Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Strategi Trading Saham Anti Cut Loss

El Heze

Dalam trading saham, trader selalu disarankan untuk menetapkan batasan cut loss ketika harga saham tidak bergerak sesuai prediksi dan analisa kita. Cut loss adalah tindakan "memotong" kerugian, dengan tujuan untuk mengantisipasi agar kerugian di market tidak bertambah besar.


Katakanlah anda beli saham di harga 2.000. Anda menetapkan take profit di 2.200 dan cut loss di 1.950. Ketika saham turun ke 1.950, anda cut loss dan rugi sebesar Rp100.000. Tapi kalau anda tidak cut loss, dan saham anda turun sampai 1.800, floating loss anda akan semakin besar. 

Masalahnya, dalam praktik trading tidaklah sesimpel dan semudah itu. Cut loss adalah DILEMA paling besar buat para trader saham. Banyak trader saham yang tidak rela melakukan cut loss. 

Saya memahami hal ini karena terkadang setelah kita cut loss, harga saham malah balik naik lagi. Harusnya kalau nggak cut loss, anda mau menunggu dan bersabar sedikit, anda bisa profit. Bukankah begitu? 

Tetapi ada lagi dilema yang lain. Kalau trader tidak pernah menetapkan cut loss, saham yang dibeli seringkali turun terus, bahkan tidak kembali ke harga awal. Atau, kalaupun kembali membutuhkan waktu yang sangat sangaaat lama. 

Persoalannya, kita tidak akan pernah mengetahui apakah ketika kita cut loss, saham anda bakalan turun lagi (sehingga cut loss anda sudah benar). Atau malah sebaliknya, setelah cut loss saham anda langsung naik (Jadinya anda menyesal melakukan cut loss). 

Faktanya, di market banyak trader saham yang anti dengan cut loss, karena trader tidak rela melakukan cut loss ketika harga saham turun, dan lebih memilih untuk menunggu saja. 

Tidak ada salahnya kalau anda anti cut loss dalam trading. Tetapi saran saya, buat trader anti cut loss, anda tidak disarankan untuk sembarangan membeli saham ataupun asal menerapkan strategi trading. 

Hal ini bertujuan untuk menghindari risiko saham turun terus jika anda tidak menetapkan batasan cut loss. Ada beberapa strategi strading saham anti cut loss yang bisa anda terapkan: 

1. Beli saham di harga bawah (murah) 

Salah satu penyebab utama saham nyangkut, dan sulit balik ke harga awal adalah karena trader membeli saham yang harganya masih mahal atau sudah naik tinggi. 

Anda harus pelajari konsep di pasar saham bahwa para trader membeli saham dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Kalau saham sudah naik, pasti cepat atau lama para trader yang sudah dapat saham di harga bawah akan ambil untung (take profit). 

Sesuai hukum permintaan dan penawaran, kalau banyak yang jualan, maka harga saham akan turun. Sebaliknya, kalau saham sudah murah dan turun banyak, saham akan menjadi diskon. 

Trader akan kembali memborong saham yang sudah turun dan diskon, karena saham yang murah lebih terjangkau dan menarik. Ibarat anda membeli barang diskon vs barang dengan harga normal (tanpa diskon). Pelajari juga konsep trading yang pernah kita bahas disini: Konsep Trading Saham: Beli Saham Saat Mau Naik, Jual Saat Mau Turun.   

Kalau anda trader anti cut loss, pertimbangkan untuk membeli saham yang harganya memang sudah turun dan murah. Dengan cara ini, saham yang anda beli punya potensi naik atau rebound lebih cepat, dibandingkan kalau anda membeli saham yang sudah mahal. 

Dengan strategi tersebut, trader juga bisa meminimalkan risiko untuk terlalu sering melakukan cut loss. Saham yang sudah murah biasanya tidak membutuhkan waktu lama untuk naik lagi. 

Pelajari cara-cara menemukan saham yang sudah diskon & murah secara teknikal, yang berpotensi naik jangka pendek disini: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah. 

2. Beli saham dengan strategi averaging

Risiko cut loss bisa diminimalkan dengan menerapkan strategi averaging down. Sebagai trader, kita tidak pernah mengetahui apakah saham yang kita beli bakalan langsung naik atau turun lagi. 

Maka dari itu, anda bisa coba menerapkan strategi averaging down. Jadi kalau anda beli saham, terutama ketika anda masih belum yakin, anda bisa pertimbangkan membeli saham dengan modal sedikit. Jangan langsung masuk 100% modal. 

Katakanlah anda berencana beli 1 saham pakai modal Rp5 juta. Coba masukkan 1-1,5 juta dulu. Kalau saham anda turun, anda punya modal yang besar untuk averaging down. Manfaat averaging down untuk trader adalah, harga beli rata-rata anda jadi lebih murah. 

