Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Saham High Return vs Low Return

Di pasar saham Indonesia banyak sekali saham2 yang menawarkan high return besar. High return yang saya maksud disini adalah saham2 yang punya peluang naik cukup tinggi dalam sehari. Apa contohnya?  

Mudah saja. Coba anda perhatikan saham-saham yang masih anyar melantai di Bursa, saham2 tersebut bisa naik cepat sampai 10% lebih dalam satu hari. Atau anda perhatikan saham2 yang sudah cukup lama listing di Bursa. 

Sebagian saham2 kita memiliki nilai kapitalisasi pasar yang kecil. Saham2 yang kapitalisasi pasarnya kecil adalah saham2 yang bisa menawarkan return besar dalam jangka pendek. Baca juga: Jenis Saham Berdasarkan Nilai Kapitalisasi Pasar.  

Lho kok bisa begitu? Yang bener nih... 

Nilai kapitalisasi saham yang kecil membuat pemain besar / bandar lebih mudah untuk menaikkan harga sahamnya dalam waktu yang lebih cepat. Sedangkan, semakin besar nilai kapitalisasi pasar, maka dibutuhkan usaha yang lebih besar untuk menaikkan harga saham dalam waktu yang relatif singkat. 

Saham2 blue chip (contohnya BBRI, BBCA, TLKM, ASII, HMSP) adalah saham2 yang punya nilai kapitalisasi pasar yang sangat besar. Jadi kalau perhatikan pergerakan harian saham2 blue chip, saham2 tersebut tidak ada yang naiknya sampai 10% sehari. 

Kalaupun saham blue chip naik drastis, paling-paling naiknya 5-6% sehari, tapi itupun jarang terjadi. Nah, ini berbeda dengan saham2 yang kapitalisasi pasarnya kecil (dan mendominasi jumlah saham di Bursa), di mana saham2 tersebut bisa naik puluhan persen dalam waktu yang lebih singkat.   

Logikanya, kalau saham A dalam satu hari perdagangan terdapat antrian beli 100.000 lot. Dibandingkan saham B yang memiliki antrian beli cuma 1.000 lot. Maka, jauh lebih mudah bagi bandar untuk menghabiskan 1.000 lot tersebut. Kira2 seperti itu analoginya. 

Sehingga boleh saya katakan, saham2 yang lebih mudah naik cepat dalam waktu singkat ini adalah saham2 'high return'. Sedangkan saham2 yang termasuk dalam saham blue chip atau sejenisnya, adalah saham2 'low return'. 

"Pak Heze, sebaiknya kita pilih saham yang high return atau low return buat trading?" Tanya anda.  

Pertama-tama perlu anda ketahui, bahwa saham-saham high return ini belum tentu selamanya menguntungkan untuk trader. Mengapa demikian? Silahkan perhatikan perbandingan saham high return dan low return untuk trader dibawah ini: 

Sahamgain.com  - Klik gambar untuk memperbesar

Anda bisa lihat perbandingan saham low return dan saham high return diatas. Saham2 semacam blue chip memiliki keuntungan risiko yang rendah. Yap, karena saham2 ini tidak pernah naik maupun turun terlalu drastis dalam waktu singkat, maka saham2 tersebut bisa lebih aman untuk anda beli. 

Keuntungan lainnya, saham2 low return lebih mudah untuk dianalisa menggunakan analisa teknikal (grafik dan lain2). Karena saham2 ini banyak peminatnya (buyer sellernya), maka saham2 low return memiliki pola-pola grafik yang bagus. Namun kelemahannya, memang saham2 low return sesuai namanya, tidak bisa memberikan profit yang sangat tinggi dalam waktu cepat. 

Hal ini berkebalikan dengan saham2 high return, yang dapat memberikan return jangka pendek yang lebih tinggi. Namun kelemahannya saham2 ini memiliki unsur risiko yang tinggi. 

Saham2 high return cukup berbahaya ditradingkan apabila anda tidak memahami strategi yang benar. Hal ini bisa memberikan beban psikologis yang lebih besar untuk trader. Jadi kalau anda mau mentradingkan saham2 lapis tiga yang returnnya besar, anda harus memahami caranya, dan memiliki manajemen modal yang baik. Baca juga: Cara Trading Cepat 15 Menit - Scalping Trading.

Penulis pribadi sudah mencoba mentradingkan saham2 high return dengan modal kecil... Dan memang persentase return saham2 lapis tiga jauh lebih tinggi dibandingkan saham blue chip. 

Kelemahan lainnya, saham2 high return umumnya punya volatilitas harga saham yang sangat tinggi, di mana kenaikan dan penurunannya bisa terjadi dalam waktu cepat. Sehingga anda butuh momentum buy-sell yang tepat.

Sekarang anda sudah mengetahui kelebihan maupun kelemahan saham2 high return dan low return. Sebaiknya pilih yang mana? 

Untuk pemula, ada baiknya anda memulai dengan membeli saham2 yang low return. Carilah saham2 LQ45 atau saham blue chip, karena pemula butuh belajar lebih banyak analisa teknikal. Praktik2 analisa teknikal bisa anda dapatkan lebih banyak apabila anda melakukan analisis2 pada saham yang likuid. 

Kalau anda sudah punya pengalaman trading dan analisa semua jenis saham, anda bisa mentradingkan saham2 high return dan low return. Tetapi, saran saya anda harus tetap memprioritaskan saham2 yang low return. 

Maksud saya, saat membeli saham2 lapis tiga, ada baiknya anda tidak menggunakan modal terlalu besar (paling besar 10% dari total modal anda), karena kembali lagi, saham2 lapis tiga memiliki unsur risiko yang tinggi. 

Nah, bagi anda yang punya tipe ingin membeli saham yang risikonya kecil, maka pilihlah saham2 low risk tersebut. Memang saham2 low risk pilihannya nggak terlalu banyak, tapi saham2 tersebut bisa menghindarkan anda dari risiko volatilitas saham. 

Itulah perbandingan saham2 low return dan high return di pasar saham kita. Pos ini penting anda pelajari sebagai dasar anda dalam memilih saham. Jangan sampai anda yang belum punya pengetahuan tentang saham, tiba2 langsung beli saham2 high return karena anda tergiur dengan kenaikan harga sahamnya. Padahal saham2 tersebut punya risiko yang besar. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.