Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Analisis Pergerakan Saham untuk Trading

Pergerakan saham yang anda amati setiap jam trading melalui software saham online, akan selalu mengalami fluktuatif. Market tidak akan bergerak dalam kondisi yang sama setiap saat. 

Inilah yang dinamakan sebagai pergerakan saham. Memahami pergerakan saham itu sangat penting, terutama buat trader jangka pendek, karena dari pergerakan fluktuatif saham itulah anda bisa meraih profit. 

Di pos ini, kita akan coba bahas beberapa poin penting tentang pergerakan harga saham. Melalui pos ini, kita juga akan belajar bagaimana memahami pergerakan market, bahwa di pasar saham itu ada banyak jenis pergerakan saham dan masing-masing tren saham bisa anda manfaatkan untuk trading. 

1. Harga saham turun (koreksi normal)

Tidak selamanya harga saham naik. Saat mayoritas saham sudah naik, cepat atau lama harganya pasti akan turun lagi. Karena trader akan ambil untung (take profit) pada saham yang sudah naik. 

Sehingga berdasarkan hukum permintaan dan penawaran market, ketika banyak yang jual saham, harga saham akan cenderung turun. Inilah yang dinamakan dengan KOREKSI harga saham. Hal ini pasti akan anda alami. 

Strategi trading: Saat saham-saham koreksi, anda punya kesempatan untuk membeli saham di harga yang murah dan diskon secara teknikal. Kemudian, anda bisa menjual saham di harga yang lebih tinggi ketika harganya sudah naik.  

Ketahui bahwa saat IHSG lagi koreksi, tidak semua saham harganya turun dan murah. Kalau anda ingin trading, maka anda harus mencari saham-saham yang sudah benar-benar diskon secara teknikal dan punya potensi untuk naik dalam jangka pendek. 

Cara-cara menemukan saham diskon dan murah secara teknikal, sehingga anda bisa meraih profit dari saham2 yang harganya sudah turun, bisa anda pelajari strategi2 tradingnya disini: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah. 

2. Harga saham turun drastis karena sentimen / berita negatif 

Harga saham tertentu bisa turun lebih drastis daripada sekedar koreksi normal. Hal ini biasanya terjadi ketika perusahaan atau sektor perusahaan tersebut sedang ada sentimen negatif, yang membuat trader dan investor panic selling. 

Misalnya pernah terjadi pada saham Telkom ketika mengumumkan penurunan laba bersih. Harga sahamnya pun turun drastis. Untuk saham-saham yang turun karena sentimen negatif, sebenarnya bisa anda manfaatkan untuk buy on weakness juga. 

Tapi tergantung dari sentimen negatif apa yang membuat saham tersebut turun, dan juga tergantung dari kualitas fundamental dan teknikal saham tersebut. 

Kalau saham tersebut memang secara fundamental dan teknikal bagus, dan sahamnya jatuh hanya karena laba sedang turun, ada perubahan aturan free float saham, maka anda bisa membeli sahamnya ketika harganya anjlok. 

Namun jika perusahaan terkena kasus, risiko pailit, rugi bersih ditambah perusahaannya secara fundamental memang kurang menarik, ada baiknya anda pertimbangkan lagi jika ingin trading di saham tersebut.

Anda juga harus memahami analisa fundamental untuk menganalisa perusahaan2 yang harga sahamnya turun karena panic selling sesaat, dan saham2 yang turun karena memang masalah fundamental yang serius. Pelajari juga analisa2 fundamental disini: Ebook Analisis Fundamental Saham Pemula - Expert.   

3. Harga saham turun karena resesi / crash market 

Dalam kasus yang lebih ekstrem, harga saham bisa turun lebih drastis karena crash market akibta resesi atau krisis ekonomi. Hal ini pernah terjadi di tahun 1998, 2008 dan 2020 (saat wabah virus Corona). 

Saat crash market ataupun saat saham-saham sedang turun drastis karena banyak sentimen negatif, menyimpan saham untuk seminggu lebih kurang cocok untuk diterapkan. Memang di saat market jatuh, tetap ada technical rebound. 

