Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Floating Profit dan Floating Loss Saham

Dalam dunia saham, profit mengacu pada keuntungan yang didapatkan karena anda menjual saham di harga yang lebih daripada harga beli anda. Sedangkan loss / rugi adalah kerugian yang didapatkan karena anda menjual saham di harga yang lebih rendah daripada harga beli. 

 

Pernahkah anda mendengar istilah floating profit dan floating loss saham? Apa perbedaan antara floating profit dan floating loss dengan profit dan loss? Di pos ini kita akan membahasnya. 

FLOATING PROFIT SAHAM 

Floating profit adalah profit dari saham yang belum anda realisasikan. Istilah lainnya adalah unrealized profit / unrealized gain (keuntungan yang belum direalisasikan). Jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia adalah "Keuntungan mengambang". 

Di software online trading pada bagian portofolio atau stock atau equity, anda bisa melihat rincian unrealized gain / loss dari saham-saham yang anda pegang. 

Katakanlah anda membeli saham TLKM di harga 3.000. Lalu saham TLKM anda naik sampai ke 3.500, sehingga keuntungan anda diatas kertas adalah Rp5 juta. Tapi anda BELUM MENJUAL SAHAM TLKM tersebut. 

Artinya, Rp5 juta ini bukanlah keuntungan anda yang sesungguhnya karena anda belum benar-benar menjual saham TLKM. Rp5 juta tersebut dinamakan dengan floating profit atau unrealized gain. 

Dengan kata lain, Rp5 juta ini nilainya bisa naik turun sesuai dengan fluktuatif harga saham TLKM di market. Kalau ternyata saham TLKM turun dibawah 3.000 (harga beli anda), floating profit Rp5 juta bisa berubah menjadi floating loss. 

Demikian juga kalau saham TLKM ternyata naik sampai diatas 3.500, maka floating profit anda akan bertambah banyak. Intinya, selama anda belum menjual saham, maka "statusnya" adalah floating atau belum direalisasikan. 

FLOATING LOSS SAHAM 

Floating loss adalah kerugian dari penurunan harga saham yang belum direalisasikan. Simpelnya, floating loss merupakan kebalikan dari floating profit. Istilah lain floating loss adalah unrealized loss. 

Sebagai contoh, anda beli saham LSIP di harga 1.300. Saham anda turun ke 1.250, sehingga kerugian anda diatas kertas katakanlah sebessar Rp300.000. Rp300 ribu ini bukanlah kerugian anda yang sebenarnya, karena anda belum menjual saham. 

Kalau saham LSIP ternyata naik sampai diatas 1.300, maka floating loss anda bisa berubah menjadi floating profit. Sebaliknya, kalau saham LSIP turun terus sampai dibawah 1.250, maka floating loss-nya akan semakin besar.

Jadi floating profit dan floating loss itu sifatnya masih diatas kertas dan belum direalisasikan. Nilai portofolio anda masih bisa berubah-ubah selama anda tidak menjual saham yang dipegang. Ketika anda menjual saham, maka statusnya akan berubah jadi gain atau loss. 

MINDSET FLOATING PROFIT

Jadi apabila saham di portofolio anda naik banyak dan profit diatas kertas yang anda miliki bertambah, jangan cepat senang, karena selama anda belum menjual saham yang anda pegang, floating profit bisa naik turun. 

Terkadang banyak trader yang terburu senang ketika melihat nilai portofolionya naik. Atau yang seringkali terjadi, banyak trader yang ketika melihat floating profit yang besar, trader berharap saham yang dibeli harganya bisa naik terus. 

Padahal tanpa disadari saham yang dibeli trader sudah naik tinggi dan berpotensi turun. Karena rasa berharap floating profitnya bisa tambah besar tanpa didasari analisa, banyak trader yang sebelumnya sudah dapat floating profit besar, akhirnya floating profit tersebut berubah jadi floating loss. 

Jika anda sudah mendapatkan floating profit, anda harus analisa saham yang anda beli, apakah saatnya anda segera realisasi profit, atau anda hold dulu sahamnya. Pelajari juga: Full Praktik Membaca Saham yang Akan Turun.

MINDSET FLOATING LOSS 

Mindset yang seringkali keliru tentang floating loss adalah: "Cut loss itu nggak usah diterapkan kalau lagi turun. Toh, floating loss masih kerugian diatas kertas. Kalau harga saham naik, floating loss kan bisa berubah lagi jadi floating profit dan saya bisa jual untung, daripada keburu melakukan cut loss".

