Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Kombinasi Indikator Saham yang Ideal

Pada saat menganalisa suatu saham, berapa indikator saham yang sebaiknya anda pakai? Apakah pakai satu indikator saham cukup?Apakah pakai dua indikator? Apakah sebaiknya pakai lima indikator?  

Banyak trader saham khususnya pemula yang belum memiliki arah trading yang jelas, sehingga sering saya temukan para trader pemula yang menggunakan kombinasi2 indikator yang salah yang justru menyebabkan trader tidak bisa menyaring saham-saham yang potensial. 

Sebenarnya jumlah indikator saham ideal harus disesuaikan dengan kebutuhan masing2 trader. Semakin ahli anda (bisa mencetak profit lebih konsisten), harusnya anda bisa menggunakan indikator saham yang lebih banyak. 

Tapi tentu saja kemampuan trader juga terbatas. Dalam arti, seahli apapun anda dalam memprediksi saham naik, ujung2nya anda harus bijaksana dalam memilah indikator. Jumlah indikator trading ada puluhan, dan tentu saja anda tidak mungkin bisa menggunakan semuanya untuk trading.  

Maka dari itu, saya menyarankan pada anda, khususnya kalau anda baru belajar saham, untuk menggunakan kombinasi2 indikator trading sebagai berikut: 

1. Indikator leading 

Gunakan satu indikator leading. Jangan pakai indikator leading terlalu banyak apalagi sampai tiga indikator lebih. Terutama buat anda yang masih pemula, pakailah dahulu satu indikator leading. 

Kalau anda belum tahu indikator leading, indikator leading merupakan indikator yang digunakan untuk menunjukkan sinyal buy dan sell suatu saham. Dikatakan 'leading' karena indikator2 tersebut memberikan sinyal buy sell yang cenderung lebih cepat, mengikuti pergerakan saham saat itu.  

Contoh2 indikator leading yaitu stochastic, RSI, Williams%, Intraday Momentum Index, Chikin Money Flow, dan masih banyak lainnya.

Pakai lebih dari satu indikator leading akan membuat anda cenderung bingung kalau beberapa indikator tersebut ternyata memberikan sinyal yang berlainan. Sebagai contoh. perhatikan chart dibawah ini: 

Grafik saham
Pada contoh grafik UNTR diatas, indikator stochastic memberikan sinyal jual (garisnya terlihat turun). Sedangkan indikator RSI masih memberikan sinyal bahwa saham masih bisa lanjuta naik (grafik RSI masih bergerak keatas).

Mana yang bakalan anda pilih? Anda ikut stochastic atau ikut indikator RSI? Menggunakan indikator leading yang banyak akan membuat anda menjadi 'latah' ketika indikator memberikan sinyal yang berbeda-beda. 

Pakailah satu indikator leading, ujilah indikator tersebut, dan tentukan indikator leading apa yang paling cocok untuk anda.    

2. Indikator lagging

Gunakan satu indikator lagging. Indikator lagging berguna untuk membaca arah tren suatu saham, dan bisa juga sebagai 'alat bantu' untuk melihat support-resisten suatu saham. 

Jadi indikator lagging digunakan untuk melihat kecenderungan tren serta melihat breakout suaut saham, berbeda dengan indikator leading yang lebih melihat sinyal buy sell secara lebih cepat.

Contoh2 indikator lagging yang populer adalah moving average (MA), Fibonacci, MACD, Bollinger bands.

Sama seperti indikator leading, kalau anda pakai indikator lagging, gunakan dulu satu indikator. Karena menggunakan banyak indikator lagging akan membuat trader bingung melihat kesimpulan tren yang sedang berlangsung. 

Kecuali kalau anda sudah bisa konsisten menggunakan lebih dari satu indikator lagging, maka anda boleh mengkombinasikan indikator2 lagging tersebut, asalkan anda bisa menghasilkan profit dari kombinasi2 tersebut. 

Namun jika anda masih pemula, atau bahkan anda yang baru saja memulai trading, mulailah dengan memakai satu indikator lagging terlebih dahulu, dan kombinasikan dengan satu indikator leading. 

3. Analisis teknikal klasik (manual)

Indikator leading maupun lagging adalah alat analisa untuk membantu anda dalam melihat sinyal maupun tren yang sedang terjadi. 

Namun indikator2 tersebut harus anda kombinasikan dengan analisa teknikal klasik (manual). Dalam hal ini, anda harus bisa membaca candlestick, menentukan support-resisten manual, menganalisa chart2 pattern yang simpel dan lain2. Baca juga: Menemukan Saham Naik dengan Variasi Support Resisten. 

Karena kemampuan anda dalam menentukan support-resisten, membaca tren, melihat chart pattern adalah inti dari analisis teknikal / analisa grafik itu sendiri. 

Jadi kesimpulannya, dalam trading gunakanlah satu indikator leading, satu-dua indikator lagging (kalau anda masih pemula uji dahulu satu indikator), dan analisa teknikal klasik... 

Kesalahan2 trader yang sering saya temukan selain menggunakan terlalu banyak indikator adalah trader lupa mempelajari dan mempraktikkan analisis teknikl klasik. Padahal kombinasi2 inilah yang harus anda terapkan dalam trading. 

Di samping itu, faktor2 lainnya seperti memahami likuid tidaknya saham, melihat momentum trading, screening saham juga merupakan bagian dari kombinasi trading perlu anda lakukan dalam memilih saham. Saya pernah tuliskan praktik2nya disini: Panduan Simpel dan Efektif Memilih Saham Bagus. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.