Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

IHSG Sideways, Beli Saham Apa?

El Heze
Ketika IHSG lagi turun drastis, anda memiliki banyak variasi saham bagus yang bisa anda beli di harga murah alias diskon. Pelajari juga: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah. 


Demikian juga kalau IHSG naik banyak, anda lebih mudah memilih saham2 yang harganya sudah mulai breakout. Ada banyak saham yang tren harganya naik sehingga anda bisa lebih mudah menerapkan strategi swing trading. 

Tapi bagaimana kalau anda menghadapi kondisi IHSG yang sideways. Kondisi IHSG sideways yang seringkali kita temukan biasanya seperti ini: IHSG naiknya nanggung banget, cuma naik turun 0,01% sampai 0,2%. Turunnya juga nanggung sekali cuma turun 0,05% lalu balik naik, terus turun lagi 0,1%. 

Volume transaksi tidak setinggi hari-hari biasanya, sehingga anda sulit menemukan saham-saham yang fluktuatifnya cepat untuk ditradingkan. Banyak saham yang sideways, hanya naik-turun sekitar 1-2 fraksi harga. Saham-saham andalan anda masih banyak yang belum bergerak. 

Dalam kondisi seperti ini, justru para trader saham seringkali dihadapkan pada rasa bingung: Enaknya saya beli saham apa? Kalau IHSG-nya "nggak gerak", gimana strategi tradingnya?" 

Walaupun tidak setiap saat IHSG sideways, tapi ada kalanya kita juga menghadapi kondisi seperti ini, dan memang IHSG yang benar-benar sideways apalagi sampai lebih dari 2 hari dengan volume transaksi yang cenderung sepi, hal ini cukup mengacaukan psikologis trader. 

Oleh karena itu, ketika IHSG sideways dan anda ingin trading, ada baiknya anda pertimbangkan hal-hal berikut:  

1. Cari saham-saham yang tidak mengikut pergerakan indeks (HIGH RISK) 

Walaupun IHSG sideways, pasti tetap ada saham-saham yang bergerak naik drastis. Biasanya saham2 yang tetap memiliki fluktuatif tinggi ketika IHSG sideways adalah saham2 yang tidak mengikuti pergerakan indeks. Dalam hal ini adalah saham2 gorengan / saham lapis tiga. Anda bisa menerapkan strategi SCALPING TRADING. 

Banyak saham lapis tiga yang harganya tetap mampu naik puluhan persen walaupun IHSG sedang bergerak mendatar dengan volume transaksi yang lebih sepi. Pelajari juga cara-cara memilih saham untuk scalping trading disini: Cara Trading Cepat 15 Menit - Scalping Trading.  

Tetapi cara ini risikonya juga cukup tinggi, meskipun potensi return-nya besar. Oleh karena itu, jika anda ingin mengincar saham2 yang pergerakannya berbanding terbalik dengan IHSG, anda harus tetap menggunakan modal kecil dan disiplin menetapkan target take profit. 

2. Wait and see, tidak perlu trading 

Ini adalah strategi trading yang menurut saya paling relevan jika IHSG sedang sideways. Kalau banyak saham yang fluktuatifnya sangat sempit, anda bingung membeli saham apa untuk trading. 

Ada baiknya anda tidak memaksakan untuk trading. Anda bisa WAIT AND SEE. Tetap perhatikan kondisi market dan analisa teknikal saham2 pilihan anda. Wait and see sampai kondisi market sudah 'menemukan tren yang baru'. 

Kalau market masih sideways dan anda bingung mau beli saham apa, keputusan wait anda see merupakan keputusan terbaik. Karena dalam keadaan bingung, anda sangat rentan untuk salah mengambil keputusan trading. 

Kalau anda wait and see, anda mengamati, menganalisa... Anda bisa berpikir lebih jernih dalam mengambil keputusan trading. Lagian, trading saham nggak harus dilakukan setiap saat. Jika anda beranggapan kondisi market masih belum terlalu mendukung untuk beli saham, tidak ada salahnya anda memutuskan untuk tidak beli saham dulu. 

3. Tetap analisa market dan screening saham 

Dalam kondisi sideways, anda disarankan untuk tetap melakukan analisa saham, perhatikan kondisi market dan lakukan screening saham. Karena kondisi market sideways biasanya tidak terjadi dalam waktu yang panjang. 

Sehingga, kalau IHSG trennya sudah 'normal' dan saham2 pilihan anda mulai naik lagi, anda sudah siap untuk membeli saham-saham yang bagus dan tidak ketinggalan momentum.  

4. Tidak gegabah membeli saham dalam jumlah besar 

Sideways merupakan istilah lain dari konsolidasi. Konsolidasi merupakan kondisi di mana harga saham sedang mencari arah pergerakan harga saham yang baru, bisa berupa kenaikan atau penurunan setelahnya. 

Jadi setelah IHSG sideways, ada dua kemungkinan yang terjadi: IHSG naik, atau IHSG turun. Nah, kalau IHSG naik dan anda sudah membeli saham, saham anda kemungkinan besar akan ikut naik, terutama kalau anda beli saham2 yang mengikut pergerakan indeks seperti saham LQ45. 

Tapi kalau ternyata IHSG turun dan anda sudah terlanjur beli saham dalam jumlah besar, maka anda nggak punya 'amunisi' lagi untuk menambah porsi saham. 

Nah, kalau anda tidak ingin menerapkan poin kedua (wait and see) dan anda ingin tetap beli saham saat IHSG lagi sideways, ada baiknya anda membeli saham dengan jumlah yang kecil atau membeli secara bertahap, karena IHSG yang sedang sideways menunjukkan bahwa arah market itu masih belum pasti. 

Terapkan 4 strategi ini ketika anda berhadapan dengan market yang sedang sideways dengan fluktuatif yang sangat sempit, sehingga dalam kondisi apapun, anda tetap bisa mengambil keputusan trading yang realistis. Baca juga: 3 Strategi Trading di Saham Sideways. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.