Sehingga anda tidak butuh harga yang terlalu tinggi untuk take profit, ketika saham mulai rebound dari penurunan. Saham anda lebih cepat recovery-nya. Untuk memudahkan memahaminya, perhatikan ilustrasi berikut:

Klik gambar untuk memperbesar

Katakanlah anda beli saham BBRI di harga 3.700 sebanyak 5 lot. Anda butuh harga minimal 3.720 untuk bisa jual untung saham anda. Ini hitungannya sudah termasuk fee trading. Pada contoh diatas saya pakai contoh fee 0,17% dan 0,27%. 

Tapi ternyata setelah beli BBRI, saham anda masih turun lagi sampai ke 3.600. Karena anda baru beli beberapa lot, di harga 3.600 anda beli lagi 5 lot, sehingga average price anda menjadi lebih murah, yaitu 3.650. Ketika harga beli rata-rata anda menjadi 3.650, anda hanya butuh harga minimal 3.670 untuk jual untung saham anda, bukan di harga 3.720 lagi. 

Tapi kalau anda tidak averaging, anda sudah terlanjur memasukkan semua modal, maka ketika harga saham BBRI turun ke 3.600, anda tetap butuh harga 3.720 untuk jual saham anda biar bisa profit. 

Bisa jadi saham BBRI ternyata berhasil naik ke 3.690, tapi kemudian turun lagi. Namun jika harga beli rata-rata anda 3.650, anda mau jual di 3.670, 3.680 anda sudah profit. 

Disini terlihat jelas perbedaannya, di mana dengan menerapkan averaging down, anda bisa meminimalkan risiko cut loss, risiko saham nyangkut, dibandingkan kalau anda langsung masuk semua modal. 

Terkait cara averaging down yang benar buat trader, sudah pernah kita bahas juga pada pos berikut ini: Cara Melakukan Averaging Down yang Benar. 

3. Fokus beli satu saham saja 

Selain beli saham yang sudah murah dan menerapkan strategi averaging down, kalau anda ingin mengindari cut loss, cobalah untuk fokus beli satu saham saja, yaitu saham yang sudah murah dan pergerakannya baik. 

Fokus untuk beli satu saham dengan strategi averaging down itu tadi. Kenapa satu saham? Karena kalau anda beli terlalu banyak saham, anda tidak bisa fokus. Anda harus membagi modal anda ke banyak saham, sehingga anda tidak bisa menerapkan averaging down lebih maksimal. 

Kesalahan trader yang sahamnya sering nyangkut dan cut loss karena ketika saham yang dibeli turun, trader malah beli saham-saham yang lain. Akhirnya semakin banyak saham yang nyangkut, karena tidak punya modal untuk averaging di saham yang pertama itu tadi. Trader nggak punya modal untuk "keluar" dari saham yang masih turun, karena modalnya sudah habis.

Prinsipnya, kalau satu saham yang anda beli belum untung, jangan menambah jumlah saham dulu. Lakukan averaging down pada titik-titik support yang bagus, sehingga "recovery" saham anda jauh lebih cepat.

Dengan cara ini, anda bisa meminimalkan tindakan-tindakan cut loss. Kalau saham anda balik naik lebih cepat, dan harga beli rata-rata anda juga murah, anda tidak butuh waktu lama untuk merealisasikan profit. 

4. Beli saham yang bagus (hindari saham gorengan)

Kalau anda ingin meminimalkan cut loss, hindari membeli saham gorengan, saham tidak likuid, ataupun saham2 yang anda tidak pahami sama sekali (Beli saham karena ikut-ikutan, karena lagi ramai atau beli hanya karena lagi ada rumor). 

Belilah saham yang teknikalnya bagus, anda bisa menganalisa pergerakannya, fluktuatif harga sahamnya juga cepat. Membeli saham yang bagus dapat meminimalkan risiko cut loss maupun floating loss dalam waktu panjang. 

Hindari beli saham yang pergerakannya lambat atau relatif diam di tempat. Karena saham-saham yang fluktuatif, balik-nya lebih cepat, sehingga kalau saham anda turun, dan anda averaging down, recovery saham anda juga lebih cepat. 

Anda disarankan untuk selalu melakukan screening saham sebelum trading, supaya bisa mendapatkan stock pick saham berkualitas buat trading. Perdalam cara-cara simpel, praktis dan efektif screening saham disini: Panduan Simpel & Efektif Screening Saham Bagus.  

Itu strategi-strategi cara trading saham buat trader anti cut loss. Ingat, keempat strategi ini saling melengkapi. Jadi, jangan mengabaikan salah satu. Misalnya, anda sudah fokus beli satu saham. Anda beli saham yang likuid.

Anda juga menerapkan strategi averaging down. Tetapi anda beli saham yang harganya masih di pucuk (di ujung tren naik). Sama saja, anda akan tetap menghadapi risiko nyangkut dan cut loss yang besar. 

Jadi buat trader anti cut loss, anda perlu mengkombinasikan keempat strategi ini. Jangan melewatkan satu pun strategi-strategi diatas. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.