Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Jenis-Jenis Reksadana & Penjelasannya

El Heze

Instrumen investasi di pasar modal terdiri dari saham, obligasi dan reksadana. Dan instrumen investasi tersebut memiliki tingkat risiko-nya masing-masing. Di web Saham Gain, kita lebih banyak membahas tentang saham. Saham memiliki tingkat risiko paling tinggi dibandingkan obligasi dan reksadana. 


Biasanya para trader dan investor saham, selain memasukkan modalnya untuk trading investasi, juga menginvestasikan modalnya melalui instrumen investasi reksadana, karena reksadana memiliki risiko lebih rendah dibandingkan saham, dan sifatnya lebih pasif (passive income). 

Pada pos ini, kita akan membahas jenis-jenis reksadana dan penjelasan reksadana. Menurut Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27), reksadana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal yang selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi.

Ada tiga poin penting reksadana. Pertama, adanya dana dari masyarakat pemodal. Kedua, dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek. Ketiga, dana tersebut dikelola oleh Manajer Investasi. 

Jadi dalam investasi reksadana, anda hanya perlu menempatkan (investasi) modal anda di reksadana tersebut. Setelah itu, anda akan mendapatkan return (tergantung jenis reksadana-nya). 

Yap, dalam investasi reksadana anda tidak perlu melakukan apapun karena portofolio yang ada di dalam reksadana sudah dikelola oleh Manajer Investasi. Anda hanya menginvestasikan modal anda dan mendapatkan return alias passive income.  

JENIS-JENIS REKSADANA 

Berikut rangkuman singkat jenis-jenis reksadana: 

Jenis-jenis reksadana

REKSADANA KONVENSIONAL

1. Reksadana Pasar Uang (RDPU)

Reksadana pasar uang adalah reksadana yang investasinya ditempatkan 100% pada instrumen pasar uang yaitu obligasi yang jatuh temponya kurang dari satu tahun, deposito bank, dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Beberapa ciri reksadana pasar uang adalah: 
  • 100% isinya adalah instrumen pasar uang (deposito, SBI, obligasi jangka pendek).
  • Risiko paling rendah dibandingkan reksadana lainnya.
  • Return rendah, namun lebih tinggi dibandingkan return deposito. 
  • Cocok untuk investor jangka pendek (beberapa bulan), karena risiko fluktuatif rendah, dan dana bisa dicairkan lebih cepat. 
Beberapa contoh reksadana pasar uang antara lain:  
  • Sucorinvest Money Market Fund 
  • Batavia Dana Kas Maxima 
  • Manulife Dana Kas II Kelas A
  • BNI-AM Dana Likuid 
  • Danareksa Seruni Pasar Uang II 
  • Danamas Rupiah Plus 
  • Sucorinvest Sharia Money Market Fund
2. Reksadana Pendapatan Tetap (RDPT)  

Reksadana pendapatan tetap adalah reksadana yang berisi minimal 79% efek bersifat utang (obligasi jangka menengah, surat utang negara), dan sisanya berasal dari instrumen pasar uang. 

Reksadana pendapatan tetap seringkali disebut sebagai reksadana obligasi, karena mayoritas isinya adalah obligasi (biasanya campuran obligasi korporasi dan obligasi negara). Berikut beberapa ciri reksadana pendapatan tetap: 
  • Minimal 80% berisi efek bersifat utang seperti obligasi korporasi  & negara 
  • Return stabil, namun dengan risiko moderat 
  • Return lebih tinggi dibandingkan RDPU, namun risiko juga berbanding lurus 
  • Cocok untuk investor jangka menengah (sekitar 1 tahun), karena risiko moderat. Investor bisa menghadapi risiko fluktuatif obligasi. 
Berikut beberapa contoh reksadana pendapatan tetap: 
  • Danamas Stabil 
  • Eastspring IDR Fixed Income Fund Kelas A 
  • Sucor Invest Stable Fund 
  • Manulife Obligasi Negara Indonesia II Kelas A 
  • Schroder Dana Mantap Plus II 
  • Batavia Dana Obligasi Ultima 
3. Reksadana Campuran

Reksadana campuran adalah yang berisi campuran antara ekuitas (saham), surat utang dan pasar uang. Berikut beberapa ciri reksadana campuran: 
  • Instrumen berisi campuran saham, obligasi dan pasar uang 
  • Risiko moderat, lebih tinggi daripada RDPT 
  • Return lebih tinggi dari RDPT, namun risiko juga berbanding lurus 
  • Cocok untuk investor jangka menengah (sekitar 1 tahun), karena risiko moderat. Investor bisa menghadapi risiko fluktuatif obligasi maupun harga saham. 
Berikut beberapa contoh reksdana campuran: 
  • Schroder Dana Campuran Progresif 
  • Schroder Dana Terpadu II 
  • Capital Balanced Fund 
  • Schroder Dana Kombinasi
  • Inside Benefit Balanced Fund 
  • Panin Dana Berimbang
  • Manulife Dana Campuran II 
4. Reksadana Saham  

Reksadana saham adalah jenis reksadana yang berisi minimal 80% efek bersifat ekuitas (SAHAM). Jadi reksadana saham dominan berisi instrumen saham, sedangkan sisanya bisa berasal dari campuran obligasi, dan instrumen pasar uang. 

