Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Analisis Saham: Speculative Buy

Kalau anda sering membaca rekomendasi analis saham, anda pasti tidak asing dengan istilah rekomendasi SPECULATIVE BUY. Jadi kalau anda sering menggunakan analisis saham tambahan melalui rekomendasi untuk stock pick pribadi, anda perlu memahami arti speculative buy dan penerapannya dalam analisa teknikal.


Berikut adalah salah satu contoh rekomendasi speculative dari analis sekuritas yang sering kita temukan di media massa: 


Speculative buy adalah rekomendasi beli saham yang sudah berada di titik support yang cukup bagus, namun dengan dua kondisi kemungkinan besar yaitu: Harga saham berpotensi bullish reversal dengan cepat, atau sebaliknya harga saham breakdown dari support penahan, sehingga justru meneruskan penurunan. 

Saham-saham yang direkomendasi dengan speculative buy umumnya adalah saham-saham yang punya potensi technical rebound secara cepat dari support-nya, namun saham tersebut belum dikonfirmasi dengan tren naik (uptrend). 

Jadi itulah kenapa dinamakan dengan SPECULATIVE, karena jika anda membeli saham dengan karakter seperti ini, anda akan menghadapi dua kemungkinan besar: Saham anda akan naik cepat (rebound) dan tentunya anda dapat profit. 

Atau sebaliknya, setelah beli saham justru saham anda turun lagi dari support-nya. Saham yang jebol dari support penahannya biasanya berisiko untuk meneruskan penurunan tren (bearish continuation). 

Yap, jadi pada umumnya speculative buy itu merupakan saham-saham yang sebelumnya lagi turun banyak, namun karena harganya sudah bertahan di area support pentingnya (support kuat, atau support krusial misalnya membentuk double bottom, triple bottom), maka saham tersebut direkomendasikan. 

Speculative buy juga merupakan saham-saham yang turun sangat banyak karena adanya sentimen negatif sesaat. Namun biasanya saham-saham yang turun banyak, potensi rebound-nya juga cepat. Di sisi lain, risiko breakdown juga membayangi saham tersebut. 

Berikut adalah salah satu contoh pola saham yang sifatnya speculative buy: 

Speculative buy 

Perhatikan yang saya beri tanda panah merah. ANTM turun drasts selama 2 hari, kena ARB karena sentimen negatif. Namun saat itu, saham-saham di sektornya yaitu INCO dan TINS, khususnya saham INCO sudah mulai berbalik arah. 

Biasanya kalau saham-saham di satu sektor mulai naik, saham-saham di sektor lainnya (market leader) akan menyusul. Selain itu, secara teknikal sudah cukup murah. Penurunan saham secepat ini, biasanya rebound-nya juga cepat. 

Namun tetap saja saham-saham seperti ini risikonya besar. Di satu sisi, anda bisa dapat profit cepat dari ANTM. Di sisi lain, kalau saham ini turun bisa jatuh lagi dan risiko nyangkut akan lebih besar. 

Dan benar saja, perhatikan saham ANTM keesokan harinya (tanda lingkaran). ANTM ternyata masih lanjut turun dari support hari sebelumnya. Tetapi saat closing, berhasil hijau dan jauh meninggalkan harga terendahnya, sehingga membentuk long lower shadow.

Walaupun risikonya agak tinggi, namun saham-saham untuk speculative buy pergerakannya cukup atraktif, sehingga ketika naik / rebound, trader bisa dapat profit lebih cepat di saham tersebut.   

Lalu, bagaimana cara menyikapi rekomendasi saham speculative buy? Risikonya kan juga tinggi? 

Kalau analis saham merekomendasikan speculative buy, dan setelah menganalisa sahamnya anda memang berniat untuk mentradingkan saham tersebut, maka ada beberapa strategi trading yang bisa anda terapkan: 

1. Tunggu konfirmasi beberapa menit pertama dan lihat kondisi market 

Disarankan tidak langsung membeli sahamnya ketika jam market buka. Coba tunggu 10-15 setelah open market. Apakah sahamnya jatuh dibawah support, atau bisa bertahan diatas support. 

Kalau sahamnya bertahan diatas support dan belum naik tinggi, anda bisa pertimbangkan trading. Pertimbangkan juga kondisi market. Apalagi untuk saham2 likuid yang market cap-nya agak besar, pergerakan sahamnya biasanya cenderung mengikuti arah IHSG juga. 

2. Jangan masuk dengan modal besar 

Bagaimanapun juga, saham2 untuk speculative buy risikonya lebih tinggi, sehingga untuk saham2 jenis ini hanya untuk jangka pendek dan disarankan tidak masuk dengan modal terlalu besar. 

Anda bisa pertimbangkan untuk menggunakan 10-25% dari modal anda untuk alokasi di saham-saham yang sifatnya speculative buy. 

3. Take profit tidak perlu terlalu tinggi 

Target take profit untuk saham-saham yang speculative buy tidak perlu terlalu tinggi, bisa pertimbangkan kisaran 2,5-6%. Karena saham-saham tersebut biasanya berada dalam tren turun, sehingga bisa jadi setelah saham tersebut rebound, tidak lama kemudian justru berbalik turun dibawah support-nya.

4. Pertimbangkan cut loss jika jatuh dibawah support penahan 

Jika anda menganggap pergerakan saham tersebut meleset dan jatuh dibawah support, anda boleh pertimbangkan untuk cut loss. Pelajari juga: Cara Meminimalkan Cut Loss Saham. 

Untuk saham-saham speculative buy, disarankan untuk wait and see dulu pada beberapa menit pertama sebelum anda memutuskan beli, untuk memastikan apakah saham tersebut tidak jatuh dibawah supportnya. 

Menggunakan analisa indikator, candlestick juga bisa menjadi tambahan untuk trading decision anda. Itulah cara membaca analisa speculative buy dan menginterpretasikannya di dalam analisa saham anda. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.