Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Perbedaan Investor Ritel & Investor Institusi

El Heze

Kalau anda membaca berita-berita tentang saham, anda pasti sering mendengar istilah INVESTOR RITEL dan INVESTOR INSTITUSI. Kedua istilah ini mengacu pada para investor atau trader yang berperan untuk menggerakkan harga saham (membeli dan menjual saham). 


Investor ritel dan investor institusi tentu berbeda. Di pos ini kita akan membahas perbedaan investor ritel dan investor institusi, serta pentingnya anda mengetahui kekuatan investor investor dan investor institusi pada suatu saham. 

INVESTOR RITEL 

Investor ritel disebut juga sebagai investor perorangan / investor individu. Investor ritel adalah investor perorangan yang menjalankan aktivitas trading menggunakan software online trading yang didaftarkan di perusahaan sekuritas. 

Anda, saya, masyarakat umum yang membuka akun rekening efek di sekuritas & kemudian trading, dan trader-trader lain yang sifatnya perorangan bisa disebut sebagai investor ritel / individu. 

Dari segi modal, investor ritel dapat dikatakan relatif kecil. Seperti kita ketahui, banyak investor individu pemula yang mulai trading atau investasi dengan modal Rp1 juta, Rp2 juta. 

Walaupun modal anda Rp500 juta atau Rp1 miliar, kalau anda menjalankan aktivitas trading perorangan, maka anda tetap dikatakan sebagai investor ritel, karena modal Rp1 miliar di pasar saham tentu bukan modal yang besar. Investor institusi memiliki kekuatan modal yang jauh lebih besar daripada itu. 

INVESTOR INSTITUSI 

Investor institusi adalah investor / trader yang mengelola modal dana jumlah besar dan biasanya berupa institusi, atau lembaga atau perusahaan, seperti perusahaan reksadana, perusahaan sekuritas, perusahaan asuransi, lembaga dana pensiun dan lain-lain. 

Jadi perusahaan atau institusi yang mentradingkan saham-saham tertentu dapat disebut sebagai investor institusi. Dalam praktikknya, jumlah investor ritel jauh lebih banyak daripada investor institusi. Tetapi investor institusi memiliki modal yang jauh lebih besar dan kuat daripada investor ritel. 

Investor institusi memiliki modal lebih besar, kesabaran, koneksi dan pengetahuan yang lebih luas daripada investor ritel, karena investor institusi bukan lagi dijalankan perorangan, namun dijalankan oleh perusahaan / lembaga di mana terdapat tim yang berkompeten untuk mentradingkan saham tertentu. 

Itulah mengapa investor institusi seringkali disebut sebagai MARKET MAKER atau BANDAR SAHAM. Hal ini karena investor institusi memiliki modal besar, sehingga memiliki kemampuan untuk menggerakkan atau menjadi market maker di saham tertentu. 

Investor institusi yang paling dikenal di market dan punya modal paling besar adalah investor institusi dari perusahaan atau broker sekuritas. Jadi kalau anda membaca berita-berita tentang ulasan market, pada umumnya istilah investor institusi itu mengacu pada sekuritas lokal atau asing: 

1. Sekuritas (Broker) Lokal

Merupakan investor institusi yang berasal dari perusahaan sekuritas lokal / dalam negeri. Beberapa contoh perusahaan sekuritas lokal seperti Mirae Asset Sekuritas (YP), Mandiri Sekuritas (CC), Indopremier Sekuritas (PD), BNI Sekuritas (NI) dan lain-lain.  

Sekuritas lokal biasanya menjadi market maker pada saham-saham second liner dan saham small cap. Porsi sekuritas lokal di saham-saham tersebut lebih besar daripada sekuritas asing.  

2. Sekuritas (Broker) Asing 

Merupakan investor institusi yang berasal dari perusahaan sekuritas asing (luar negeri) yang mentradingkan saham-saham di Indonesia. Beberapa contoh broker asing misalnya Maybank Kim Eng Sekuritas (ZP), UBS Sekuritas (AK), Macquarie Sekuritas Indonesia (RX) dan lain-lain. 

Dibandingkan institusi lokal, sekuritas asing memiliki modal yang lebih besar lagi. Itulah mengapa sekuritas asing lebih sering menjadi market maker di saham-saham blue chip seperti BBRI BBCA TLKM ASII, karena saham blue chip memiliki market cap besar (Diatas 100 triliun), sehingga dibutuhkan modal yang lebih besar untuk menggerakkan saham-saham blue chip dengan likuiditas tinggi. 

Sebagai investor / trader ritel, anda juga bisa melihat pergerakan sekuritas lokal dan asing yang sedang melakukan akumulasi dan distribusi melalui fasilitas tampilan broker summary yang disediakan oleh setiap software online trading. Pelajari juga: Cara Melihat & Membaca Broker Summary

Jadi gerak-gerik investor institusi (sekuritas lokal dan asing) bisa dijadikan acuan trader untuk melakukan analisa bandarmologi. Dengan mengetahui akumulasi dan distribusi yang dilakukan investor institusi, anda bisa melihat kecenderungan apakah saham dengan banyak dibeli atau dijual.  

INVESTOR RITEL VS INVESTOR INSTITUSI 

Adanya investor ritel dan investor institusi (Atau lebih tepatnya disebut trader) inilah yang membuat harga saham selalu bergerak setiap jam trading. Karena merekalah yang membuat permintaan penawaran di market. 

Dalam praktikknya, pasti akan sering terjadi "perang harga" antara investor ritel vs investor institusi. Bandar ingin menaikkan harga saham, namun masih mendapatkan perlawanan dari ritel. Sebaliknya, bisa saja bandar ingin menjual saham, tapi mayoritas ritel ingin membeli saham. 

Hal tersebut membuat harga saham lebih likuid dan lebih sulit untuk naik / turun dalam waktu dekat. Pergerakan-pergerakan investor ritel dan institusi, dapat tercermin dari grafik sahamnya (analisis teknikal). 

Semakin likuid suatu saham, maka "perang harga" antara investor ritel dan institusi akan semakin sering terjadi, sehingga saham-saham yang likuid lebih mencerminkan mekanisme perdagangan yang sesungguhnya. 

Oleh karena itu, kalau anda ingin trading saham, anda harus melakukan ANALISA TEKNIKAL, untuk melihat pattern yang terbentuk di suatu saham. Dengan analisa teknikal, anda bisa melihat apakah saham ada kecenderungan naik, rebound, atau turun / koreksi. 

Karena analisa teknikal adalah cerminan perdagangan saham, psikologis market (pergerakan ritel dan bandar). Pelajari juga: Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal. 

Dengan memahami perbedaan investor ritel dan institusi, pelajaran yang bisa kita ambil adalah kalau anda investor perorangan, tentu anda tidak akan bisa mengalahkan arus market. 

Di pasar saham ada banyak sekali kepentingan, dan orang-orang serta institusi yang ingin mentradingkan saham di harga yang mereka inginkan. Jadi sebagai trader, fokuskan pada analisis teknikal (Anda bisa kombinasi juga dengan analisa bandarmologi momentum market) untuk memilih saham-saham yang bagus. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.