Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

ICBP & INDF Diskon Besar? "The Next" Unilever?

El Heze

Sejak 24 Februari lalu (awal perang Rusia Ukraina), harga saham ICBP dan INDF terus turun tajam. Kedua saham ini secara kinerja masih bertumbuh, dan valuasinya sudah mulai murah, sehingga dengan penurunan harga secara signifikan, kedua saham ini sudah mulai diskon besar.



Di sisi lain, dengan pola saham yang terus downtrend, mulai banyak yang ragu dengan kedua saham ini. Saya beberapa kali dapt pertanyaan via DM mengenai kedua saham tersebut (INDF dan ICBP): Apakah kedua saham ini bakal jadi "the next" UNVR?

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu melihat perbandingan fundamental dan valuasi-nya. Anda bisa lihat perbandingan kinerja dan valuasi INDF & ICBP dengan saham UNVR: 


Dari tabel diatas, fundamental INDF & ICBP dengan UNVR justru bertolak belakang. INDF dan ICBP mencetak kenaikan laba bersih yang cukup signifikan, dengan growth masing-masing 69% dan 40%. 

Sedangkan UNVR mengalami penurunan net profit 20%. Jika anda melihat historis kinerja UNVR 3-5 tahun kebelakang, net profit growth UNVR cenderung turun. Inilah yang menyebabkan saham UNVR banyak dijual investor. 

Kemudian, kita lihat dari sisi rasio utang, yaitu Debt to Equity Ratio (DER). DER INDF dan ICBP hanya di kisaran 1 kali, sedangkan DER UNVR 3,4 kali. Rasio utang INDF dan ICBP masih wajar, karena penggunaan utang dan ekuitas masih berimbang. Risiko leverage relatif rendah. Sedangkan DER UNVR sudah diatas 3 kali, yang artinya penggunaan utang 3 kali lebih besar dibandingkan total ekuitasnya.

Dari segi valuasi, INDF dan ICBP bisa dibilang jauh lebih murah dibandingkan UNVR, di mana PER UNVR mencapai 22,53 kali dengan PBV 30,02 kali. 

Sedangkan INDF PER-nya hanya 7,03 kali dan PBV cuma 1,12 kali masih sangat wajar. ICBP juga jauh lebih murah dibandingkan UNVR, dengan PER 12,76 kali dan PBV 2,64 kali. Namun dibandingkan INDF, relative valuation INDF jauh lebih menarik dengan PER dbawah 10 kali dan PBV hanya sekitar 1 kali.  

Artinya, INDF dan ICBP adalah saham yang sedang DISKON, dengan fundanental yang bagus. Hal ini berbeda dengan UNVR yang sahamnya turun dengan kondisi valuasi yang MAHAL, DER tinggi plus net profit turun. 

Mengacu pada fundamental at least sampai data yang ada sekarang, INDF dan ICBP tidak akan menjadi "the next" UNVR, karena perbedaan net profit growth, DER dan valuasinya justru berbanding terbalik dengan UNVR.  

Apakah INDF dan ICBP menarik untuk dibeli? Secara fundamental dan valuasi YA. Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan yang menyebabkan consumer goods masih lesu: 
  • Sentimen negatif INDF dan ICBP masih seputar perang Rusia dan Ukraina yang dikhawatirkan membuat harga-harga bahan baku untuk produksi semakin mahal, yang dapat menekan margin laba (terutama kenaikan harga gandum)
  • Pelaku pasar sedang fokus ke saham-saham komoditas
  • Sektor consumer goods masih belum menarik, karena bisnisnya yang sudah mature dan belum banyak sentimen positif di sektor ini   
Dengan kondisi sekarang, memang sahamnya secara tren dan valuasi sudah mulai DISKON BESAR. Namun sentimen-sentimen yang ada harus diperhatikan. 

Sektor consumer goods belakangan ini memang bukan sektor yang sedang menarik perhatian investor, karena perusahaan-perusahaan consumer goods, seperti INDF, ICBP, SIDO, MYOR memiliki bisnis yang sudah berada dalam tahap mature, sehingga pertumbuhannya tidak semenarik growth company atau perusahaan2 batu bara, CPO yang diuntungkan dengan kenaikan harga komoditas. 

