Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Strategi Averaging Down Saham: Averaging Down adalah Strategi Berbahaya

Di dalam membeli saham, averaging down adalah salah satu strategi yang sering digunakan supaya harga beli saham rata-rata bisa menjadi lebih murah. Averaging down biasanya dilakukan dalam kondisi jika trader/ investor membeli suatu saham, dan kemudian sahamnya turun dalam setelah dibeli.  


Anda kemudian membeli lagi saham yang sama, dengan tujuan harga beli rata-rata anda turun / jadi lebih rendah. Apa tujuannya? 

Tentu saja supaya anda bisa lebih mudah menjual profit saham anda jika saham anda nantinya naik. Sebagai contoh, anda beli saham BBCA di harga 9.000 sebanyak 10 lot. Anda butuh menjual saham BBCA minimal di harga 9.100 untuk bisa profit. 

Namun kemudian saham BBCA anda ternyata turun terus sampai ke harga 8.500. Nah, pada harga 8.500 anda membeli lagi saham BBCA di harga 8.500 sebanyak 10 lot, sehingga harga beli rata-rata anda sekarang turun menjadi 8.750, dan kini anda memiliki BBCA sebanyak 20 lot. 

Dengan harga beli rata-rata yang lebih rendah, kini anda bisa menjual profit saham BBCA dibawah harga 9.100. Jika anda menjual BBCA pada harga 8.900 pun anda sudah profit, karena avg.price anda sekarang hanya 8.750. 

Itulah kegunaan averaging down, yaitu trader dan investor bisa menjual untung saham lebih mudah ketika naik, dikarenakan harga beli rata-rata yang lebih murah. 

AVERAGING DOWN TIDAK SELALU MENGUNTUNGKAN 

Namun, banyak orang yang sering melakukan kesalahan dalam averaging down. Ingat, averaging down itu bukan strategi manajemen modal yang sempurna, karena sebenarnya strategi ini juga penuh risiko. 

Averaging down itu ibarat anda "menambah utang". Masalahnya kalau anda beli saham katakanlah ENRG di harga 214. Kemudian saham ENRG katakanlah turun sampai 190, dan anda averaging down di 190. Ternyata ENRG malah turun terus. 

Maka saham anda akan nyangkut semakin banyak, karena anda membeli saham ENRG lagi dan sahamnya turun. Ini adalah risiko utama melakukan strategi averaging down, dan banyak orang yang terjebak dalam strategi ini. 

Ada tiga kesalahan utama trader dan investor dalam melakukan averaging down (yang menyebabkan saham yang di average nyangkut semakin dalam): 

1. Melakukan averaging down terus menerus tanpa memperhatikan modal

2. Averaging down terlalu cepat 

3.  Averaging down tanpa memperhatikan kualitas saham 

Ketiga hal inilah yang membuat trader saham akhirnya malah mengalami kerugian besar saat melakukan averaging down. Ada beberapa SOLUSI averaging down untuk meminimalkan saham nyangkut lebih dalam: 

1. Averaging down sebaiknya dilakukan maksimal 2-3 kali, atau maksimal 30% portofolio 

Kebanyakan trader melakukan averaging down berkali-kali ketika sahamnya turun terus. Tanpa disadari, saham yang di average tersebut sudah mencapai lebih dari 50% di portofolionya, sehingga modal yang ada hanya dihabiskan untuk avg.down pada satu saham tersebut. 

Ini adalah strategi yang terlalu gambling. Walaupun anda averaging down, disarankan untuk melakukan avg.down maksimal 2-3 kali saja, atau patokan lebih mudahnya, maksimal sampai 30% dari nilai total portofolio anda, sehingga anda masih punya modal untuk membeli saham yang lain. 

Kalau anda hanya fokus averaging pada satu saham saja, maka anda tidak punya modal lagi untuk membeli saham lain. 

"Tapi Pak Heze, kalau saham yang saya averaging itu masih turun terus bagaimana?" Tanya anda. 