Memang benar, selama anda belum menjual saham yang harganya turun, floating loss sewaktu-waktu bisa berubah jadi profit kalau saham yang anda pegang harganya naik lagi. 

Di satu sisi, kita juga nggak harus melalu melakukan cut loss ketika harga saham turun. Di pos tersebut: Trade Saham Anti Cut Loss dan Saham Turun, Pilih Cut Loss atau Hold? Kita sudah membahas tentang toleransi cut loss yang bisa diterapkan oleh trader.

Karena harga saham itu berfluktuatif. Jadi wajar saja kalau saham yang anda beli turun dulu beberapa poin setelah itu baru balik naik diatas harga beli anda. 

Akan tetapi perlu diingat, mindset: Floating loss itu nggak berbahaya karena masih diatas kertas sebaiknya anda hilangkan. Kalau saham yang anda beli adalah saham bagus, anda sudah beli di harga yang tepat, mungkin anda cuma perlu menunggu beberapa hari agar saham anda naik. 

Namun bagaimana kalau saham yang anda beli adalah saham-saham yang jelek? Saham-saham gorengan? Saham-saham yang tidak likuid? Saham-saham yang anda beli adalah saham2 yang sudah ada di harga puncak? 

Faktanya, banyak saham di market yang harganya turun terus dan tidak balik ke harga awal, terutama sering terjadi pada saham-saham gorengan atau saham2 yang pola-nya tidak beraturan dan jarang diperdagangkan. 

Anda bisa perhatikan cukup banyak saham yang harganya turun terus sampai ke gocap, atau saham yang dulu harganya mahal, tapi dalam beberapa tahun sahamnya turun dan nyaris tidak diperdagangkan. 

Kalau saham yang anda beli nggak balik ke harga awal karena sahamnya jelek, maka floating loss anda SECARA TIDAK LANGSUNG ibarat sudah berubah jadi kerugian. Modal anda "terpenjara" karena anda nggak bisa jual saham anda. 

Sebaliknya, jika anda lebih disiplin menetapkan cut loss pada saham2 yang pergerakannya jelek, maka anda bisa meminimalkan risiko floating loss berkepanjangan. 

Nah, kalau anda tidak ingin cut loss terus, anda bisa gunakan strategi-strategi trading untuk meminimalkan risiko cut loss. Pelajari pos-nya disini: Cara Meminimalkan Cut Loss Saham. 

Demikian juga dengan investasi jangka panjang. Banyak investor yang sahamnya turun terus dan terkena floating loss besar, namun investor menganggap floating loss bukan suatu masalah, karena selama sahamnya belum dijual, maka investor masih dianggap rugi. Saya pernah dapat pertanyaan dari investor yang sahamnya nyangkut: 

"Pak, saham punya saham A, udah nyangkut 3 tahunan, waktu itu saya beli soalnya di grup-grup saham lagi ramai. Selama saham masih belum saya jual, saya belum rugi kan pak?"

Saat menjawab pada investor tersebut: Saham yang turun dan tidak dijual memang masih floating loss sifatnya. Tapi floating loss ini bisa berisiko besar kalau saham yang dibeli adalah saham2 yang kurang bagus. 

Artinya, kalau anda investasi di saham yang fundamentalnya kurang baik, atau anda investasi saham tertentu cuma karena ikut-ikutan saham yang lagi naik banyak saat itu, maka anda juga perlu menyiapkan proteksi modal, supaya anda bisa meminimalkan floating loss dan kerugian yang besar.

Untuk meminimalkan kerugian dalam trading & investasi, dibutuhkan pengetahuan memilih saham yang benar. Anda bisa pelajari analisa-analisa saham full praktik untuk trading dan investasi disini: Ebook Full Praktik Trading Saham dan Ebook Investasi Saham Pemula - Expert.  

Itulah penjelasan tentang floating profit dan floating loss dalam dunia saham. Jadi kalau ada trader, broker anda, analis menggunakan istilah ini, anda nggak perlu bingung. 

Dan ingat juga bahwa floating loss dan floating profit dapat memberikan pengaruh pada mindset dan psikologis trader & investor. Semoga pos ini memberikan wawasan pada kita mengenai pentingnya pengetahuan analisa saham untuk meraih profit yang benar di market. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.