Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Perbedaan Golden Cross dan Death Cross Analisis Teknikal

Dalam analisis teknikal, anda mungkin sering mendengar istilah GOLDEN CROSS dan DEATH CROSS. Kedua istilah tersebut akan sering anda temukan dalam analisis indikator saham. Pada pos ini, kita akan membahas perbedaan keduanya dan  eksekusi golden cross dan death cross untuk trading saham.

 

Seperti kita ketahui, jumlah indikator saham itu sangat banyak. Baca juga: Analisis Teknikal: Indikator Leading Vs Indikator Lagging. Golden cross dan death cross tidak terjadi pada semua indikator, namun akan anda temukan pada dua indikator berikut ini: 
  • Indikator Stochastic Oscillator (SO)
  • Indikator cross Moving Average (perpotongan 2 garis kombinasi MA)
GOLDEN CROSS 

Golden cross merupakan kondisi di mana kedua garis indikator berpotongan menuju keatas. Ini artinya golden cross adalah sinyal bahwa harga saham punya potensi untuk technical rebound atau naik. Berikut contoh tampilan golden cross pada indikator Stochastic:

Golden Cross

Perhatikan tanda lingkaran. Itulah yang disebut dengan golden cross, yaitu terjadi ketika kedua garis indikator BERPOTONGAN DARI BAWAH MENUJU KEATAS.  

DEATH CROSS 

Death cross merupakan kondisi di mana kedua garis indikator berpotongan menuju kebawah. Artinya death cross adalah sinyal bahwa harga saham berpotensi koreksi atau turun. Death cross adalah kebalikan dari golden cross. Berikut contoh death cross pada indikator Stochastic: 

Death Cross

Perhatikan yang saya beri tanda persegi. Yap, itu adalah konsep death cross, di mana kedua garis indikator BERPOTONGAN DARI ATAS MENUJU KEBAWAH. 

GOLDEN CROSS UNTUK TRADING SAHAM 

Seperti kita bahas, golden cross merupakan sinyal bahwa harga saham berpotensi naik, karena kedua garis memotong keatas. Menurut analisa indikator, ketika terjadi golden cross, maka "disarankan" untuk membeli saham. Berikut contohnya di grafik: 

Golden Cross - Stochastic

Kita bisa lihat sinkronisasi sinyal indikator dengan pergerakan harga saham (candlestick). Pada saat kedua garis pada indikator Stochastic berpotongan keatas, tidak lama kemudian saham BBRI naik / rebound, setelah sebelumnya mengalami koreksi. 

Hal ini terjadi beberapa kali. Terutama ketika saham sudah turun selama berhari-hari dan mulai muncul sinyal perpotongan golden cross, bisa kita lihat harga saham tidak butuh waktu lama untuk naik. 

Analisa golden cross juga bisa dipraktikkan dengan indikator cross Moving Average, yaitu perpotongan dua buah garis Moving Average, misalnya MA5 dengan MA15, MA20 dengan MA50 dan seterusnya.  

Kita ambil contoh cross MA30 dan MA60 (lihat nomor 1) dan cross MA60 dengan MA200 (lihat nomor 2): 

Golden Cross - Stochastic

Perhatikan nomor 1. Ketika garis MA30 berpotongan dengan garis MA60 dari bawah keatas, maka tidak lama kemudian harga saham naik. Perhatikan juga nomor 2. Pada saat garis MA60 dengan MA200 berpotongan keatas, harga saham tidak lama kemudian naik. 

DEATH CROSS UNTUK TRADING SAHAM 

Death cross merupakan kebalikan dari golden cross. Menurut analisa indikator, jika terjadi death cross, maka disarankan untuk "menjual" saham. Berikut adalah contoh death cross pada indikator Stochastic: 

Death Cross - Stochastic

Pada saat kedua garis stochastic berpotongan dari atas menuju kebawah, tidak lama kemudian harga saham mengalami penurunan, setelah sebelumnya naik. Hal ini terjadi beberapa kali. Sehingga death cross menunjukkan sinyal bahwa harga saham berpotensi untuk turun jangka pendek. 

Sinyal death cross / turunnya harga saham semakin kuat pada saat harga saham sebelumnya sudah naik tinggi. Seperti yang anda lihat pada chart diatas, ketika saham sudah naik cukup tinggi, sinyal death cross memberikan hasil yang lebih akurat. 

Sama seperti golden cross, death cross juga bisa diterapkan pada indikator cross Moving Average. Berikut adalah contoh sinyal death cross pada cross MA30 dan MA60: 

Death Cross - Moving Average

Perhatikan tanda panah. Bisa anda lihat terjadi perpotongan garis MA warna orange (MA30) dengan MA warna biru (MA60). Perpotongan dari atas menuju kebawah. Tidak lama kemudian, harga saham mengalami penurunan beberapa hari setelahnya. Itulah contoh penerapan death cross pada indikator saham. 

KELEMAHAN ANALISA INDIKATOR 

Indikator saham bukanlah analisis teknikal yang sempurna. Indikator saham memiliki kelemahan dikarenakan indikator bergerak mengikuti arah pergerakan harga saham. 

Artinya, jika harga saham mulai naik, indikator biasanya akan memberikan sinyal bullish. Jika harga saham mulai bergerak turun, indikator juga akan memberikan sinyal atau tanda-tanda bearish, yang salah satunya terlihat dengan death cross. 

Permasalahan yang sering terjadi dalam analisis indikator adalah, seringkali ketika kedua garis memberikan sinyal golden cross alias potensi rebound, tetapi tiba-tiba besoknya market drop, maka kedua garis indikator akan langsung bergerak turun lagi (death cross). 

Hal ini karena indikator di-desain untuk memberikan sinyal berdasarkan pergerakan harga. Sehingga perubahan arah harga saham secara drastis, pasti juga akan merubah arah sinyal indikator saham tersebut. 

Sehingga kalau anda hanya trading dengan mengandalkan sinyal dari indikator, maka anda akan sering tertipu dengan fake signal. Solusinya, dalam analisa indikator anda juga harus melakukan kombinasi dengan analisis teknikal klasik, yaitu support resisten, analisa tren, chart pattern. 

Dalam hal ini, trader perlu sebuah analisa price action agar kombinasi analisa teknikal dapat memberikan hasil lebih optimal dalam trading. Pelajari juga tentang price action analisa teknikal disini: Price Action Saham

Itulah perbedaan golden cross dan death cross dalam analisa teknikal, cara-cara eksekusi trading ketika terjadi golden cross dan death cross, serta analisa teknikal yang anda butuhkan untuk melengkapi indikator. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.