Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Keuntungan & Kekurangan Saham Blue Chip, Apa Saja?

El Heze

Saham blue chip merupakan saham dengan kapitalisasi pasar / market cap (Harga saham x jumlah saham beredar) diatas 100 triliun. Karena market cap-nya besar, otomatis saham blue chip punya likuiditas transaksi yang lebih besar dibandingkan saham-saham non blue chip. 


Selain market cap yang besar, perusahaan blue chip juga merupakan perusahaan memiliki kinerja paling unggul di sektor industrinya alias market leader. Perusahaan blue chip memiliki usia go public dan usia perusahaan yang relatif lama. 

Selain itu, perusahaan blue chip memiliki company size (ukuran perusahaan dari segi aset, ekuitas dan perolehan laba) yang jauh diatas perusahaan2 pada sektor industrinya. 

Dengan kata lain, saham blue chip adalah saham yang PALING UNGGUL di Bursa Efek, baik dari segi likuiditas dan kinerja fundamental. 

Beberapa contoh saham blue chip di Bursa Efek Indonesia (BEI) antara lain BBCA, TLKM, ASII, BBRI, BBNI, BMRI, UNVR, GGRM dan masih banyak lainnya. Anda bisa lihat contoh-contoh saham blue chip disini: Daftar Saham Blue Chip di Indonesia. 

Oleh karena itu, saham blue chip memiliki banyak kelebihan baik untuk trader maupun investor. Tetapi bukan berarti saham blue chip tidak ada kekurangannya. Di pos ini, kita akan bahas beberapa keuntungan saham blue chip dan kekurangannya. 

KEUNTUNGAN SAHAM BLUE CHIP 

1. Sahamnya likuid (ramai ditransaksikan) 

Saham blue chip adalah saham-saham yang ramai ditransaksikan (likuid), karena market capnya besar dan fundamentalnya bagus. Saham yang likuid pergerakan harga sahamnya akan lebih berpola, sehingga lebih mudah dianalisa, karena mencerminkan mekanisme perdagangan saham yang sesungguhnya. 

Saham-saham yang likuid, ketika harganya sudah turun (koreksi), pasti akan naik lagi. Demikian juga, kalau saham blue chip sudah naik tinggi, harganya pasti akan balik turun. 

Dengan pola-pola pergerakan yang jelas, anda akan lebih mudah untuk menganalisa kecenderungan harganya, sehingga saham-saham blue chip cocok untuk trader teknikalis, dan pada saham2 blue chip, anda lebih mudah untuk menerapkan strategi2 trading umum seperti Buy on Weakness. 

Hal ini berbeda dengan saham gorengan yang tidak likuid, di mana kita sering menemukan saham yang setelah turun, harganya nggak balik lagi, atau bahkan sahamnya jadi sepi setelah bandar melakukan distribusi saham.  

2. Risiko lebih kecil (Baik untuk trading & investasi)

Karena saham blue chip banyak ditransaksikan, maka banyak terjadi tarik-menarik permintaan dan penawaran harga, sehingga pergerakan harga saham blue chip lebih stabil.

Kita jarang menemukan saham blue chip yang bisa naik turun puluhan persen dalam sehari. Sehingga saham2 blue chip risikonya relatif lebih kecil, baik untuk trader jangka pendek maupun investor. 

3. Bisa untuk passive income 

Buat investor jangka panjang yang ingin menyimpan saham buat passive income, saham2 blue chip bisa menjadi pilihan utama, karena perusahaan blue chip memiliki kinerja yang mapan, sehingga memiliki kemampuan untuk membagikan dividen dalam jumlah besar dan rutin. 


Pelajari juga strategi2 investasi untuk memaksimalkan profit jangka panjang disini: Ebook Analisis Fundamental Saham Pemula - Expert. 

4. Kinerja fundamental lebih stabil 

Saham blue chip punya kinerja fundamental yang relatif stabil, dan memiliki company size yang besar. Dengan kinerja fundamental yang stabil, menyimpan saham blue chip untuk jangka waktu yang relatif panjang (Diatas 2 tahun) lebih aman dibandingkan menyimpan saham2 yang baru growth. 

Dengan kinerja yang mapan di Bursa, saham2 blue chip juga memiliki pergerakan harga saham jangka panjang yang lebih baik dan stabil, dibandingkan dengan saham2 yang hanya naik tinggi beberapa karena lagi booming

Di satu sisi, dengan menyimpan saham blue chip, anda juga bisa mendapatkan dividen rutin setiap tahun dengan nominal dividen yang relatif besar. 

5. Bisa profit dengan kombinasi analisa teknikal sederhana

Karena pergerakan sahamnya lebih teratur, saham2 blue chip mudah dianalisa dengan analisa chart. Sebagai trader, saham-saham blue chip lebih mudah dikombinasikan dengan analisa-analisa teknikal sederhana untuk meraih profit. 

