Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Kegunaan Moving Average dalam Analisis Teknikal

Moving Average merupakan satu dari sekian banyak indikator saham yang sering digunakan dalam analisis teknikal. Para trader, analis saham, broker saham sering menggunakan Moving Average sebagai acuan untuk menganalisa potensi arah pergerakan saham kedepan. 


Saya pribadi juga menggunakan indikator Moving Average (MA) untuk analisa saham. Banyak trader saham yang menggunakan indikator MA, tetapi sayangnya banyak yang hanya ikut-ikutan pakai indikator MA, karena indikator tersebut cukup populer. 

Moving Average sebenarnya memiliki banyak kegunaan. Jadi kalau anda memutuskan untuk pakai indikator MA itu bagus. Tapi anda harus memahami kegunaan Moving Average, sehingga indikator MA yang anda pakai bisa dimanfaatkan lebih maksimal untuk menganalisa dan mengambil trading decision. 

Indikator Moving Average terdiri dari 1 buah garis, di mana posisi garis MA selalu berdekatan dengan candlestick. Itulah mengapa MA disebut sebagai indikator lagging, karena sifatnya cenderung mengikut pergerakan harga / candle. Pelajari juga: Analisis Teknikal: Indikator Lagging Vs Indikator Leading. 

Pada pos ini saya ingin sharing kegunaan Moving Average dalam analisis teknikal. Ada beberapa manfaat moving average untuk trader: 

1. Alat bantu menentukan titik support resisten 

Moving Average adalah indikator yang berdekatan dengan harga saham (candlestick), sehingga MA bisa digunakan sebagai alat bantu untuk menentukan support dan resisten saham. Sebagai contoh, perhatikan chart saham JSMR berikut: 

Kegunaan Moving Average

Perhatikan garis MA warna orange pada chart diatas, yaitu MA25 yang saya gunakan di grafik (lihat tanda-tanda lingkaran merah diatas). Ketika harga saham turun dan mulai menyentuh Moving Average (tanda lingkaran merah), maka garis MA tersebut bisa berfungsi sebagai garis support. 

Kalau harga saham tidak jatuh dari area MA-nya tersebut, maka saham tersebut berpotensi rebound lagi, seperti yang anda lihat pada chart JSMR diatas. 

Jadi dengan garis MA, anda bisa manfaatkan untuk entry beli di area MA25 ketika harga saham turun dan bertahan diatas garis MA-nya. 

Demikian juga dengan resisten. MA bisa berfungsi sebagai garis resisten. Sebagai contoh, perhatikan MA garis hijau pada chart diatas (MA200), khususnya yang saya beri tanda lingkaran hijau.  

Ketika harga saham naik dan diatasnya ada garis MA terdekat, maka garis MA tersebut berfungsi sebagai garis resisten. Kalau anda bingung menentukan di harga berapa sebaiknya anda melakukan take profit, maka anda bisa take profit di area MA yang terdekat dengan harga saham saat itu. 

Jika saham sudah naik tetapi tidak kuat menembus MA yang ada diatasnya, maka harga saham berpotensi koreksi lagi, sehingga ada baiknya anda segera take profit ketika harga saham mulai turun dari garis MA. 

Seperti yang anda lihat pada chart diatas, di mana setelah harga saham naik dan menyentuh MA200 tetapi tidak kuat breakout, harga saham langsung turun lagi. 

Anda bisa pelajari lebih dalam praktik-praktik setting Moving Average yang akurat, praktis, dan simpel untuk menentukan kombinasi support-resisten dan acuan koreksi rebound suatu saham disini: Moving Average Praktis.

2. Acuan rebound dan koreksi suatu saham 

Karena MA bisa digunakan untuk menentukan support-resisten, maka MA juga bisa digunakan sebagai acuan melihat potensi rebound dan koreksi suatu sahm. 

