Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Harga Wajar Saham: Menghitung Dividend Discount Model (DDM)

Dalam analisis fundamental anda pasti tidak asing dengan istilah VALUASI SAHAM. Valuasi saham adalah cara atau metode yang digunakan untuk menilai MAHAL MURAH-nya harga saham dari sisi analisis fundamental, sehingga dari analisa valuasi, anda bisa menilai HARGA WAJAR SAHAM.  

 

Secara sederhana, dalam analisa valuasi saham, apabila harga pasar lebih TINGGI daripada harga wajarnya, maka saham dapat dikatakan OVERVALUED alias kemahalan

Katakanlah harga pasar saham sebesar Rp10.000. Tapi harga wajar berdasarkan perhitungan valuasi adalah sebesar Rp8.000. Maka harga saham dikatakan overvalued karena harga pasar-nya saat ini sudah jauh diatas harga wajar yang seharusnya. 

Dalam analisa fundamental khususnya untuk value investor, tidak disarankan membeli saham yang overvalued. 

Sebaliknya, apabila harga pasar lebih RENDAH daripada harga wajarnya, maka harga saham sekarang dapat dikatakan UNDERVALUED alias masih murah. 

Sebagai contoh, harga pasar saham saat ini sebesar Rp5.000. Tetapi harga wajar / nilai intrinsik saham (valuasi saham) adalah sebesar Rp8.000, maka dapat dikatakan harga saham masih murah, karena harga saham sekarang masih dibawah harga wajar seharusnya. 

Artinya harga saham masih bisa berpotensi naik ke harga intrinsiknya yaitu di kisaran Rp8.000. Dalam analisa fundamental, disarankan untuk membeli saham yang undvervalued, tentunya didukung juga dengan analisis fundamental yang baik. 

Ada banyak metode yang bisa digunakan untuk menghitung harga wajar saham, misalnya metode Discounted Cash Flow (DCF), metode Gordon Growth Model dan lain-lain. Di pos ini, kita akan fokus menghitung harga wajar menggunakan metode DIVIDEND DISCOUNT MODEL (DDM). 

HARGA WAJAR SAHAM: METODE DIVIDEND DISCOUNT MODEL (DDM)  

Dividend Discount Model (DDM) adalah metode untuk mengetahui berapa harga wajar saham dengan cara memprediksi dividen yang akan diterima di masa mendatang. 

Berikut adalah rumus Dividend Discount Model (DDM): 

Rumus Dividend Discount Model 

Vcs = Nilai intrinsik saham biasa
D1 = Dividen yang akan diterima di tahun depan (tahun pertama) 
1 = Konstanta
P1 = Harga saham biasa pada tahun depan 
Kcs= Tingkat pengembalian yang diinginkan oleh pemegang saham 

Tetapi jika dividen dianggap akan bertumbuh konstan sebesar g, maka rumus Dividend Discount Model (DDM) adalah sebagai berikut: 


Vcs = Nilai intrinsik saham biasa 
Kcs = Tingkat pengembalian yang diinginkan oleh pemegang saham 
g = Tingkat pertumbuhan dividen (konstan). Angka g dinyatakan dalam persentase. 

Contoh cara menghitung harga wajar saham menggunakan dividend discount model: 

PT ABCD membagikan dividen saham per tahun sebesar Rp400 (dividen ekspektasi yang akan diterima tahun depan). Harga jual saham tahun depan yang di-ekspektasikan adalah Rp4.000. Sedangkan tingkat pengembalian yang diinginkan (required rate of return) adalah sebesar 10%. 

Dari angka-angka ini, kita bisa menghitung berapa harga wajar saham perusahaan dengan Dividend Discount Model (DDM): 


Vcs = Rp3.999. Jadi harga yang anda anggap wajar untuk saham ABCD menggunakan perhitungan Dividend Discount Model adalah sebesar Rp3.999. 

Apabila harga saham ABCD saat ini katakanlah adalah sebesar Rp2.700, maka dapat dikatakan harga saham ABCD undervalue alias masih murah, karena dengan harga saham Rp2.700, harga saham masih lebih rendah / murah dibandingkan dengan harga wajarnya. 

Itulah cara menghitung Dividend Discount Model (DDM) untuk menghitung valuasi harga saham perusahaan. Dari situlah anda bisa menilai apakah harga saham perusahaan saat ini sudah murah atau masih mahal secara fundamental.    

Dalam analisa perhitungan harga wajar, memang tidak ada 100% metode yang paling bagus. Metode Dividend Discount Model (DDM) ini juga ada kelemahannya, yaitu perhitungannya terlalu banyak menggunakan asumsi.  

Masalahnya, kita tidak akan tahu dengan pasti berapa harga saham perusahaan di masa mendatang, berapa dividen yang akan dibayarkan di tahun depan. Selain itu, required rate of return juga ditentukan menggunakan asumsi yang ingin diperoleh oleh investor. 

Setiap investor mungkin bisa memiliki asumsi required of return yang berbeda, sehingga perhitungan harga wajar tiap orang bisa berbeda-beda juga. 

Perhitungan rumus Dividend Discount Model ini hampir semua angkanya berasal dari asumsi. Walaupun asumsi-asumsi yang digunakan tentu saja pasti didasarkan atas perhitungan dan pertimbangan yang matang, tetapi tetap saja yang namanya asumsi belum bisa ditentukan kebenarannya. 

Berbeda dengan analisa menggunakan data kuantitatif pasti seperti analisa laporan keuangan misalnya. DDM bagus digunakan untuk anda yang investasi dengan tujuan atau fokus pada DIVIDEN, maka anda bisa gunakan perhitungan harga wajar menggunakan metode ini.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.