Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Stochastic VS RSI, Mana yang Terbaik untuk Trading?

Dua jenis indikator leading yang paling sering digunakan oleh trader saham (indikator populer) adalah indikator Stochastic dan indikator Relative Strengh Index (RSI). Kedua indikator tersebut memiliki fungsi dan cara membaca yang hampir sama, karena keduanya sama-sama berfungsi sebagai leading indicator. 


Karena kedua indikator ini sama-sama bagus, banyak trader yang bingung: Lebih baik memilih Stochastic atau RSI untuk analisa teknikal? Beberapa waktu lalu, dapat pertanyaan dari rekan trader melalui email. Berikut pertanyaannya: 


"Apa alasannya memilih stochastic dan bukan RSI untuk menentukan jenuh jual dan beli? Karena bisa terjadi, stochastic mengatakan jenuh, sedangkan RSI belum atau sebaliknya?"

Dilema menggunakan kedua indikator leading secara bersamaan adalah: Anda akan menghadapi bias dalam mengambil keputusan, karena anda memilih salah satu indikator, apabila kedua indikator memberikan sinyal trading yang berbeda satu sama lain. 

STOCHASTIC VS RSI 

Jadi, mana yang lebih baik untuk trading? Stochastic atau RSI? Mari kita perhatikan dahulu perbedaan keduanya. 

INDIKATOR STOCHASTIC terdiri dari dua buah garis yaitu garis %K dan garis %D, sehingga dalam indikator, kita bisa melihat dua perpotongan garis yang seringkali disebut sebagai golden cross (sinyal beli karena kedua garis berpotongan keatas), dan death cross (sinyal jual karena kedua garis berpotongan kebawah). Berikut tampilan indikator SO: 

Indikator Stochastic

Salah satu garis Stochastic adalah garis Moving Average. Jadi di dalam indikator Stochastic, juga terdapat komponen indikator Moving Average.

Indikator Stochastic juga memiliki area jenuh beli, yaitu diatas angka 80 dan area jenuh jual, yaitu dibawah angka 20. Diatas 20 sampai dibawah 80 adalah area netral. 

Mengenai indikator stochastic yang lebih banyak, kita juga sudah pernah bahas pada pos berikut ini: Cara Menggunakan Indikator Stochastic Oscillator. Baca juga: Cara Setting Indikator Stochastic Oscillator. 

RELATIVE STRENGH INDEX (RSI) terdiri dari satu buah garis dengan settingan periode default 14 hari (bisa anda setting sesuai keinginan). Sama seperti Stochastic, RSI juga memiliki area jenuh beli dan jenuh jual, namun area-nya berbeda dengan stochastic. 

Area jenuh beli RSI berada diatas 70, dan area jenuh jual RSI berada dibawah garis 30. Berikut adalah tampilan indikator RSI di grafik saham:  

Relative Strengh Index

Dalam praktikknya, indikator Stochastic dan RSI bisa memberikan hasil yang berbeda, walaupun mungkin anda sudah menggunakan time frame yang sama. Perbedaan itu bisa terjadi dalam beberapa kasus: 
  • Indikator SO bergerak keatas (sinyal beli) tapi indikator RSI bergerak kebawah (sinyal jual), atau sebaliknya.
  • Indikator SO bergerak keatas atau kebawah, namun indikator RSI bergerak mendatar, atau sebaliknya. 
  • Indikator SO memberikan sinyal overbought atau oversold, namun indikator RSI masih berada pada garis yang netral, atau sebaliknya. 
Sebagai contoh, perhatikan perbedaan kedua indikator Stochastic dan RSI dengan time frame sama (periode 14 hari), pada saham yang sama: 

Stochastic Vs RSI

Perhatikan, indikator Stochastic sudah berada dibawah garis jenuh jual (di angka 10,73). Akan tetapi indikator RSI (yang paling bawah), masih netral di kisaran angka 45. 

Kedua indikator jelas memberikan hasil yang berbeda. Stochastic mengatakan: "Saham SSMS sudah mulai banyak tekanan jual nih, sudah mulai jenuh jual. Habis ini ada potensi rebound"

Tapi indikator RSI mengatakan: "Saham SSMS masih belum terlalu murah, masih belum di oversold, mungkin masih akan turun lagi apalagi garis RSI-nya masih mendatar".

Nah, dalam kondisi seperti ini, sinyal indikator mana yang akan anda ikuti? Apakah anda akan membeli saham SSMS karena sudah mulai menunjukkan area oversold? Atau anda menunggu indikator RSI karena posisi indikator-nya masih di tengah-tengah? 

Jadi, antara Stochastic vs RSI, mana yang terbaik untuk trading? Oke, sekarang saya akan menjawab dari sedikit pandangan subjektifitas saya (karena saya juga sudah pernah menggunakan keduanya).

Saya pribadi lebih suka menggunakan indikator Stochastic Oscillator (SO) dibandingkan RSI. Ada beberapa alasannya: 

1. Indikator Stochastic salah satunya terdiri dari garis Moving Average, di mana Moving Average sangat berguna untuk menganalisa kecenderungan tren, ataupun potensi reversal suatu saham. 

2. Indikator SO memiliki dua buah garis, sehingga bisa memberikan sinyal golden cross dan death cross yang lebih jelas dan terukur dibandingkan indikator RSI yang hanya menampilkan satu garis. 

Tapi ingat, jawaban saya ini bukan bermaksud untuk "mendoktrin" anda, ataupun mendiskreditkan indikator RSI. Karena dalam praktikknya, memang tidak ada indikator sempurna. 

Saya cocok pakai indikator Stochastic, bisa jadi anda malah lebih cocok pakai RSI. Mungkin anda lebih cocok pakai RSI, karena garis-nya lebih simpel, who knows? Saya sering menerima pertanyaan: "Mana yang sebaiknya saya pakai? Stochastic atau RSI?" 

Saran saya, kalau anda bingung memilih indikator Stochastic or RSI, lakukan trial keduanya. Sebagai tahapan awal, anda bisa menggunakan default settingnya terlebih dahulu. RSI biasanya default settingnya adalah 14 hari dan Stochastic adalah 5,3,3. 

Tetapi ada baiknya anda TIDAK MENGGABUNGKAN KEDUA INDIKATOR dalam satu analisa saham. Karena kalau anda pakai RSI dan SO, hal ini berisiko menimbulkan bias dan kebingungan pada saat kedua indikator memberikan sinyal yang berbeda. 

Pakailah satu satu terlebih dahulu. Uji dengan sistem trading anda (forward testing), dan dari situlah anda bisa merasakan mana yang paling cocok dengan karakter anda. Cara ini juga saya terapkan ketika menguji kedua indikator buat trading pribadi. 

Dalam analisa indikator, jangan lupa untuk selalu kombinasikan dengan analisa teknikal klasik, price action seperti chart pattern, analisa tren, support resisten, karena indikator tidak bisa berjalan sendiri tanpa price action. Indikator sifatnya adalah sebagai pelengkap analisa. 

Pelajari juga kombinasi-kombinasi analisa teknikal mulai level pemula - expert untuk praktik trading disini: Ebook Full Analisis Teknikal Saham.  

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.