Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Cara Main Saham dengan Modal 100 Ribu

El Heze

Beberapa kali saya mendapatkan pertanyaan  dari trader saham pemula yang baru selesai membuka rekening saham di sekuritas. Inti pertanyaannya adalah: "Bagaimana cara main saham dengan modal 100 ribu? 


Seperti kita ketahui, saat ini fasilitas-fasilitas trading saham semakin dipermudah. Anda sudah bisa membuka rekening online trading melalui situs resmi perusahaan sekuritas. Jadi anda nggak perlu datang ke kantor sekuritas. 

Selain itu, banyak sekuritas yang sudah menerapkan minimal deposit rendah, sehingga dengan modal sekitar Rp100 ribu, anda sudah bisa mulai beli saham. 

Harga saham paling rendah di Bursa Efek adalah Rp50 dan minimal pembelian saham adalah 1 lot. Sehingga minimal modal yang harus anda keluarkan buat beli saham adalah Rp5.000 (Rp50 x 1 lot x 100 lembar).

Kalaupun anda menemukan saham yang harganya Rp100, anda masih bisa menjangkaunya dengan modal Rp10.000 saja (Rp100 x 1 lot x 100 lembar).  

Tapi tentu saja dengan modal Rp100 ribu, pilihan saham anda akan jauh lebih terbatas. Masalahnya, saham-saham yang harganya likuid, saham2 yang kinerja-nya bagus, biasanya harga sahamnya juga relatif lebih mahal. 

Contohnya beberapa saham blue chip seperti BBRI yang harga sahamnya sekitar Rp4.000. Atau TLKM yang harganya sekitar Rp3.500. Kalau anda ingin beli saham BBRI, maka modal minimal yang harus anda keluarkan adalah Rp400.000 (Rp4.000 x 1 lot x 100 lembar). 

Jadi kalau anda punya modal Rp100 ribu, berikut adalah beberapa tips cara main saham dengan modal 100 ribu: 

1. Cari saham murah yang pergerakannya bagus 

Pilihlah saham-saham murah yang punya pergerakan chart dan fluktuatif saham yang baik. Di Bursa Efek, saham-saham yang harganya Rp50-1.000 (yang bisa dijangkau dengan modal Rp100 ribu) sebenarnya sangat banyak. 

Tetapi mayoritas saham harga murah biasanya tidak likuid, pergerakannya tidak beraturan dan saham2 murah lebih mudah "digoreng" bandar. Jadi saran saya, prioritaskan saham murah yang punya pergerakan baik. Contohnya bisa anda lihat pada pola grafik PNBS berikut:     


PNBS adalah saham murah yang nominal harganya cuma sekitar Rp130. Untuk beli 1 lot sahamnya, anda hanya perlu mengeluarkan modal sekitar Rp13.000. PNBS adalah saham yang pergerakannya masih cukup likuid. 

Pada chart PNBS, masih terdapat pola rebound koreksi yang jelas, dan volumenya juga masih relatif stabil. Setelah saham PNBS turun, selalu diikuti dengan rebound. Demikian juga, setelah koreksi, ada kenaikan jangka pendek. 

Selain itu, pilihlah saham2 murah yang bid offer (tape reading)-nya minimal ribuan untuk setiap antrian harga, karena saham yang bid offernya tebal, lebih banyak diminati (bukan saham2 yang sepi). Pelajari juga analisa bid offer saham disini: Tape Reading Saham PDF. 

Saham-saham murah yang dapat dianalisa dengan teknikal merupakan saham-saham yang risikonya relatif lebih kecil untuk trading. Sedangkan saham2 yang chartnya tidak beraturan, sebaiknya hindari untuk trading, walaupun harganya murah. Contohnya perhatikan chart berikut: 


Hindari saham yang tiba-tiba naik drastis (tanda panah), namun setelah itu harga sahamnya turun dan sideways panjang (persegi). Apalagi jika setelah sahamnya turun, terjadi penurunan volume yang signifikan. 

Banyak saham murah yang grafiknya seperti ini. Saham-saham tersebut cukup berisiko, karena pergerakan sahamnya sulit dianalisa dengan teknikal, sehingga fluktuatif harga sahamnya relatif tidak beraturan. 

Untuk memilih saham murah, anda bisa urutkan (sort) harga saham mulai dari yang paling murah sampai paling mahal. Lalu pilihlah saham2 yang harganya sekitar Rp100-1.000 untuk anda lakukan analisa lanjutan. 


2. Cari saham yang harganya diatas Rp80 

Prioritaskan saham murah yang harganya diatas Rp80. Karena saham-saham murah yang harganya mendekati gocap, risikonya cukup besar, dan tidak sedikit saham-saham murah yang menjadi saham tidur. 

