Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Analisis Saham: Saham PTBA Setelah Stock Split

El Heze
Saham-saham blue chip yang harganya cenderung menguat terus dalam jangka panjang membuat manajemen perusahaan umumnya berinisiatif untuk melakukan stock split. Ada banyak perusahaan blue chip yang pernah melakukan stock split. Diantaranya adalah UNVR, HMSP, BBRI, BMRI dan lain2. 

Saham2 yang melakukan stock split, dalam jangka menengah dan jangka panjang harga sahamnya PASTI mengalami kenaikan lagi, bahkan sebagian besar kembali ke harga awalnya seperti saat sebelum stock split. Kalau nggak percaya, cek aja historis saham2 blue chip yang stock split.   

Di web Sahamgain ini sendiri, saya pernah membahas beberapa saham blue chip yang sudah pernah melakukan stock split, yaitu BBRI dan BMRI. Anda bisa baca-baca analisisnya disini: Analisis Saham BBRI 1 Bulan Setelah Stock Split dan Pergerakan BMRI Setelah Stock Split. 

Salah satu perusahaan blue chip lainnya yang melakukan stock split yang kita bahas di pos ini adalah perusahaan pertambangan gede, PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Yap, harga saham PTBA sebelum stock split sekitar 11.200. 

Seperti yang telah disetujui di RUPSLB, PTBA melakukan stock split dengan rasio 1:5. Harga PTBA diperdagangkan menggunakan harga stock split-nya per tanggal 14 Desember 2017, di harga 2.240.

Seperti prediksi kita, melihat historis saham2 blue chip yang selalu naik dalam jangka panjang setelah melakukan stock split, PTBA pun juga mengalami hal yang sama. 

PTBA yang awalnya tadi berada di harga 2.240 pada tanggal 14 Desember 2017, jika kita lihat 2 bulan pasca stock split, sampai pertengahan Februari 2018 harga PTBA sudah kembali naik ke harga 3.200 dan pernah mencapai harga 3.480. Artinya, selama kurang lebih 2 bulan setelah stock split, harga PTBA mengalami kenaikan 42%. Amazing!!!

Jadi kalau anda jeli mengamati pasar dan mengamati emiten2 blue chip yang stock split, dan anda memegang saham PTBA untuk minimal sampai jangka menengah, anda pasti sudah mendapatkan profit. 

Dan sekali lagi, dengan risiko yang minim, dibandingkan kalau anda pegang saham2 gorengan yang okelah memang naik 50% hanya dalam seminggu, sedangkan PTBA "cuma" 42% dalam 2 bulan, namun dari sisi psikologis dan risiko tentunya PTBA jauh lebih valuable. 

Anda yang mencerna tulisan saya mulai bertanya-tanya: "Itu kan saham2 blue chip. Bagaimana dengan ulasan saham2 non blue chip yang melakukan stock split?"

Seperti yang saya tulis di paragraf pertama, saya langsung menuju pada kata-kata 'saham blue chip'. Kenapa nggak bahas non blue chip? Ya memang saham2 blue chip inilah yang punya pengaruh signifikan ketika perusahaan melakukan stock split. 

Sedangkan menurut pengalaman saya, saham2 non blue chip yang melakukan stock split, kalaupun naik, kenaikannya tidak sebagus saham2 blue chip yang lebih berpola dan uptrednnya lebih meyakinkan. 

Nah, berdasarkan historis memang saham2 blue chip hampir semuanya selalu naik setelah stock split. Bahkan UNVR yang 2 kali stock split, harganya balik lagi diatas 40.000. 

Saya rasa anda sudah menangkap inti pos ini. Tentu saja pos ini bertujuan untuk membuat anda menjadi lebih memahami saham2 blue chip yang akan stock split, termasuk pergerakannya pasca stock split, sehingga nantinya kalau ada saham2 blue chip yang mau stock split, anda sudah siapkan amunisi (modal), dan anda punya kesempatan untuk mendapat profit, dengan risiko lebih kecil.. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.