Justru ketika market lagi turun banyak, biasanya terjadi fluktuatif harga saham yang cukup tinggi. Namun karena market masih belum bagus, biasanya banyak saham yang harganya hanya naik satu dua hari, lalu harganya turun lagi. 

Dalam kondisi market yang masih bearish, anda bisa terapkan strategi trading harian alias trading cepat, yaitu memanfaatkan saham-saham yang harganya mudah naik dalam satu-dua hari untuk meraup profit. 

Strategi meraih profit dari trading harian bisa anda pelajari full praktiknya disini: Ebook Intraday & One Day Trading Saham. 

4. Harga saham sideways (trennya tidak naik ataupun turun)

Ada saat-saat juga di mana harga saham mengalami sideways. Harga saham tidak naik maupun turun. Dalam kondisi sideways puns, anda bisa memanfaatkannya untuk meraih profit. 

Strategi trading: Pilihlah saham-saham yang punya tren sideways bagus. Karena ada saham sideways yang fluktuatifnya cepat. Ada saham sideways yang fluktuatifnya sangat lambat, sehingga anda akan sulit menentukan range support resisten untuk trading. 

Untuk strategi memilih saham sideways, anda bisa pelajari praktik2nya disini: Full Praktik Strategi Trading di Saham Sideways.  

Saham sideways justru bagus untuk trader jangka pendek. Karena ketika tren saham sedang sideways, polanya lebih mudah dihafalkan, sehingga anda bisa memperoleh support resisten berulang. 

5. Harga saham naik (technical rebound) 

Harga saham mulai naik dari tren turun alias technical rebound. Seperti yang kita bahas di poin 1, setelah saham naik, saham akan koreksi. Demikian sebaliknya. 

Ketika banyak saham yang mulai rebound, strategi tradingnya: Anda bisa prioritaskan trading di saham-saham yang teknikalnya bagus dan harganya sudah murah. Pelajari: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah. 

Untuk kasus technical rebound, umumnya hanya terjadi jangka pendek sebagai bagian dari fluktuatif harga saham. Maka reboundnya saham-saham ini bagus dimanfaatkan untuk trading jangka pendek, yaitu trading harian hingga swing trading (mingguan).  

Strategi swing trading bisa anda pelajari disini: Panduan Simpel & Efektif Menemukan Saham Bagus. 

6. Harga saham naik (breakout) 

Jika market mulai bullish, banyak saham yang berhasil breakout alias melanjutkan kenaikan menjebol harga resistennya. Ketika saham mulai menjebol resisten yang sebelumnya sulit dicapai, maka itu adalah pertanda harga saham akan melanjutkan kenaikannya. 

Dalam kondisi market mulai bullish, anda bisa pertimbangkan untuk mencari saham2 yang sudah breakout dari resisten pentingnya. Pelajari juga: Strategi Trading Saham: Buy on Breakout 

7. Harga saham naik (rally)  

Dalam kondisi market yang strong bullish, banyak sentimen positif, pasar saham lagi bagus-bagusnya, maka saham-saham biasanya akan rally alias trennya naik terus. 

Hal ini biasanya terjadi setelah crash market selesai atau ketika ekonomi sedang bagus di satu sisi valuasi saham masih murah. 

Dalam kondisi ini, ada baiknya anda menyimpan saham-saham lebih lama dengan strategi swing atau positioning trading (diatas 1 bulan). Kalau market rally, menyimpan saham untuk jangka waktu terlalu cepat kurang efektif, karena harga saham masih ada potensi melanjutkan kenaikannya. 

Itulah beberapa analisis pergerakan saham untuk trading. 7 tren pergerakan saham ini adalah tren saham yang paling sering terjadi di market dan biasanya membentuk suatu siklus pola pergerakan market. 

Jadi kalau market awalnya stabil, tiba-tiba turun banyak, atau sideways. Anda tidak perlu panik. Karena di setiap kondisi market, tetap ada peluang-peluang yang bisa anda ambil untuk meraih profit. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.