Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Screening Saham Manual vs Aplikasi Screening Saham

El Heze
Screening saham adalah metode untuk memilih saham-saham yang layak ditradingkan atau untuk investasi. Tentu saja yang namanya memilih saham, anda tidak boleh memilih secara asal-asalan. Namun anda harus memilih saham berdasarkan pada analisa yang benar dan trading plan yang tepat. Artinya, screening saham ini merupakan kewajiban yang harus dilakukan seorang trader. 

Tanpa melakukan screening saham dalam trading (apapun time frame yang anda gunakan), sangat mustahil untuk mendapatkan profit konsisten di pasar saham. 

Nah, dalam screening saham, saya menemukan banyak trader yang sibuk mencari tool-tool khusus untuk screening saham dan memilih analisa teknikal untuk sinyal beli dan jual yang tepat. 

Tool-tool atau aplikasi untuk screening saham sebenarnya ada banyak. Termasuk aplikasi gratis untuk memantau pasar saham dan analisa teknikal yang saya berikan pada anda disini: Belajar Saham dan Aplikasi Saham Gratis. 

Tetapi, saya tidak menyarankan aplikasi yang ada anda jadikan patokan 100% untuk pengambilan keputusan trading. Aplikasi saham apapun itu tujuannya adalah untuk membantu anda dalam MELAKUKAN ANALISA, dan memantau pergerakan saham. 

Dengan kata lain, jika anda ingin menggunakan aplikasi untuk screening saham itu sah-sah saja, namun anda harus tetap melakukan screening saham secara manual. Disinilah peran screening saham manual akan memberikan banyak pengalaman trading pada anda, karena dengan screening saham manual, anda akan lebih banyak mengamati sendiri bagaimana pergerakan harga saham dan menganalisanya. 

Mengapa saya lebih menyarankan pada anda untuk tetap melakukan screening saham manual dibandingkan menggunakan aplikasi? 

Berdasarkan pengalaman trading saya, ada beberapa kekurangan utama screening saham menggunakan aplikasi dibandingkan screening saham manual: 

1. Screening saham menggunakan aplikasi tidak fleksibel 

Screening saham menggunakan aplikasi terkesan kaku dan terkadang tidak sesuai dengan trading plan kita sebagai trader. Misalnya anda sedang mencari saham2 yang breakout karena saat itu pasar saham sedang bullish. Tetapi karena di menu screening saham saat itu sedang ditampilkan sinyal buy untuk saham2 lapis tiga, maka kalau anda mengikuti 100% saran dari tool yang ada, anda mau tidak mau pasti akan membeli saham lapis tiga. 

Hal ini sering terjadi pada trader. Artinya, jika anda mengikuti screening saham 100% dengan aplikasi, trading anda jadi tidak fleksibel, dan bisa jadi tidak sesuai dengan rencana trading anda. Maka, jauh lebih bagus jika anda mengimbanginya dengan screening manual, agar anda bisa lebih leluasa menemukan saham yang pola2nya cocok untuk anda. 

2. Screening saham menggunakan aplikasi tidak seperti yang anda bayangkan

Selama ini, trader yang berusaha mencari aplikasi paling akurat untuk screening selalu berpikir bahwa screening menggunakan aplikasi bisa lebih mudah menghasilkan sinyal untuk profit. 

Kenyataanya tidaklah demikian. Sehebat apapun aplikasi yang anda gunakan, SANGAT MUNGKIN untuk salah. Maka dari itu, aplikasi untuk screening saham sesungguhnya sifatnya adalah untuk "pelengkap analisa" anda, dan "alat bantu analisa", bukan sebagai the last decision.

3. Screening saham menggunakan aplikasi tidak membuat anda mahir trading 

Jika anda terus mengandalkan aplikasi untuk screening, anda tidak akan menjadi trader yang pandai membaca sinyal, karena hal ini sama saja anda menyontek sinyal yang dihasilkan dari aplikasi, tanpa melakukan analisa teknikal lebih lanjut. 

Dan seperti yang saya katakan di poin sebelumnya, screening saham menggunakan aplikasi sangat mungkin untuk meleset. 

4. Screening saham sangat luas

Harus anda ketahui, screening saham bukan hanya berkaitan dengan melihat sinyal beli dan jual saham. Tetapi screening saham juga berkaitan dengan kemampuan anda untuk memilih saham mana yang bagus dan tidak, saham mana yang layak dibeli secara analisis teknikal, saham mana yang bagus untuk swing trading dan lain2. 

Sedangkan pada aplikasi, tidak ada cara-cara tersebut. Aplikasi untuk screening saham kebanyakan hanya menampilkan keputusan harus buy or sell. Artinya, anda sendirilah yang harus bisa menginterpretasikan grafik analisa teknikal, dan tidak bisa bergantung pada aplikasi screening 100%. 

"Apakah aplikasi untuk analisa dan screening saham itu tidak perlu Pak Heze?" Tanya anda 

Aplikasi tetap diperlukan untuk sebagian trader, terutama untuk trader yang baru pertama kali trading otodidak. Baca juga: Langkah-langkah Belajar Saham Otodidak. 

Trader mungkin masih membutuhkan arahan untuk memahami sinyal2 teknikal. Maka, tidak ada salahnya jika anda memutuskan untuk menggunakan aplikasi analisa teknikal. 

Namun anda harus tetap melakukan analisa sendiri, sebagai analisa utama anda. Dengan kata lain, screening saham menggunakan aplikasi hanyalah sebagai "side job" bukan "main job".

Pos ini saya tulis sebenarnya bukan hanya berlaku untuk screening saham. Apabila anda ingin menemukan sinyal analisa teknikal yang akurat, saya tidak menyarankan pada anda untuk 100% mengikuti sinyal dari tool2 khusus yang dibuat untuk itu, karena biar bagaimanapun juga, kejelian anda dalam melakukan analisa adalah hal yang utama dalam trading. Yap, semakin jeli anda membaca analisa, disitulah kunci kesuksesan anda dalam trading saham. 

Seperti yang saya tuliskan di poin keempat tadi bahwa screening saham itu luas, tidak hanya menyangkut sinyal kapan harus beli dan jual. Dalam screening saham anda harus benar2 bisa menyaring saham yang bagus, saham yang masih downtrend, saham yang potensial rebound, mengeluarkan saham2 yang tidak potensial dan masih banyak lainnya. 

Semua pemahaman analisa teknikal ini harus anda pegang dalam praktik trading anda. Agar anda bisa melakukan screening saham dengan layak, anda bisa mendapatkan materi lengkapnya disini: Buku Screening Saham dan Panduan Memilih Saham Naik 5-10% Sehari. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.