Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Modal untuk Investasi: Saham, Obligasi, Deposito

El Heze
Jika anda ingin investasi, anda punya banyak pilihan instrumen investasi yang bisa anda prioritaskan. Saya sering mendapat pertanyaan dari rekan-rekan yang ingin memulai investasi: 



Sebaiknya saya mulai investasi di instrumen apa? Apa sebaiknya investasi saham? Atau investasi di obligasi atau deposito saja?

Berdasarkan pengalaman pribadi menjalankan investasi, investasi yang baik adalah investasi yang menerapkan DIVERSIFIKASI. Artinya, anda memiliki lebih dari satu instrumen investasi. 

Dalam investasi, sebaiknya anda memiliki minimal satu instrumen investasi yang risikonya RENDAH, karena investasi yang risikonya rendah juga dapat memberikan kenyamanan psiklogis untuk anda. 

Jika saya jabarkan ke dalam tingkat risikonya, maka ada beberapa investasi dengan level risikonya masing-masing: 

1. Risiko rendah 
2. Risiko sedang (moderat)
3. Risiko tinggi (high risk) 
Modal untuk investasi
Diatas adalah instrumen2 investasi yang paling populer. Dan saya membagi instrumen tersebut ke dalam tingkat risikonya. Investasi2 yang risikonya rendah adalah deposito, obligasi negara (ORI), reksadana pasar uang dan reksadana campuran. 

Sednakgan yang risikonya rendah cenderung ke moderat (menengah) adalah reksadana saham, karena di dalam reksadana saham, ada komposisi saham dan beberapa instrumen pasar uang. 

Sedangkan yang risikonya moderat cenderung ke tinggi adalah saham. Saham saya katakan risikonya moderat karena banyak saham bagus yang sebenarnya bagus untuk investasi jangka panjang, di mana saham2 yang kinerjanya bagus risikonya relatif lebih rendah. 

Anda bisa pelajari cara-cara memilih saham yang bagus buat investasi jangka panjang disini: Ebook Analisis Fundamental Saham Pemula - Expert. 

Di satu sisi, ada juga saham2 yang hanya booming di saat-saat tertentu saja. Di saham juga ada fluktuatif harga. Oleh karena itu, saham bisa dikatakan sebagai investasi yang risikonya cenderung moderat-tinggi dibandingkan deposito atau ORI.  

Sedangkan forex risikonya sangat tinggi karena volatilitas harganya, dan forex adalah perdagangan mata uang, jadi pergerakan naik turunnya sangat cepat. Oleh karena itu, disebut sebagai instrumen yang high return namun juga high risk. 

DIVERSIFIKASI MODAL UNTUK INVESTASI  

Seprti yang kita bahas di awal tadi, saya menyarankan pada anda untuk diversifikasi modal investasi. Setidaknya anda memiliki instrumen investasi yang risikonya rendah seperti deposito, ORI atau reksadana pasar uang. 

"Tapi Bung Heze, modal saya sekarang masih sedikit. Kan belum memungkinkan untuk diversifikasi modal?" Kata anda. 

Kalau modal anda sekarang masih sedikit, anda bisa coba investasi pada satu instrumen terlebih dahulu. Saran saya, pilihlah instrumen investasi yang paling cocok atau yang paling anda ingin tekuni saat ini. 

Anda tidak perlu memaksakan investasi yang high risk (forex). Atau sebaliknya, memaksakan untuk investasi di instrumen yang low risk. Pilihlah yang paling ingin anda fokus sekarang. 

Katakanlah anda ingin investasi saham, maka perdalam ilmu analisa fundamental untuk memilih saham yang bagus buat jangka panjang. Anda bisa fokus di satu instrumen saham terlebih dahulu. 

Nah, kalau anda sudah ada modal lebih, anda bisa pertimbangkan untuk diversifikasi modal investasi ke beberapa instrumen. 

Saran saya, kalau anda sudah memilih instrumen investasi yang risikonya menengah atau tinggi seperti saham atau forex, anda bisa pertimbangkan untuk diversifikasi ke investasi yang risikonya lebih rendah. 

Misalnya anda bisa pertimbangkan untuk investasi ke ORI atau deposito atau reksadana pasar uang. Jadi anda punya dua instrumen investasi.

Dengan memiliki lebih dari satu instrumen investasi, di mana salah satunya risiko investasi rendah, maka hal ini juga dapat membuat psikologis anda lebih nyaman karena instrumen investasi yang risikonya rendah, sifatnya lebih passive income

Tapi saran saya, walaupun anda mencoba investasi yang risikonya rendah, anda tetap harus mempelajarinya sebelum anda menerapkannya. Sebagai contoh, bagus tidaknya investasi deposito juga tergantung dari bank penyedia deposito tersebut.

Jadi pilihlah bank yang bonafid yang aset, ekuitasnya besar, pertumbuhan labanya baik, track record jelas, dan imbal hasil rasional. Beberapa contoh bank bonafid misalnya BBCA, BBRI, BMRI, BBNI. 

Hindari deposito pada bank-bank yang kurang ternama, apalagi jika memberikan imbal hasil deposito yang terlalu besar (tidak rasional). Demikian juga dengan reksadana. Pilihlah manajer investasi yang track record-nya baik.   

Catatan: Apa yang saya tuliskan di pos ini, adalah anjuran untuk anda dan sudah saya praktikkan sendiri dalam investasi. Tentu saja ulasan ini bukan merupakan suatu keharusan / kewajiban, karena setiap anda memiliki profil risiko dan investasi yang berbeda-beda. 

Setiap keputusan investasi tentu harus anda pertimbangkan dengan matang, dan sesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. SALAM PROFIT. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.