Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Ciri-Ciri Saham Akan Turun dari Resisten

El Heze

Dalam melakukan analisa teknikal, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan trader. Tahapan-tahapan tersebut adalah: Menganalisa tren, support resisten, temukan chart pattern atau candlestick pattern pada chart (jika ada), lakukan analisa volume, tambahkan indikator untuk analisa tambahan.  


Dari urutan analisa tersebut, anda kemudian bisa menentukan apakah saham tersebut layak dibeli atau tidak, serta menentukan area-area terbaik untuk membeli maupun menjual saham. 

Analisa tren sebaiknya dilakukan pertama kali, karena dengan analisa tren, anda bisa memutuskan apakah anda akan membeli atau mengabaikan saham tersebut. Saham dengan tren naik yang solid (strong uptrend), memiliki risk:reward yang lebih bagus dibandingkan saham downtrend. 

[Pelajari juga cara-cara screening saham bagus, dan memilih saham-saham uptrend untuk trading disini: Ebook Panduan Simpel & Efektif Screening Saham Bagus].

Oleh karena itu, pilihlah saham yang trennya sedang uptrend, atau saham downtrend yang sudah mulai reversal ke arah bullish. 

Tetapi bukan berarti saham yang lagi uptrend, berarti anda bisa langsung haka. Karena dalam analisa teknikal, setelah menemukan saham uptrend, anda harus menganalisa lagi pattern yang terbentuk, dan analisa volumenya. 

Anda bisa pelajari tentang cara membaca analisa volume saham pada pos berikut: Arti Volume dalam Saham - Hubungan Volume & Harga Saham. 

Hal ini karena dalam praktikknya, kita sering menemukan saham yang awalnya membentuk uptrend, tetapi setelah itu harga saham tertahan di harga resisten, dan pada akhirnya turun. 

Salah satu ciri saham uptrend yang saya pribadi tidak suka, adalah ketika saya menemukan saham yang membentuk uptrending chart, namun harga saham mulai SIDEWAYS LAMA DI HARGA RESISTEN, dengan VOLUME MENURUN. 

Ini adalah ciri saham yang punya potensi besar untuk turun dari harga resistennya. Berikut contohnya, saya ambil studi kasus saham ASII. Perhatikan chart ASII berikut: 

Saham Turun

Perhatikan, saham ASII mengalami strong uptrend setelah reversal dari support 6.025. ASII naik hingga menyentuh resisten 6.950-7.050. Namun pada area resisten tersebut, terlihat ada pergerakan sideways yang sangat lama (lihat tanda persegi hijau). 

Yap, pada area harga resisten tersebut, harga saham ASII sulit untuk bergerak naik lagi dan tidak bisa menembus 7.100. Jadi hanya bergerak sideways lama di harga 6.950-7.050. 

Sedangkan kalau anda perhatikan volume ASII, tampak volume mengalami penurunan pada uptrend chartnya. Pola saham seperti ini artinya: 

Setelah harga saham naik tinggi, harga saham tidak mampu melanjutkan kenaikannya. Adanya keraguan market terlihat dari adanya pola sideways panjang setelah naik tinggi. 

Penurunan volume mengindikasikan bahwa tekanan bullish sudah mulai berkurang. Minat beli market tidak setinggi sebelumnya, sehingga pola seperti ini bisa mengindikasikan bahwa minat market untuk menaikkkan harga saham sudah tidak setinggi sebelumnya. 

Perhatikan harga saham ASII tidak lama kemudian. Pada candle terakhir ASII akhirnya breakdown dari area support penahannya. 

Pola seperti ini terkadang kita temukan pada saham yang sedang uptrend. Ciri-cirinya adalah: 

1. Tren sebelumnya membentuk tren naik yang kuat. 
2. Selama 2-3 minggu terakhir, tren harga sideways lama diatas.
3. Volume cenderung turun. 

Jika anda menemukan pola seperti ini, sebaiknya jangan mengejar harga saham di pucuk. Tunggulah koreksi, atau konfirmasi dari pola-pola yang terbentuk pada chart, sebagai dasar untuk entry. 

Biasanya cepat atau lama, harga saham akan cenderung turun. Maka dalam kondisi chart seperti ini, strategi buy on weakness bisa menjadi solusi, bagi trader yang ingin masuk di saham tersebut. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.