Reksadana saham merupakan reksadana dengan risiko yang paling besar dibandingkan semua jenis reksadana lainnya. Hal ini karena reksadana saham sebagian besar berisi instrumen saham, di mana pergerakan harga saham cukup berfluktuatif dan sensitif terhadap kondisi ekonomi dan sentimen.

Berikut ciri-ciri yang melekat pada reksadana saham: 
  • Minimal 80% portofolio berisi instrumen saham, sisanya adalah obligasi & pasar uang
  • Risiko tinggi (reksadana dengan risiko paling besar) 
  • Imbal hasil paling tinggi, namun risiko juga berbanding lurus 
  • Risiko reksadana saham masih lebih rendah dibandingkan instrumen saham, karena masih ada instrumen obligasi dan pasar uang
  • Cocok untuk investor jangka panjang. Reksadana saham kurang cocok untuk jangka pendek, karena akan menghadapi risiko fluktuatif harga saham. 
Berikut beberapa contoh reksadana saham: 
  • Sucorinvest Equity Fund 
  • Schroder Dana Istimewa 
  • Batavia Dana Saham 
  • Manulife Dana Saham Kelas A 
  • Manulife Saham Andalan 
  • Sinarmas Saham Unggulan 
  • BNP Paribas Pesona 
  • Schroder Dana Istimewa 
Kalau di reksadana pasar uang, biasanya anda akan mendapatkan return / imbal hasil positif, namun keuntungannya kecil dan cenderung stabil (risiko kecil). 

Tetapi pada reksadana saham, anda bisa mendapatkan return yang jauh lebih tinggi dibandingkan reksadana pasar uang. Namun, reksadana saham juga berisiko mendapatkan imbal hasil negatif alias rugi.  

REKSADANA TERSTRUKTUR

1. Reksadana Penyertaan Terbatas 

Reksadana penyertaan terbatas adalah reksadana yang tidak diperdagangkan di Bursa, yang dibentuk dengan tujuan untuk mendanai proyek-proyek pemerintah, khususnya di sektor riil. 

2. Reksadana Indeks 

Reksadana indeks adalah reksadana yang portofolio-nya berisi efek yang sama dengan indeks acuan yang dipakai, jadi return-nya hampir sama dengan return indeks tersebut. 

Misalnya manajer investasi memilih saham-saham di indeks LQ45 untuk dimasukkan ke dalam portofolio reksadana. Maka return reksadana tersebut nantinya kurang lebih akan sama dengan return indeks LQ45. 

3. Reksadana Terproteksi 

Reksadana terproteksi adalah reksadana yang memberikan proteksi atas nilai investasi awal melalui mekanisme pengelolaan portofolio efek bersifat utang yang masuk ke dalam kategori LAYAK INVESTASI (Investment grade). Isinya adalah sebagian besar fixed income.      

4. Reksadana Penjaminan

Reksadana penjaminan konsepnya hampir sama dengan reksadana terproteksi, namun dijamin oleh insurance / asuransi, dan isinya sebagian besar adalah fixed income. 

CARA INVESTASI REKSADANA  

Itulah jenis-jenis reksadana dan penjelasan reksadana. Lalu, bagaimana cara investasi reksadana? 

Saat ini, anda bisa investasi reksadana cukup mudah  melalui aplikasi-aplikasi yang sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Beberapa aplikasi yang digunakan untuk wadah investasi reksadana antara lain adalah aplikasi Bibit dan Bareksa. Anda bisa download aplikasi tersebut pada Google Playstore. 

Setelah itu, anda bisa ikuti langkah-langkah registrasinya dan top up modal, serta memilih reksadana yang anda inginkan. 

Beberapa software online trading yang disediakan perusahaan sekuritas, seperti software Danareksa Online, Indpremier Sekuritas juga menyediakan fasilitas untuk membeli dan menjual reksadana yang mereka kelola. 

Kalau anda ingin investasi reksadana, pilihlah reksadana yang Manajer Investasi-nya punya track record bagus dan pilih reksadana yang memiliki dana kelolaan tinggi, serta track record yang baik.  

Biasanya untuk investasi reksadana, reksadana yang bisa dibeli oleh investor adalah jenis reksadana konvensional: Reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran dan reksadana saham.  

Jadi kalau anda punya modal besar, anda bisa pertimbangkan untuk diversifikasi ke instrumen saham (trading dan investasi), serta instrumen reksadana untuk passive income. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.