Toh, saham2 murah yang harganya diatas Rp80 - Rp1.000 itu cukup banyak. Sehingga anda tetap punya banyak pilihan saham, dengan tetap menjaga kualitas saham2 yang anda beli.   

3. Hindari waran 

Waran merupakan produk turunan saham. Baca juga: Memahami Waran: Definisi Waran dan Cara Trading Waran. Seperti kita ketahui, harga waran biasanya jauh lebih murah daripada saham. Kalau harga saham terendah adalah Rp50, maka kita sering menemukan waran yang harganya cuma Rp10, Rp20. 

Karena waran sangat murah, anda bisa dapat waran dalam jumlah banyak hanya dengan modal Rp100 ribu. Tapi risiko waran sangat besar. Waran jauh lebih fluktuatif dibandingkan saham, dan peminatnya nggak terlalu banyak. 

Apalagi waran tidak memiliki pergerakan grafik / analisa teknikal yang bisa dijadikan acuan analisa. Anda bisa baca risiko2 beli waran disini: Trading Saham: Risiko Beli Waran

Banyak trader modal kecil yang memilih waran karena sangat murah, namun mayoritas trader modalnya nyangkut karena nekad beli waran. Jika modal anda Rp100 ribu, saran saya tetap prioritaskan BELI SAHAM, BUKAN WARAN. 

Saham-saham yang harganya Rp80-Rp1.000 yang bisa dijangkau dengan modal kecil, dengan pergerakan yang bagus cukup banyak.   

4. Tetap diversifikasi 2-3 saham saja 

Saya sering menemukan trader dengan modal Rp100 ribu, tetapi memiliki 9-12 saham di portofolionya, sehingga menimbulkan kesulitan bagi trader itu sendiri untuk memantau saham2nya. 

Diversifikasi terlalu banyak justru tidak efektif. Hal ini menunjukkan bahwa anda belum bisa memprioritaskan saham-saham yang sebaiknya dibeli. Oleh karena itu, saran saya anda harus tetap diversifikasi yang wajar. 

Belilah saham murah maksimal 2-3 saham saja. Bagaimanapun juga, saham-saham murah yang volatilitasnya tinggi tetap saja risikonya lebih besar daripada saham2 likuid yang fundamentalnya baik (seperti saham2 LQ45 atau saham blue chip). 

Dengan diversifikasi yang wajar, anda juga bisa mendapatkan beberapa saham saja dengan jumlah lot lebih banyak (sehingga profit anda bisa lebih maksimal), ketimbang anda membeli terlalu banyak saham namun dengan jumlah lot yang sangat sedikit untuk setiap saham. 

Dalam trading, prioritaskan KUALITAS saham-saham yang anda beli. KUANTITAS adalah nomor 2. 

5. Prioritaskan trading jangka pendek 

Saham-saham murah biasanya lebih mudah digoreng bandar. Dan mayoritas saham murah market cap-nya relatif kecil. Banyak saham murah yang fundamentalnya tidak terlalu bagus. 

Saran saya, kalau anda membeli saham2 murah karena anda masih punya keterbatasan modal, gunakan untuk trading jangka pendek saja. Jangan untuk investasi jangka panjang, kecuali kalau anda menemukan saham murah yang fundamentalnya bagus. Baca juga: Cara Analisis Saham Berfundamental Bagus. 

Dalam praktikknya, saham-saham yang fundamentalnya bagus biasanya memiliki harga saham yang relatif lebih mahal secara nominal. Apalagi kalau modal anda masih sedikit (Rp100 ribu), return dari investasi saham kurang efektif. 

Kalau modal anda kecil, lebih baik "diputar" untuk trading jangka pendek. Setelah modal anda bertambah, anda bisa memilih saham2 yang fundamentalnya lebih bagus, dan lebih aman buat disimpan. 

Itulah beberapa tips cara main saham dengan modal 1oo ribu. 

GUNAKAN MODAL LEBIH BESAR 

Tapi kalau saya priadi, saya lebih memilih menunggu modal terkumpul sampai minimal Rp1 juta. Baca juga: Modal Ideal Trading Saham. 

Karena idealnya, buat trader pemula, modal yang bagus untuk trading adalah di kisaran Rp1-3 jutaan. Modal Rp1-3 juta tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar untuk trading. 

Dengan modal segitu, anda juga punya lebih banyak pilihan saham bagus buat trading, sehingga anda tidak harus terlalu "membatasi" diri dalam memilih saham. Dengan modal Rp1-3 juta, anda juga bisa trading di saham2 yang lebih likuid. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.