Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Kombinasi Momentum dan Likuiditas untuk Trader Saham

Sebagai seorang trader, pernahkah anda mengalami hal-hal dibawah ini: 

- Beli saham yang PER dan PBV rendah, tapi harga saham tidak kunjung naik. 
- Jual saham yang PER dan PBV tinggi, tapi harga saham naik terus.
- Beli perusahaan yang kinerjanya bagus, harga saham cenderung sideways. 
- Kinerja keuangan bagus, tapi harga saham kurang likuid. 
- Beli saham yang kinerja keuangannya biasa saja, tapi bisa dapat gain terus. 

Saya seringkali melihat saham-saham yang PER dan PBV-nya rendah, baik menurut pengamatan saya, maupun dari saran-saran para analis. Tetapi faktanya harga sahamnya justru tidak kunjung naik. Baca juga: Analisis Fundamental Saham: Price Earning Ratio (PER)

Sebaliknya, sering juga saham-saham yang menurut pengamatan banyak analisa PER dan PBV-nya tinggi, namun harga sahamnya masih naik terus. Atau pernahkah anda pernah beli saham yang kinerjanya bagus, laba terus, ROE naik, tapi kok harga sahamnya nggak kunjung naik? Baca juga: Perusahaan Ok, Kok Sahamnya Anjlok?

Atau mungkin, anda pernah beli saham yang bahkan anda tidak terlalu tahu dengan PER, PBV dan laba bersihnya, tapi anda tetap bisa dapat gain terus dari saham tersebut. Pernah mengalami? 

Kenapa hal-hal diatas bisa terjadi? Sebenarnya dalam trading saham, 2 hal utama yang harus andaperhatikan adalah: MOMENTUM (timing beli) dan LIKUIDITAS SAHAM. Likuiditas saham bisa anda lihat dari bid-offernya. Semakin pengalaman anda, anda pasti bisa bedakan mana saham yang likuid dan tidak (dengan lihat bid-offernya). 

Jadi kalau lihat ada saham yang PER dan PBV-nya udah rendah tapi harga sahamnya tidak kunjung naik, maka hal ini bisa dikarenakan momentum belinya tidak pas. Harga saham sudah cukup tinggi secara analisis teknikal, sehingga harga sahamnya cenderung koreksi. 

Banyak sekali saham-saham seperti ini yang saya temukan (PERnya hanya 3 kali, tapi secara teknikal harganya memang sudah tinggi). Demikian sebaliknya, saya juga menemukan saham yang PER dan PBV-nya tinggi, tapi secara teknikal sahamnya sudah mulai oversold, sehingga dalam jangka pendek harga sahamnya bisa naik terus, karena memang itu adalah momentum yang tepat untuk buy. 

Tidak sedikit juga perusahaan yang kinerjanya bagus namun harga saham justru cenderung turun atau sideways, dan sahamnya malah tidak likuid. 

Artinya sebagai trader anda harus memperhatikan momentum yang tepat untuk membeli dan juga likuiditas sahamnya, jangan hanya melihat satu faktor saja (misalnya PER, PBV atau laba bersihnya saja). 

Memang terkadang analisis fundamental juga penting untuk trader. Misalnya, dengan menganalisis saham2 blue chip didukung momentum dan likuiditas saham yang baik, hal ini akan cukup berguna memberikan rasa nyaman bagi anda saat kondisi pasar sedang strong bearish. 

Dalam kondisi tersebut, anda akan menemukan saham2 berfundamental bagus (yang likuid tentunya) sedang diskon besar. Saya pernah membahasnya disini: Harga Saham Turun, Kapan Waktu Terbaik untuk Beli?

Tapi sekali lagi, jika anda trader, momentum dan likuiditas saham tetaplah hal yang paling utama yang anda butuhkan. Jangan pernah melupakan kedua hal tersebut. 

Pos saya ini sekaligus menjawab beragam pertanyaan rekan-rekan: Saham A PERnya udah rendah, kok harganya malah turun? Saham B PBV-nya tinggi, tapi kok malah naik terus? Saham C labanya naik stabil namun kenapa harga sahamnya tidak kunjung naik? 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.