Pertentangan Teknikalis Vs Fundamentalist

Pada suatu saat jam market sedang berjalan, terjadi perdebatan antara penganut teknikalis (trader) dan sang penganut fundamentalis analisis (investor). Berikut perdebatan antara keduanya:

Fundamentalis: "Saya heran analis saham selalu menyarankan beli saham saat sudah breakout dengan alasan konfirmasi. Kalau sudah turun baru suruh jual. Ente kok nyuruh beli waktu harganya sudah naik." 

Teknikalis: "Ilmu teknikal tidak ada kata terlambat asal tahu momennya Bung. Daripada fundamentalis, simpan saham 2 tahun baru jual, untungnya cuma 200%. Saya beli saham di harga bawah, saya udah bisa untung 200% dalam beberapa hari saja. Cerdas mana coba?". 

Fundamentalis: "Beli saham itu beli perusahaannya bro. Memang apa enaknya nungguin layar monitor lihatin fluktuatif harga saham. Bikin nggak tenang. Beli saham enaknya terus tinggal tidur."

Teknikalis: "Emang ente yakin beli saham buat pertumbuhan aset? Berapa return ente selama beberapa tahun? Gue sih dapet untung gede dari trading nggak butuh waktu lama. Buat apa nunggu 3 tahun buat untung gede, kalau 3 bulan aja udah bisa".

......Kalau saya teruskan pasti nggak akan selesai debatnya. Ok saya cukupkan sampai disini. Yang penting anda mengerti apa maksud dari apa yang saya paparkan. 

Oh iya, satu hal yang paling penting di pos ini adalah: Saya menulis ini bukan dari hasil mengarang indah. Tetapi, dari pengamatan saya selama ini. Membaca blog orang2 yang murni fundamentalist, membaca pendapat2 trader tentang investor dan masih banyak lainnya.

Sebenarnya saya ingin menulis pos ini karena saya ingin memaparkan perbedaan konsep teknikalis dan fundamentalist. Konsep teknikalis dan fundamentalist memang sangat dan sangat bertolak belakang. Itulah mengapa terkadang sering, keduanya terkesan saling "mengejek". 

Lalu, mengapa anda perlu tahu konsep kerja teknikalis dan fundamentalis? Ingin tahu jawabannya? Baca sambungan tulisan ini: Konsep Teknikal dan Fundamental, Banyak Pemain Saham yang Terjebak.