Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Data Historis IHSG 10 Tahun Terakhir - Analisa IHSG

El Heze

Posting saya di Bulan Agustus lalu, pada postingan facebook: Facebook Saham Gain, saya menyertakan data historis IHSG selama 10-12 tahun terakhir. Saat itu, saya menuliskan bahwa IHSG ada kecenderungan koreksi pada bulan September dan November. 


Sekarang kita sudah melalui bulan September, dan return IHSG di bulan September minus (-1,92%). Artinya, seperti yang pernah saya tuliskan, siklus IHSG kita pada tahun ini sebenarnya masih on track dengan pergerakan siklus historis IHSG seperti biasanya. 

Lalu, bagaimana dengan bulan Oktober ini? Well, kalau kita lihat data historis 10 tahun terakhir, pada bulan Oktober, IHSG hampir selalu hijau dengan persentase return positif sebesar 80%. Perhatikan data historis IHSG berikut:      
Data historis IHSG

Selama 10 tahun, pada bulan Oktober IHSG mengalami 8x return positif, dan hanya 2 kali IHSG mengalami return negatif. Sedangkan untuk bulan November, adalah bulan di mana persentase IHSG mengalami penurunan yang paling tinggi. 

Bulan November, selama 10 tahun terakhir, peluang IHSG hijau hanya sebesar 30% dan sisanya lebih banyak mencetak penurunan (merah). 

Oke, itu kan data historis. Bisa saja historis itu meleset. Maka dari itu, trader dan investor perlu perhatikan data-data penting yang berpotensi untuk menggerakkan laju IHSG di bulan Oktober sampai akhir tahun ini. 

Berikut beberapa analisa sentimen positif penting yang perlu dicermati investor: 
  • Laporan keuangan kuartal III (biasanya pertengahan - akhir Oktober) 
  • Dividen interim (biasanya bulan Oktober dan Desember) 
  • Sinyal pertumbuhan ekonomi kuartal III yang diprediksi positif (kisaran 5,4-6%)
  • Bulan September IHSG sudah koreksi / turun, Oktober saatnya hijau lagi? 
Biasanya secara historis, bulan Oktober IHSG hijau itu ada alasannya. Pertama, karena bulan Oktober para emiten mulai rilis laporan keuangan kuartal III. Kalau laporan kuartal III banyak yang positif (mencetak pertumbuhan laba bersih), maka hal bisa mengangkat IHSG. 

Dengan pemulihan ekonomi yang jauh lebih baik dibandingkan tahun lalu, diprediksi laporan perusahaan-perusahaan kuartal III mayoritas akan positif. 

Kedua, sentimen dividen interim yang juga bisa mengangkat saham-saham yang bagus. Ketiga, pengumuman GDP yang positif di bulan Oktober umumnya mendongkrak pergerakan IHSG. 

Dan IHSG sudah minus di Bulan September. Saya pribadi justru mengharapkan IHSG mengalami cooling down terlebih dahulu di bulan September, karena kalau IHSG terus tancap gas di bulan September, di bulan-bulan berikutnya IHSG justru berpotensi jatuh. 

Tapi karena bulan September IHSG sudah minus yang artinya mulai banyak saham yang turun, maka di bulan Oktober para trader dan investor bisa dapat saham-saham diskon, apalagi dengan sentimen positif yang ada, bisa memperkuat pergerakan market. 

Sedangkan ada beberapa analisa sentimen negatif yang juga perlu dicermati trader dan investor: 
  • Data inflasi September yang diprediksi meningkat tajam 
  • Kenaikan suku bunga, dan sentimen resesi luar negeri
Bank Indonesia memproyeksikan data inflasi bulan September akan meningkat tajam, menjadi sekitar 1,1% dan inflasi tahunan diprediksi tembus di angka 6%. Ini juga bisa menjadi laju penghambat IHSG untuk rally lebih kencang.  

Berikutnya masih dengan sentimen kenaikan suku bunga di bulan September lalu, dan banyak berita-berita negatif khususnya resesi global, yang mungkin masih membuat investor lebih konservatif untuk masuk market. 

Tetapi secara overall, kalau kita melihat pola IHSG di tahun 2022 yang masih sejalan dengan pergerakan historis dan sentimen-sentimen positif, kemungkinan besar bulan Oktober IHSG ada potensi untuk kembali positif, dengan catatan tidak ada "big news" negatif yang membuat IHSG jatuh. 

Namun di bulan November, sentimen-sentimen positif seperti laporan keuangan, pertumbuhan ekonomi sudah tidak ada lagi, sehingga inilah yang menjelaskan mengapa bulan November biasanya IHSG cenderung koreksi: Semua sentimen positif kebanyakan sudah keluar di bulan Oktober. 

Bulan Desember selama 10 tahun IHSG selalu naik, karena adanya window dressing, dan aksi pelaku pasar yang kembali mengoleksi saham-saham murah pasca koreksi di bulan November.  

SEKTOR SAHAM APA YANG BAGUS? 

Dengan posisi IHSG sekarang, saya pribadi tidak memiliki sektor saham unggulan secara khusus. Kalau bulan Juli-Agustus lalu, sudah sering saya ulas juga, saya menuliskan bahwa sektor batu bara masih bisa dikoleksi. 

Demikian pula dengan saham-saham blue chip bank yang saat bulan Juli terdiskon banyak itu menarik sekali. Bulan Agustus, saya pernah mengulas juga saham-saham properti seperti SMRA CTRA BEST ASRI yang bisa dipertimbangkan karena valuasi bagus, kinerja pulih, teknikalnya sudah murah-murah. 

Dan memang terbukti saham-saham seperti CTRA ASRI PWON SMRA kalau anda perhatikan bulan lalu naik tinggi. Namun di akhir September kembali koreksi karena kenaikan suku bunga. 

Jadi intinya: Fokuslah ke saham-saham incaran. Kalau IHSG koreksi dan anda menemukan saham-saham murah, anda bisa koleksi di harga bawah. 

Apalagi September di minggu terakhir IHSG koreksi lumayan banyak sampai ke 6.900-an. Anda bisa fokus ke saham-saham yang sudah murah secara teknikal, dengan tetap perhatikan fundamental untuk dikoleksi. 

At least sampai penghujung tahun ini, saya masih optimis IHSG bisa kembali on track di kisaran 7.300-7.500. IHSG masih ada peluang untuk mendekati atau bahkan menembus kembali ATH-nya di 7.377. 

Kemungkinan ini akan semakin besar jika Oktober ini perusahaan-perusahaan seperti perbankan, properti, tambang, consumer, telekomunikasi mayoritas membukukan pertumbuhan laba bersih. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.