Anda bisa menggunakan kombinasi analisa chart pattern, candlestick, support resisten, di mana pola2 teknikal sederhana juga sering muncul pada grafik saham blue chip. Baca juga: Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal.  

Hal ini berbeda kalau anda trading di saham2 yang tidak likuid. Saham2 yang pergerakannya jelek relatif lebih sulit dilakukan analisa teknikal, karena pergerakan harga sahamnya lebih banyak digerakkan oleh bandar saham tertentu.

KEKURANGAN SAHAM BLUE CHIP 

1. Potensi profit tidak terlalu besar, karena pergerakannya relatif stabil 

Karena kita jarang menemukan saham blue chip yang bisa naik 10% sehari, maka untuk trader saham, potensi profit saham blue chip tidak terlalu besar. Saham-saham yang likuiditasnya tinggi, harganya sulit naik cepat karena adanya tarik-menarik antara permintaan dan penawaran. Hal ini membuat saham blue chip gerakanya relatif agak lama. 

Selain itu, pergerakan saham blue chip terkadang lambat, apalagi kalau market lagi merah atau sideways (Pergerakan saham blue chip biasanya mengikut pergerakan indeks).

Pergerakan saham-saham second liner dan saham-saham lapis tiga (saham gorengan atau saham small cap) umumnya punya fluktuatif harian lebih tinggi dibandingkan saham2 blue chip.  

2. Mudah terpengaruh sentimen market atau berita negatif 

Banyak pendapat mengatakan kalau saham blue chip itu tahan banting. Pendapat ini tidak sepenuhnya benar. Justru saham-saham blue chip itu sangat mudah terpengaruh sentimen negatif di market, atau berita negatif. 

Ketika ada berita negatif di market, misalnya pertumbuhan ekonomi jatuh, atau politik sedang tidak kondusif, maka saham2 blue chip akan turun duluan. Karena saham blue chip merupakan saham market cap besar, sehingga pengaruhnya ke IHSG sangat besar. 

Dengan kata lain, mayoritas pergerakan saham blue chip juga mengikut pergerakan dan sentimen IHSG. Selain itu, berita negatif di perusahaan blue chip tertentu, menyebabkan investor dan trader melakukan panic selling, sehingga harga sahamnya jatuh. 

Misalnya, berita penurunan laba bersih membuat koreksi tajam di saham tersebut. Hal ini pernah terjadi pada saham-saham blue chip seperti ASII TLKM UNVR. Saham2 tersebut pernah turun drastis ketika laba bersih-nya turun. 

Karena saham blue chip adalah saham2 yang mengikut pergerakan IHSG dan mudah terpengaruh sentimen, maka sebelum trading di saham blue chip, anda perlu menganalisa juga: 
  • Kondisi bursa saham global terutama Wall Street dan mayoritas Bursa Asia 
  • Opening IHSG 
Pada saat indeks Wall Street dan mayoritas Bursa Asia semalam merah signifikan, atau pada saat opening IHSG keesokan harinya merah padam, hal ini membuat saham2 blue chip juga berpotensi jatuh, karena pergerakan saham blue chip mengikut indeks. Demikian juga sebaliknya.  

Tapi naik turunnya IHSG dan bursa global ini mungkin tidak terlalu bepengaruh pada saham2 small cap. Sehingga salah satu kekurangan saham blue chip adalah: Anda harus melakukan analisa tambahan, yaitu ANALISA MARKET sebelum mengambil posisi. 

3. Kurang cocok sebagai sarana multi bagger profit 

Buat investor yang ingin mengincar multi bagger profit di pasar saham, saham blue chip kurang cocok sebagai sarana saham multi bagger. Karena perusahaan blue chip adalah perusahaan yang kinerjanya sudah mapan di sektornya, di sehingga kenaikan  harga sahamnya lebih stabil. 

Kalau anda ingin mengincar saham2 multi bagger, carilah growth stock, yang sahamnya lagi booming dan perusahaannya sedang bertumbuh pesat. 

Kecuali dalam kondisi market yang pulih setelah crash market, saham2 blue chip biasanya akan naik duluan, sehingga hanya dalam kondisi tertentu saja (setelah crash market), saham-saham blue chip bisa digunakan sebagai sarana mencetak profit multi bagger. 

Itulah 5 keuntungan saham blue chip dan beberapa kekurangannya. Kalau anda ingin membeli saham blue chip, sesuaikan dengan karakter trading dan investasi masing-masing. 

Saran saya, terutama untuk trader saham, anda sebaiknya juga perlu melakukan diversifikasi saham, sehingga anda memiliki lebih banyak variasi saham, baik saham2 blue chip (low risk) maupun saham2 yang fluktuatifnya lebih cepat (Saham2 second liner).

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.