Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Saham Murah untuk Pemula

El Heze

Banyak saham bagus di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sayangnya saham-saham bagus banyak pula yang harganya secara nominal cukup mahal. Misalnya saham BBCA yang harganya sudah diatas Rp30.000 per saham.


Artinya untuk bisa mendapatkan 1 lot saham BBCA, minimal modal yang anda butuhkan adalah Rp3.000.000 (1 lot x 100 lembar saham x Rp30.000). Atau saham Indofood (ICBP yang harganya di kisaran Rp8.500. Artinya bisa bisa beli saham ICBP, anda butuh modal minimal Rp850.000. 

Bagi pemula yang masih punya modal relatif kecil, saham-saham yang berfundamental bagus dan market cap-nya besar mungkin tidak terjangkau untuk anda. Kalau anda bisa membeli sahamnya, anda mungkin hanya dapat beberapa lot saja. 

Itulah mengapa banyak trader pemula yang sering mencari saham-saham murah buat trading, karena saham yang murah bisa dijangkau dengan modal kecil dan lot lebih banyak. 

Tapi bagaimanapun juga, mayoritas saham murah di BEI risikonya besar untuk trader saham. Hal ini karena kebanyakan saham murah memiliki market cap kecil, likuiditas rendah, sehingga banyak saham murah yang pergerakannya "dimainkan" oleh bandar saham, dan polanya tidak beraturan. 

Di satu sisi, banyak juga saham murah yang pada dasarnya fundamentalnya kurang bagus, sehingga sahamnya juga tidak terlalu diminati (sepi). Jika suatu saham sepi peminat, maka saham tersebut lebih sulit untuk naik setelah koreksi/ turun. 

Namun memang tidak semua saham murah adalah saham yang jelek untuk trader. Sebagai trader saham, anda harus bisa membedakan saham murah yang bagus dan saham murah yang jelek / berisiko, sehingga anda bisa mendapatkan profit dan meminimalkan rugi sekecil mungkin di market. 

Berikut adalah cara memilih dan menanalisa saham murah untuk pemula (Buat trading):     

1. Saham second liner di indeks LQ45 

Anda bisa pertimbangkan untuk memilih saham-saham second liner yang harganya murah secara nominal. Karena rata-rata saham murah biasanya adalah saham-saham second liner. Selain itu, banyak saham second liner yang pergerakannya cepat, sehingga lebih bagus digunakan untuk trading. 

Kalau anda bingung memilih saham murah apa yang bagus untuk trading, sebagai referensi awal pemula anda bisa pilih saham-saham second liner yang ada di Indeks LQ45, karena saham LQ45 adalah daftar saham yang paling likuid. 

Dalam perkembangan trading, anda bisa mengembangkan trading plan dengan memilih saham-saham second liner diluar saham-saham LQ45. 

Rata-rata saham second liner LQ45 harganya di kisaran Rp1.000-3.000, sehingga anda bisa menjangkaunya dengan modal sekitar Rp100.000-Rp300.000. Beberapa contohnya seperti saham SMRA, BTPS, TOWR, ERAA, MEDC, MIKA dan lain2, dan beberapa saham second liner ada yang harganya juga dibawah Rp1.000 per saham. 

2. Saham small cap yang likuid 

Selain saham second liner, anda bisa memilih saham-saham small cap yang pergerakannya likuid. Dalam memilih saham small cap anda harus lebih selektif, karena saham small cap punya kapitalisasi pasar kecil, dan harga sahamnya relatif murah (Biasanya dibawah Rp500).

Hal ini membuat saham small cap identik dengan saham gorengan, karena mayoritas saham gorengan ataupun saham pom-pom biasanya banyak kita temukan pada saham-saham yang harganya murah. 

Jadi kalau anda ingin cari saham murah, alternatifnya anda bisa memilih saham small cap yang likuiditasnya bagus. Likuiditas bagus bisa dilihat dari antrian order book (bid offer)-nya. 

Pilihlah saham-saham yang antrian bid offernya minimal ribuan sampai diatas 10.000 lot. Kalau anda menemukan saham yang antrian bid offernya cuma puluhan atau ratusan saja, berarti saham tersebut sepi peminat. 

Saham yang sepi peminat pergerakan naik turunnya nggak jelas dibandingkan saham2 ramai. Saham ramai pasti akan selalu diminati sehingga mencerminkan pola atau mekanisme perdagangan sesungguhnya. 

