Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Saham Stock Split untuk Trading

Saham-saham setelah stock split seringkali mengalami perubahan pola pergerakan, baik dari segi likuiditas, tren maupun fluktuatifnya. Ada saham yang setelah stock split jadi lebih likuid dan atraktif. 

  

Sebaliknya, saya juga sering menemukan saham yang setelah stock split harganya malah turun terus. Biasanya saham2 yang fundamentalnya kurang bagus, sahamnya banyak digoreng bandar, ketika stock split harganya akan sulit naik seperti sebelumnya. 

Contohnya anda bisa perhatikan saham-saham seperti ANDI, TMAS, PTSN. Saham2 tersebut pernah melakukan stock split, namun pasca stock split harganya turun terus. Baca juga: Saham ANDI: Saham ANDI Turun Terus?

Hal ini membuktikan bahwa tidak semua saham setelah stock split layak untuk dibeli. Mayoritas saham yang pergerakannya menjadi atraktif setelah stock split biasanya terjadi pada saham2 blue chip. 

Sebagai contoh, saham BBRI BMRI UNVR TLKM yang pernah melakukan stock split, harga sahamnya terbukti menjadi jauh lebih atraktif. 

Tapi bagaimana dengan saham-saham non blue chip? Apakah saham2 non blue chip harganya jadi lebih bagus setelah stock split? Saham2 non blue chip apa saja yang pergerakan harganya jadi lebih menarik pasca stock split? 

Disini saya ingin memaparkan berdasarkan pengalaman trading pribadi. Berdasarkan praktik trading yang saya jalankan, di market ada dua saham yang non-blue chip yang cukup menarik untuk trading pasca stock split. Apa saja itu? 

1. Saham CLEO 


CLEO sejak awal IPO harganya naik terus. Namun karena valuasi dan teknikal yang cukup tinggi, sahamnya mulai sideways. Nah setelah stock split, kita bisa lihat pola sahamnya yang lebih berpola dan terlihat fluktuatif candlestick pada chart.

CLEO juga merupakan perusahaan yang produknya dibutuhkan masyarakat banyak (air minum). Sehingga saham CLEO juga cukup tahan banting. Walaupun fluktuatifnya tidak terlalu tinggi, namun CLEO adalah saham yang cukup stabil dan bisa anda manfaatkan range support resistennya buat trading jangka pendek. 

2. Saham SIDO 


Sebelum stock split, bid offer saham SIDO hanya puluhan-ratusan dalam satu antrian harga. Namun setelah stock split, SIDO jauh lebih banyak ditradingkan. Hal ini bisa kita lihat dari bid offer SIDO jauh lebih besar, di mana 1 antrian harga terdiri dari ribuan sampai lebih dari 10.000 lot: 


Harga saham SIDO juga lebih berpola dibandingkan sebelumnya yang cenderung sideways karena kurang peminat market. 

Sama seperti CLEO, produk SIDO, salah satunya yang terkenal yaitu Jamu Sido Muncul merupakan consumer goods yang dibutuhkan masyarakat luas. Baca juga: Analisis Teknikal Saham SIDO Muncul. 

Dengan pola saham yang lebih atraktif ini, anda bisa manfaatkan untuk trading. Saham2 yang lebih volatil dan ramai, cenderung lebih mudah dianalisa secara teknikal. 

Itulah dua saham non-blue chip versi saya pribadi yang sahamnya bagus untuk ditradingkan setelah perusahaan melakukan stock split. Yap, di market tidak semua saham stock split harganya menjadi lebih atraktif. 

Namun kedua saham ini menunjukkan perubahan pola yang lebih baik setelah stock split. Kalau anda sedang mencari referensi saham-saham stock split yang bagus untuk ditradingkan, kedua saham ini bisa anda pertimbangkan. 

Tentunya, anda juga harus cross cek analisa teknikal masing-masing saham sebelum mentradingkan sahamnya.

Catatan: Apa yang saya sharing di pos ini mengacu pada pengalaman pribadi dalam menjalankan trading. Jika anda ingin menerapkan cara yang sama, silahkan. Setiap trader bisa memiliki pandangan yang berbeda terhadap suatu saham.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.