Contohnya seperti yang sudah kita bahas tadi pada poin pertama tadi, di mana selain menjadi titik support resisten, MA bisa memberikan sinyal pada trader mengenai potensi rebound (jika harga saham turun di garis MA dan bertahan), serta potensi koreksi (jika harga saham naik menuju garis MA, namun tidak kuat breakout). 

Contoh lainnya, bisa anda perhatikan chart berikut: 


Pada saat harga saham sudah naik dan kemudian menyentuh garis MA terdekatnya (lihat tanda persegi, MA warna biru, MA50 ), dan harga saham tidak kuat menembus garis MA, maka harga saham langsung koreksi lagi. 

3. Analisa tren (Potensi breakout dan breakdown)

Moving Average dengan periode waktu yang lebih panjang bisa digunakan sebagai 'alat bantu' trader untuk melakukan analisa tren. Misalnya MA100 atau MA200. Saham yang berhasil menembus tren Moving Average dengan periode panjang berpotensi mengalami perubahan tren. Perhatikan contoh saham TPIA berikut: 


Saham TPIA awalnya mulau membentuk tren naik. Setelah itu di harga atas, TPIA terlihat menyentuh garis MA200 (hijau, lihat tanda lingkaran), dan tidak berhasil breakout dari tren MA jangka panjangnya. 

Tidak lama kemudian, tren saham TPIA mengalami reversal, dari bullish menjadi bearish reversal (breakdown). MA dengan time frame lebih panjang bisa anda gunakan untuk menganalisa tren, yaitu menganalisa potensi breakdown dan breakout tren suatu saham. 

Sehingga dengan analisa Moving Average, anda bisa gunakan untuk swing trading, yaitu mencari saham-saham yang breakout dari tren Moving Averagenya. Pelajari juga strategi2 memilih saham untuk swing trading disini: Panduan Simpel & Efektif Memilih Saham Bagus + Swing Trading. 

Itulah kegunaan Moving Average dalam analisis teknikal. Jadi kalau anda ingin menentukan support-resisten saham, analisa tren, analisa potensi rebound dan koreksi suatu saham, maka Moving Average adalah salah satu indikator yang bisa menjadi "alat bantu" untuk melakukan analisa2 tersebut.   

MOVING AVERAGE TIDAK BISA BERDIRI SENDIRI 

Namun indikator saham apapun itu tidak bisa berdiri sendiri. Anda harus pahami cara menentukan support resisten manual sebelum anda menggunakan indikator saham seperti MA. 

Karena indikator MA sifatnya adalah untuk mempermudah anda melihat titik support-resisten yang lebih jelas. Tetapi anda harus pahami dasar-dasar menentukan support resisten itu sendiri. 

Jika anda belum paham cara menentukan support resisten manual, analisa tren manual, anda akan bingung menginterpretasikan indikator MA. Pelajari juga: Cara Menentukan Support dan Resistance yang Benar. 

JENIS-JENIS MOVING AVERAGE 

Moving Average dibagi menjadi tiga, yaitu Simple Moving Average (SMA), Exponential Moving Average (EMA) dan Weighted Moving Average (WMA). Anda bisa pelajari perbedaannya disini: Perbedaan SMA, EMA dan WMA. 

SETTING MOVING AVERAGE (TIME FRAME) TERBAIK 

Ada banyak time frame setting Moving Average. Semakin pendek garis MA, maka volatilitas dan sinyal yang dihasilkan semakin cepat. Demikian pula sebaliknya. 

Kalau anda ingin meminimalkan fluktuatif sinyal garis MA, cobalah untuk gunakan MA dengan time frame yang agak panjang, misalnya MA 1 bulan (MA25), atau MA 2 bulan (MA50). 

Atau gunakan MA jangka panjang untuk yang ingin menganalisa tren saham, misalnya MA100 dan MA200. Gunakan MA yang banyak dipakai dan populer. Anda bisa pelajari strategi-strategi setting MA terbaik untuk trading disini: Moving Average Praktis.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.