Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Trading Simple Tanpa Indikator

Bisakah saya trading saham tanpa indikator? Terkadang indikator malah membuat saya jadi bingung, karena jumlah indikator saham itu sangat banyak. 



Beberapa trader saham seringkali berpikir untuk trading tanpa menggunakan indikator, karena jumlah indikator itu ada banyak, dan belum tentu indikator tersebut cocok untuk trader. 

Kalau trader terus melakukan trial dan error pada suatu indikator, pasti banyak waktu yang terbuang. Selain itu, indikator terkadang memberikan false signal. Misalnya, indikator memberikan sinyal jual. Ternyata harga sahamnya besok malah lanjut naik. 

Mungkinkah anda profit dari trading saham tanpa menggunakan indikator leading maupun indikator lagging? Bagaimaan cara trading simple tanpa indikator? Di pos ini, kita akan membahasnya. 

Anda bisa saja menerapkan trading dan analisa yang simpel tanpa menggunakan indikator. Caranya, anda harus menggunakan kombinasi analisis teknikal klasik. Beberapa analisa ini dapat memberikan anda petunjuk buy sell yang bagus untuk diterapkan di market: 

1. Analisa support resisten 

Analisa utama yang harus anda lakukan adalah menentukan dan melakukan analisis SUPPORT & RESISTEN saham tersebut. Bahkan walaupun anda menggunakan indikator, menentukan support resisten manual ini juga sangat diperlukan.

Anda bisa pelajari variasi-variasi simpel menentukan titik-titik support dan resisten yang bagus untuk trading disini: Menemukan Saham Naik dengan Variasi Support Resisten dan Buku Saham Full Praktik Trading. 

Sekarang perhatikan chart berikut ini:  


Trading simple tanpa indikator
Kalau anda tidak pakai indikator, anda bisa menggunakan garis horizontal manual untuk menentukan titik support dan resisten saham tersebut. Anda bisa tentukan titik support dan resisten yang paling dekat. 

Pada chart diatas, support paling dekat pertama ada di tanda lingkaran ketiga, yaitu 1.590-1.600. Lalu support terdekat kedua di level 1.570. Support ketiga pada tanda lingkaran pertama di level 1.550. Lalu resisten tedekat (tanda persegi) di level 1.660-1.680. 

Jika saham ACES saat jam market, mulai turun, maka perhatikan support 1.590-1.600. Apabila ACES masih turun, maka sebaiknya anda tidak membeli dulu sahamnya, karena ACES berpotensi turun lagi ke support kedua. 

Namun jika ACES mulai rebound, IHSG juga lagi bagus, area support terakhirnya di 1.590-1.600 bisa anda pertimbangkan sebagai level entry buy. Sedangkan resisten dapat digunakan sebagai level untuk take profit. 

2. Chart pattern 

Chart pattern seperti double bottom, triple top, cup and handle merupakan sinyal-sinyal untuk trading yang cukup akurat untuk melihat apakah saham berpotensi rebound atau koreksi. 

Chart pattern juga bisa digunakan sebagai titik support dan resisten krusial, sehingga titik2 support maupun resisten yang terbentuk di chart pattern, dapat anda gunakan untuk mengambil keputusan beli atau wait and see terlebih dahulu. 

Membaca dan melihat chart pattern tidak membutuhkan indikator khusus. Semua sudah terlihat pada grafik dan pola2 yang terbentuk di saham tertentu. Pelajari praktik2 chart pattern untuk trading disini: Belajar Chart Pattern & Praktik Trading.   

3. Pahami historis harga saham jangka pendek 

Sebagai trader, anda bisa mencoba untuk melihat fluktuatif support resisten yang paling sering tersentuh selama jam trading. Anda bisa melihat melalui chart, ataupun melalui pergerakan bid-offer saham tersebut. 

Sebagai contoh, saham TLKM seringkali bergerak naik turun di kisaran 2.900 sampai 3.000 selama jam trading. Maka anda bisa mengincar support di kisaran 2.900-2.930 untuk entry buy, dan resisten 2.980-3.000 untuk trading jangka pendek. 

Strategi trading ini bagus jika diterapkan pada saham2 yang polanya sedang relatif sideways. Anda bisa pelajari strategi2 trading pada saham sideways disini: Full Praktik Strategi di Saham Sideways. 

Melihat pergerakan harga saham ini tidak perlu menggunakan indikator tertentu. Anda bisa melihat kecenderungan volatilitas harganya saat di market melalui bid offer ketika jam trading. 

4. Kombinasi pola candlestick 

Pola-pola candlestick seperti hammer, hanging man, doji, bullish pregnant, three white soldiers dapat dikombinasikan dengan analisa2 support resisten dan analisa chart pattern untuk memperkuat keputusan trading anda. 

Karena ada pola2 candlestick yang dapat mengindikasikan pola rebound, dan pola2 candle yang memberikan sinyal bahwa harga saham akan mengalami koreksi. Pelajari analisa2 candlestick disini: Belajar Candlestick Saham: Profit dari Candlestick. 

5. Analisa market (IHSG) 

Jangan lupa untuk analisa market. Dengan melihat kondisi market, anda bisa lebih mantap untuk memurtuskan apakah anda akan membeli saham, atau wait and see dulu. Kondisi market yang lagi turun banyak, membuat anda harus lebih banyak wait and see atau beli saham bertahap. 

Demikian juga, ketika sinyal2 saham sudah bagus, dan kondisi market mendukung, maka anda bisa memutuskan untuk membeli saham lebih banyak. 

Itulah cara-cara simple yang bisa anda terapkan jika anda ingin mencoba trading tanpa indikator. Cara-cara ini saya katakan simple karena anda hanya mengamati grafik saham tersebut, baik dari support resisten maupun pattern2 yang terjadi pada chartnya. 

Anda tidak harus mempertimbangkan terlalu banyak analisa teknikal yang dipakai, karena hal ini akan menyulitkan anda sendiri. 

WAJIBKAH MENGGUNAKAN INDIKATOR? 

Indikator lagging maupun leading seperti sifatnya "hanya" sebagai alat bantu trading, untuk mendukung keputusan anda. Apapun analisa saham yang anda lakukan, analisa teknikal klasik seperti yang kita bahas diatas sebenarnya adalah analisa utama yang anda harus pahami. 

Tetapi indikator saham sebenarnya cukup membantu anda dalam menentukan titik2 support resisten juga. Misalnya indikator MA, Bollinger Bands yang bisa digunakan untuk itu. 

Kalau indikator2 tersebut, anda kombinasikan dengan analisa teknikal klasik, maka hasilnya akan lebih bagus. Anda akan lebih mantap mengambil keputusan trading. 

Tapi sekali lagi, anda butuh indikator atau tidak, itu hanya anda yang paham. Semakin mahir anda trading, anda pasti bisa menjawab sendiri pertanyaan itu. 

Namun buat trader pemula - intermediate, saran saya gunakan dulu alat bantu indikator. Kebanyakan trader pemula dan intermediate masih membutuhkan indikator2 untuk memantapkan keputusan tradingnya. 

Dan untuk anda yang baru belajar saham, usahakan untuk mendalami analisa-analisa indikator. Karena indikator manfaatnya juga banyak. 

Saya pribadi sampai saat ini masih tetap menggunakan indikator untuk trading. Walaupun indikator2 tersebut bukanlah alat utama. 

Saran saya, jika anda ingin menggunakan indikator supaya nggak ribet, gunakan indikator sewajarnya. Pilihlah satu indikator leading. Satu indikator lagging. Serta masukkan indikator volume. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.