Kedua, anda bisa menganalisa chartnya. Pilihlah saham murah yang teknikalnya berpola, yaitu saham-saham yang chartnya terlihat pola rebound-koreksi yang jelas secara bergantian. Contohnya bisa anda lihat  grafik saham PNBS berikut:  

Saham Murah untuk Pemula

Harga saham PNBS hanya sekitar Rp160 per saham. Perhatikan chart saham PNBS, di mana terlihat pola rebound koreksi yang jelas pada saham diatas. PNBS juga memiliki volume yang cukup tebal. Sehingga saham murah seperti inilah yang lebih cocok untuk ditradingkan pemula. Coba anda bandingkan dengan saham FORU berikut: 


Saham FORU diatas harga per lotnya hanya sekitar Rp155. Akan tetapi dari chartnya terlihat tidak likuid. Volumenya sangat tipis. Dan pola chartnya juga tidak beraturan. Terkadang kenaikan dan penurunannya sangat signifikan dalam waktu cepat (Lingkaran). 

Setelah itu diikuti dengan pola sideways panjang dengan volume transaksi yang sangat rendah (lingkaran). Saham-saham dengan pola yang tidak beraturan seperti ini adalah saham-saham yang risikonya besar untuk trader pemula. 

Jadi saran saya, kalau anda ingin mencari saham murah untuk pemula, dan anda ingin cari saham small cap, maka carilah saham small cap yang likuid seperti contoh saham PNBS tadi. Sebagai referensi tambahan, anda bisa melihat saham-saham small cap yang likuid seperti pada daftar saham berikut: 

Saham Small Cap Murah untuk Trading

3. Saham blue chip yang terjangkau dengan modal Rp1-3 juta

Buat trader pemula, cobalah untuk menggunakan modal awal trading di kisaran Rp1-3 juta. Itu adalah modal ideal buat trader pemula. Modal Rp1-3 juta tidak terlalu sedikit, dan tidak terlalu banyak. 

Kalau anda trading hanya pakai modal Rp200.000, maka pilihan saham anda akan semakin sedikit. Apalagi saham-saham bagus rata-rata harganya agak tinggi, sehingga bisa dijangkau dengan modal Rp1-3 juta yang ideal. 

Kita sudah pernah bahas juga disini: Modal Ideal Trading Saham. Dengan modal Rp1-3 juta, anda bisa menjangkau beberapa saham blue chip yang harganya di kisaran tersebut. 

Misalnya saham BBRI yang harganya sekitar Rp4.000-an. Untuk beli 1 lot sahamnya, anda hanya butuh modal sekitar Rp400.000. Atau saham TLKM yang harganya sekitar Rp3.500. Untuk dapat 1 lot, anda hanya butuh modal sekitar Rp350.000. 

Dengan cara ini, anda bisa memiliki pilihan saham lebih banyak untuk ditradingkan, sehingga anda bisa menjangkau saham-saham blue chip yang harganya relatif murah tapi likuid.  

4. Hindari beli waran 

Buat yang ingin mencari saham murah, saran saya hindari waran. Waran memang harganya sangat murah, tapi risiko besar. Katakanlah anda beli waran dengan harga Rp2 saja. Kalau waran anda turun menjadi Rp1, maka floating loss anda sudah 100%. 

Di satu sisi, waran sangat tidak likuid dan volatilitasnya terlalu tinggi & tidak pasti. Banyak trader dengan modal kecil yang memilih trading waran dengan alasan harganya murah dan terjangkau. Baca juga: Trading Saham: Risiko Beli Waran.   

Namun justru disitulah saham yang dipegang trader akhirnya banyak yang nyangkut. Solusinya, belilah saham-saham dengan kriteria yang kita bahas diatas tadi. 

Kedua, kalau anda merasa modal masih terlalu kecil untuk trading, tunggulah dulu sampai modal anda bertambah minimal Rp1 juta, supaya anda bisa memilih saham-saham yang kualitasnya baik di market. 

Itulah beberapa tips cara memilih saham murah untuk pemula, khususnya buat trading saham jangka pendek. 

***Catatan: Analisa saham-saham murah diatas juga bisa diterapkan untuk trader level intermediate dan expert, tidak hanya terbatas untuk pemula saja. Karena strategi2 diatas adalah cara memilih saham-saham yang risikonya lebih rendah, sehingga anda bisa memaksimalkan profit. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.