Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Studi Kasus: Saham Turun karena Laba Turun

Kalau laba bersih turun, lalu berdampak pada harga sahamnya, kapan kira-kira saham tersebut bisa balik naik lagi? Apakah saham bisa naik lagi kalau laba bersihnya turun? 

Pertanyaan diatas cukup sering menjadi bahan perbincangan trader. Saya pribadi beberapa kali juga mendapatkan pertanyaa seperti diatas. Terus, apa jawabannya? 

Tentu saja suatu saham bisa naik alias technical rebound. Tetapi anda harus memperhatikan dua hal penting ini: Pola & likuiditas saham tersebut, serta seberapa bagus kinerja fundamentalnya. 

Hal ini karena kinerja dan likuiditas suatu saham akan sangat menentukan pergerakan saham dalam jangka pendek juga.

Kalau saham tersebut memang sebelumnya punya likuiditas dan fundamental yang sangat baik, maka ketika saham tersebut turun banyak karena ada berita laba turun, justru hal tersebut merupakan peluang anda untuk membeli saham di harga murah.

***Catatan: Laba turun yang kita bahas di pos ini, bukan rugi bersih. Perusahaan masih mencetak laba bersih, hanya saja laba bersihnya turun dibandingkan kuartal / periode sebelumnya.   

Sekarang kita ambil studi kasus saham PTPP dan WSKT yang harga sahamnya pernah turun drastis selama beberapa hari, karena kedua emiten ini mencetak penurunan laba (padahal saham2 lain di sektor konstruksi saat itu pergerakan harganya stabil). Beritanya seperti dibawah ini: 

Laba turun
Pada saat saya mengamati WSKT dan PTPP yang terus turun, saya belum melihat berita bahwa laba kedua emiten ini turun. Setelah turun beberapa persen, barulah saya menemukan berita tersebut. 

Namun karena saham PTPP dan WSKT ini likuid, dan termasuk saham yang mudah rebound setelah harganya turun, serta kedua emiten ini sebenarnya juga punya kinerja fundamental yang bagus, maka setelah saham turun drastis mencapai support2-nya, WSKT dan PTPP bisa rebound dengan cepat. 

Untuk lebih jelasnya perhatikan grafik PTPP dan WSKT:


Perhatikan yang saya beri tanda panah turun. Itu merupakan periode turunnya PTPP pasca berita penurunan laba bersih. Namun setelah PTPP turun mencari titik support, dan mulai stagnan, PTPP bisa rebound dari harga 1.800-an ke 2.000. Saya pribadi juga sempat membeli saham PTPP: 


Walaupun harga rata-ratanya agak tinggi di 1.905 (karena PTPP sempat berada dibawah itu), tapi tidak lama kemudian PTPP berhasil naik ke resisten 2.000. 

Jadi momen turunnya saham karena penurunan laba, bisa anda manfaatkan untuk mendapatkan profit dengan memanfaatkan technical rebound.  

"Tapi Pak Heze, sampai kapan saham akan turun? Biasanya kalau saham turun, besok masih bisa turun lagi" Tanya anda.

Biasanya ketika hari pertama saham turun drastis, keesokan hari saham masih potensi turun lagi. Maka dari itu, anda bisa mulai beli saham bertahap di hari ketiga, atau anda bisa menunggu saham mulai bergerak stagnan di harga bawah. 

Pelajari juga cara menemukan saham murah untuk trading dan buy on weakness disini: Full Praktik Menemukan Saham Diskon. Anda bisa terapkan praktik2 untuk memilih saham yang murah secara analisis teknikal.

Demikian juga dengan saham WSKT berikut:  

Saham turun
Perhatikan tanda persegi. Periode tersebut adalah masa2 di mana WSKT mengalami koreksi drastis karena labanya turun. Namun setelah itu, WSKT bisa technical rebound dari harga 1.750 ke 1.870. 

Sebagai trader jangka pendek, momentum technical rebound saat saham diskon inilah yang bisa memberikan profit yang bagus. 

Jadi saat anda menemukan saham yang turun drastis karena labanya sedang turun di periode itu, jangan menghindarinya. Justru anda harus pantau karena saham2 tersebut sudah mulai masuk ke dalam kriteria SAHAM MURAH / DISKON. 

Namun seperti yang saya tuliskan tadi, untuk membeli saham2 yang lagi turun karena laba turun, anda harus perhatikan likuiditas dan pola saham, serta kinerja fundamentalnya. Jangan langsung membeli saham yang sedang turun. 

Mengapa saya berani membeli PTPP saat labanya turun? Karena saya sering mengamati PTPP ini, di mana sebelum2nya PTPP harganya cukup likuid dan mudah rebound, serta fundamentalnya yang cukup bagus di sub sektor konstruksi. 

Maka, saya yakin untuk membeli sahamnya. Nah, kalau suatu saat anda menemukan kasus serupa: Saham turun banyak karena laba perusahaan turun, anda boleh mulai wathclist sahamnya, dengan catatan itu tadi: Saham likuid dan fundamental bagus. 

Jika anda tidak pernah mengamati sahamnya sebelumnya, dan anda tidak yakin apakah saham ini bakalan naik banyak setelah turun, lebih baik anda tidak mengambil risiko. Apalagi kalau pergerakan sahamnya tidak likuid, maka carilah saham lain  yang lebih baik. 

Karena banyak juga saya temukan saham2 yang setelah laba dan sahamnya ikut turun, harganya nggak balik dan reboundnya sangat lama, di mana saham2 tersebut adalah saham2 yang pada dasarnya kurang likuid atau fundamentalnya biasa2 saja. 

Biasanya kalau ada perusahaan bagus yang labanya sedang turun (misalnya saham2 blue chip), sahamnya hampir pasti akan ikut turun drastis, tapi nggak lama kemudian akan rebound, karena biar bagaimanapun laba turun bukanlah akhir dari operasi perusahaan. 

Contohnya seperti saham TLKM yang pernah mengalami penurunan laba, dan harga sahamnya anjlok dari 3.900 ke 3.300-an, tapi beberapa hari kemudian sahamnya naik lebih cepat dan kembali ke 4.000-an.  

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.