Untuk para trader / invesotr ingin koleksi INDF dan ICBP, disarankan untuk terapkan akumulasi, jangan langsung all in dan lebih bagus untuk disimpan agak lama, minimal sampai pembagian dividen (INDF dan ICBP biasanya bagi dividen bulan September). 

Anda bisa akumulasi sedikit di saat sekarang sambil menunggu hasil kinerja laporan keuangan Q1 / 2022 yang akan terbit di akhir April nanti, karena LK-nya dapat menentukan reaksi pelaku pasar selanjutnya. 

Jika laporan keuangan tahunan 2021 audited dan laporan kuartal 1/ 2022 yang sama-sama terbit di bulan April nanti, INDF dan ICBP masih membukukan net profit growth, kedua saham ini akan semakin menarik, karena dengan fundamental yang bertumbuh, DER rendah, dan valuasi yang murah, merupakan ciri-ciri saham yang menarik untuk dikoleksi. 

ANALISIS TEKNIKAL INDF & ICBP 

INDF Chart

Candlestick pattern INDF terakhir masih membentuk pola red marubozu dengan volume tinggi, yang menunjukkan pola bearish pattern. Namun chart pattern INDF membentuk double bottom (lingkaran) pada area support 5.750-5.775.

Jika open INDF lanjut merah dibawah 5.750, maka trader bisa coba antri di area 5.700. Dengan support 2: 5.550. Sejak tahun 2016, INDF hanya menyentuh harga terendah saat awal pandemi 2020, yaitu di harga 4.950 pada April 2020. Kalau anda perhatikan lagi grafik INDF berikut sejak tahun 2016-2022: 


Oktober 2018, support historis INDF di 5.550 yang menjadi area rebound setelah membentuk strong downtrend. Jadi kalau INDF ternyata masih jebol dari 5.700, maka 5.550 bisa menjadi area konfirmasi untuk entry. Tetapi untuk saat ini, support 5.700-5.800 adalah area terdekat untuk entry, jika INDF bertahan diatas double bottom-nya. 


Sedangkan INDF sendiri biasanya bagi dividen di bulan September. Kalau kita perhatikan historis September 2021, maka 1 bulan sebelum cum date dividen, harga sahamnya diangkat naik. 

Namun setelah ex date, harganya "dibanting", sideways di 6.100-an, lalu diangkat lagi bahkan melebihi harga saat cum date dividennya. Untuk mid term trader, informasi dividen bisa menjadi dasar untuk hold INDF sampai mendekati pembagian dividen. 

ICBP chart

Untuk ICBP, trennya kurang lebih sama dengan INDF. Hanya saja, ini adalah tren harga terendahnya sejak 2016. Bahkan sudah jebol dibawah support saat awal pandemi Covid 2020 lalu. Posisi harga saat ini di 7.250. 

Sehingga secara teknikal, ICBP lebih aman masuk jika harganya bertahan diatas 7.000. Jika bearish continuation sampai jebol 7.000, ada baiknya wait and see, atau menunggu hasil laporan keuangan kuartal 1 / 2022-nya terlebih dahulu. Sedangkan resisten terdekat ada di 7.600 dan resisten 2 di 8.000 yang merupakan harga psikologisnya.

Kalau disuruh memilih salah satu, saya pribadi prefer ke INDF, karena secara valuasi dan harga lebih menarik. Apalagi INDF adalah induk ICBP. Tetapi kalau anda ingin lebih fokus ke saham mi instan (Indomie)-nya saja, maka bisa memilih ICBP. 

Catatan: Semua ulasan di pos ini bukan rekomendasi atau ajakan membeli saham. Ulasan-ulasan di pos ini adalah analisis berdasarkan data-data di market. Setiap keputusan beli jual saham, harus disesuaikan dengan pertimbangan pribadi masing-masing trader & investor. Salam Profit.   

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.