Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

PER Murah, Tapi Saham Tidak Likuid

Untuk memilih saham-saham yang harganya murah, selain melihat dari analisa teknikal, anda bisa melihat saham-saham murah dari segi valuasi harganya.


Tujuan menganalisa valuasi saham adalah untuk melihat saham-saham yang harganya murah secara fundamental. Dalam praktikknya, ada banyak analisa valuasi saham yang bisa digunakan. 

Namun kalau anda ingin menggunakan analisa valuasi saham sederhana, anda bisa menggunakan analisa Price Earning Ratio (PER). PER merupakan analisis valuasi saham yang paling simpel dan banyak digunakan oleh trader dan investor saham. 

Rumus PER adalah harga saham / EPS. Anda bisa baca juga mengenai analisa PER secara lengkap disini: Analisis Fundamental Saham: Price Earning Ratio (PER).

PER yang bagus adalah PER yang murah. Karena semakin murah PER artinya saham tersebut semakin terdiskon. Seperti konsep berdagang dalam ekonomi, orang akan cenderung mencari barang (saham) yang harganya sudah murah dan terdiskon, ketimbang membeli barang dengan harga mahal. 

Sehingga dalam analisis saham, ketika ada PER saham yang murah, saham tersebut punya potensi untuk dibeli. Ketika banyak permintaan beli, saham juga potensi naik. 

PER dikatakan murah bisa anda bandingkan dengan sektor industri sejenis. Jika rata-rata PER di sektor industri sejenis katakanlah sebesar 15 kali. Namun PER saham A sebesar 8 kali. Maka dapat dikatakan PER saham A masih relatif murah. 

Anda juga bisa membandingkan PER saham dengan PER IHSG. Misalnya PER IHSG sebesar 20 kali. Namun PER saham B sebesar 25 kali. Berarti PER saham B dapat dikatakan overvalued alias mahal. 

Menganalisa PER dengan perbandingan IHSG biasanya digunakan untuk analisa saham-saham blue chip (big caps), karena 

Tapi..... Praktiknya nggak sesimpel itu. 

Dalam menganalisa PER, saya sering menemukan saham-saham yang PER-nya memang sangat murah, namun harga sahamnya sangat tidak likuid. Sahamnya jarang ditradingkan (saham tidur), dan market capnya rendah (dibawah Rp4 triliun). 

Contohnya saya pernah mencoba melakukan analisa PER pada saham-saham di sektor industri dasar dan kimia, sub sektor pulp & kertas. Didapatkan PER setiap saham sebagai berikut: 
PER Saham Murah

Rata-rata PER di sub sektor ini adalah 15,6 kali. Ada dua saham yaitu KDSI dan SPMA yang PER-nya sudah undervalue, yaitu hanya sebesar 5,18 kali (KDSI) dan 5,05 kali (SPMA). 

Tapi sayangnya saham KDSI dan SPMA adalah saham gorengan, dan jarang ditradingkan serta market capnya dibawah 1 triliun. Anda bisa perhatikan grafik kedua saham berikut: 

Saham KDSI

Saham SPMA

Anda bisa perhatikan pola chart KDSI dan SPMA yang tidak beraturan, dan seringkali candlesticknya hanya membentuk seperti garis. Ini artinya, saham tersebut volume transaksinya sangat kecil dan jarang diperdagangkan.

Apakah dalam jangka waktu 1-2 bulan saham-saham yang tidak likuid ini akan naik tinggi karena PER-nya sudah murah? 

Jujur saja, saya nggak yakin. Karena saya sering menemukan saham yang meskipun PER-nya sangat murah, tetapi jika sahamnya tidak likuid dan jarang ditradingkan, seringkali harga sahamnya di level itu-itu saja.

Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa saham yang PER-nya murah, belum tentu layak dibeli atau disimpan untuk jangka waktu tertentu. 

Karena banyak saham PER murah tetapi analisa teknikalnya kurang likuid, maka buat anda yang ingin beli saham dengan PER murah ada baiknya anda melakukan screening dan analisis lebih lanjut sebelum membeli saham. Kalau anda menemukan saham dengan PER murah, tetapi: 

1. Sahamnya sangat tidak likuid
2. Fundamentalnya kurang menarik 

Ada baiknya anda hindari dulu sahamnya. Karena saham dengan PER murah yang punya potensi naik biasanya adalah saham2 yang memang kinerjanya bagus dan sahamnya juga banyak ditradingkan. 

Ketika saham tersebut sudah murah secara valuasi, pasti akan banyak diincar. Ibaratnya, ada barang bagus dengan harga diskon. 

Tapi kalau ada saham PER murah dan fundamental serta teknikalnya kurang menarik, hal ini ibarat ada barang murah namun kualitasnya kurang bagus. Tentu orang akan mencari barang murah dengan kualitas baik untuk dibeli. 

Kurang lebih seperti itu analoginya. Anda mungkin akan banyak menemukan trader-trader yang memberikan masukan untuk beli saham-saham tertentu yang PERnya sangat murah, undervalue dan terlihat menarik. 

Namun sekali lagi, anda sebaiknya memilih saham PER murah yang didukung dengan teknikal yang bagus (sudah terdiskon dan banyak ditradingkan), serta saham dengan fundamental baik.  

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.