan harga barunya, saham ENRG langsung turun 25%. Anda juga bisa perhatikan tren harga saham ENRG setelah Reverse Stock Split:


Grafik saham ENRG tidak beraturan pattern-nya, bahkan sempat turun lagi menjadi saham gocap (saham tidur) dalam kurun waktu yang cukup lama. 


Maka dari itu, aksi korporasi reverse stock split sebaiknya lebih diwaspadai oleh investor, karena risikonya lebih besar.  

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.