Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Apa Itu Rumus Price to Sales Ratio dan Analisanya

Di dalam analisis valuasi saham (analisis fundamental), kita mengenal beberapa macam analisa valuasi saham menggunakan analisis rasio. Rasio-rasio pasar / valuasi yang sering dikenal antara lain Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PER), Price to Cash Flow Ratio. 


Dalam analisa rasio pasar, investor juga perlu memahami PRICE TO SALES RATIO (PSR atau P/S Ratio). Analisis ini merupakan analisa valuasi dasar yang cukup mudah digunakan dalam analisa valuasi saham. 

Price to Sales Ratio merupakan rasio harga saham terhadap penjualan bersih yang membandingkan harga saham dengan penjualan (net sales) untuk menemukan valuasi saham perusahaan. 

Cara menilai PSR sebenarnya sama dengan analisa valuasi lainnya yaitu PER dan PBV. Namun PSR menggunakan komponen penjualan bersih untuk menilai valuasi saham, bukan menggunakan arus kas, laba ataupun ekuitas. 

Hal ini karena penjualan bersih (net sales) merupakan komponen laba rugi yang sangat penting di dalam perusahaan. Kelangsungan hidup perusahaan bergantung dari kemampuan perusahaan dalam mendapatkan omzet. 

Tanpa omzet perusahaan tidak akan bisa meraih profit. Omzet nantinya akan digunakan untuk membayar utang, biaya-biaya / beban perusahaan seperti biaya gaji, administrasi, pajak, sales, COGS, dan lain-lain. Sehingga melihat valuasi dilihat dari segi penjualan sangat diperlukan. 

Sehingga dalam PSR, penjualan bersih (omzet) dimasukkan sebagai komponen pembagi harga saham. Berikut rumus Price to Sales Ratio: 

Price to Sales Ratio

Atau


Angka harga saham didapatkan dari harga saham pasar perusahaan secara real time. Informasi tersebut bisa didapatkan dengan mudah melalui software online trading, atau anda bisa googling.Sedangkan penjualan per saham = Pendapatan Bersih / Jumlah Saham Beredar.

Rumus PSR juga bisa menggunakan rumus kedua. Untuk kapitalisasi pasar rumusnya adalah = Harga saham x jumlah saham beredar. Sedangkan penjualan bersih, bisa anda dapatkan melalui laporan keuangan perusahaan di bagian laba bersih, yaitu angka yang paling atas (biasanya dituliskan pendapatan bersih atau penjualan bersih).

Kedua rumus PSR ini akan menghasilkan nilai valuasi yang kurang lebih sama. Untuk pos ini, kita coba gunakan contoh menghitung PSR menggunakan rumus yang atas (Harga saham / penjualan per saham). 

CARA INTERPRETASI PRICE TO SALES RATIO 
  • Semakin rendah nilai rasio --> harga saham semakin murah 
  • Semakin tinggi nilai rasio --> harga saham semakin mahal
Semakin kecil nilai PSR, dapat dikatakan valuasi saham tersebut semakin murah. Artinya, harga saham murah secara fundamental. Semakin nilai PSR, dapat dikatakan valuasi saham semakin mahal. Artinya, harga saham mahal secara fundamental. 

Pada umumnya PSR yang murah adalah PSR dibawah 1. Karena PSR dibawah 1 mengindikasikan bahwa harga saham perusahaan dihargai dibawah nilai nilai wajarnya yang artinya harga saham lebih rendah dari nilai perusahaan sesungguhnya. 

Ibarat ada mobil yang harga wajarnya adalah Rp150 juta. Namun karena nilai pasar mobil yang seharusnya hanya 0,5 kali, artinya anda bisa membeli mobil tersebut hanya sebesar Rp75 juta saja. 

Artinya, dengan valuasi yang murah, anda bisa membeli mobil dibawah harga wajarnya. Konsep ini sama dengan PSR, di mana PSR dibawah 1 artinya saham tersebut dikatakan murah, karena anda bisa membeli saham tersebut dibawah harga wajarnya.  

Namun dalam analisis rasio pasar, tidak ada patokan khusus di angka berapa PSR dikatakan mahal atau murah. Yang anda perlu anda lakukan adalah membandingkan nilai rasio ini dengan rata-rata PSR di satu sektor industrinya. 

Apabila PSR perusahaan yang anda analisa nilainya berada diatas rata-rata industri, artinya saham tersebut secara valuasi bisa jadi tergolong mahal (overvalued). Namun jika PSR perusahaan berada dibawah rata-rata industri sejenis, dapat dikatakan secara valuasi saham masih tergolong murah (undervalued).

CONTOH CARA MENGHITUNG PRICE TO SALES RATIO 

Sekarang kita masuk ke contoh cara menghitung PSR. Disini kita menggunakan contoh perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI). Untuk mendapatkan data penjualan bersih, anda bisa masuk ke laporan laba rugi AALI berikut: 

Laporan keuangan dalam Jutaan Rupiah

Kita ambil angka periode yang terakhir (tanda lingkaran hijau), lalu dikalikan dengan Rp1.000.000 (Karena laporan keuangan AALI dalam Jutaan Rupiah). Berarti untuk penjualan bersih = Rp18.014.469.000.000. 

Langkah kedua, kita cari nilai jumlah saham beredar AALI. Anda bisa baca caranya disini: Cara Mencari Jumlah Saham Beredar di Laporan Keuangan dan Cara Mendapatkan Data Jumlah Saham Beredar.

AALI memiliki jumlah saham beredar sebesar 1.924.688.333. Kemudian kita cari nilai penjualan bersih per saham yaitu = Rp18.014.469.000.000 / 1.924.688.333 = Rp9.359 per saham. 

Harga saham AALI saat closing terakhir adalah 9.825. Maka Price to Sales Ratio AALI adalah = Rp9.359 per saham/ Rp9.825 = 0,95 kali. Artinya, valuasi saham AALI dihargai sebesar 0,95 kali.   

Dengan valuasi PSR AALI sebesar 0,95 kali, ini artinya PSR AALI dibawah 1, yang artinya secara perhitungan rasio dapat dikatakan saham AALI sedang murah / undervalued. 

Sehingga mengacu pada analisa PSR, anda bisa mempertimbangkan untuk membeli saham AALI berdasarkan analisa valuasi tersebut. Namun perlu diingat, bahwa dalam investasi saham anda juga harus membandingkan faktor-faktor lain.

Misalnya, membandingkan nilai PSR dengan industri sejenis. Kalau di industri sejenis AALI (saham LSIP, BWPT dan lain2) ternyata PSR-nya jauh lebih murah dibandingkan AALI, anda perlu pertimbangkan kembali. 

Analisa kinerja laporan keuangan, profitabilitas, kekuatan perusahaan di sektor industrinya juga menjadi pertimbangan investor. Misalnya, perusahaan dengan PSR undervalued namun mengalami rugi bersih dalam laporan keuangan, sebaiknya anda tidak terburu membeli sahamnya, karena berisiko menimbulkan value trap. 

Itulah cara menganalisa price to sales ratio beserta contoh cara mendapatkan data dan angka-angka yang diperlukan dalam valuasi. Semoga bermanfaat.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.