Patokannya, kalau anda sudah averaging down di satu saham sampai 30% portofolio maksimal, maka jangan avg.down lagi. Biarkan dulu saham anda naik. Kalau saham anda masih turun, tetap jangan menambah porsi lagi, karena itu akan sangat berisiko jika modal anda habis hanya untuk membeli satu saham yang masih turun. 

2. Averaging down sebaiknya menunggu saham turun minimal 10% dari harga beli

Khususnya untuk anda yang punya time frame trading swing atau yang agak panjang, jika mau avg.down disarankan untuk avg.down dengan menunggu saham anda turun MINIMAL 10% DARI HARGA BELI. 

Misalnya anda beli saham BBCA di harga 9.000. Jika saham BBCA turun, sebaiknya anda menunggu saham BBCA turun minimal 10% yaitu di kisaran harga 8.000-8.100 baru anda avg.down di harga sekian. 

Kalau anda tipikal trader jangka pendek, pertimbangkan avg.down 6-8% dari harga beli. Namun untuk strategi ini, anda harus perhatikan juga kualitas sahamnya (kita bahas di poin ketiga).

Dan kalau anda tipikal investor, anda bisa pertimbangkan avg.down dengan menunggu saham anda turun 20-30% dari harga beli.

Tidak disarankan untuk averaging down ketika saham anda baru turun beberapa poin, karena tujuan averaging down adalah membuat harga beli rata-rata anda turun drastis. 

Kalau saham anda baru turun beberapa poin dan anda langsung melakukan avg.down, maka harga beli rata2 anda tidak bisa turun signifikan. Masalahnya, kalau saham yang anda beli tersebut ternyata turun lebih dalam, maka anda tidak bisa averaging lagi di harga lebih murah.

3. Perhatikan kualitas saham yang anda beli (dari dua segi yaitu teknikal dan fundamental) 

Berapa besar modal yang anda alokasikan untuk avg.down sebaiknya juga mempertimbangkan kualitas saham tersebut. 

Belilah saham-saham yang bagus secara fundamental (Anda harus membaca laporan keuangan, valuasi ataupun bisnis perusahaan). Dan didukung dengan saham yang bagus secara teknikal.

Sebelum avg.down, anda harus perhatikan titik-titik support major-nya. Artinya, belilah saham tersebut ketika sudah turun mencapai titik support major. Jangan asal avg down hanya dengan melihat pergerakan hariannya. Tujuannya supaya anda bisa dapat saham di harga yang murah, yang bisa menurunkan harga beli rata-rata secara signifikan. 

Saya pribadi sering melakukan avg.down. Tetapi saya hanya berani avg.down mayoritas pada saham-saham blue chip yang memang sudah turun banyak. Beberapa kali saya avg.down pada saham BBCA dan BBRI, dan saham-saham tersebut memang terbukti naik lebih cepat setelah turun. 

Kalau saham yang anda averaging down adalah saham-saham gorengan, atau saham-saham yang secara tren memang sudah patah tren (menuju tren turun), saham-saham kurang likuid, fundamentalnya kurang bagus, sebaiknya anda pertimbangkan lagi. 

Kalau anda ingin avg.down di saham-saham tersebut, gunakan modal yang lebih kecil. Alokasi modal untuk avg.down juga perlu diperhatikan berdasarkan kualitas sahamnya. 

Semakin bagus kualitas saham yang anda beli, anda bisa pertimbangkan untuk avg.down lebih banyak, dengan catatan maksimal saham yang anda average adalah 30% dari total portofolio. 

Semoga dengan adanya pos ini, para trader dan investor bisa mengatur lebih baik strategi averaging down, dan tidak asal memasukkan semua modal ke satu saham hanya untuk avg.down. 

Ingat, avg.down adalah strategi yang tidak bisa dipisahkan dari manajemen modal. Jadi selalu perhatikan alokasi modal dan portofolio sebelum memutuskan untuk melakukan averaging down.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.