Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Pengalaman Trading: Menghadapi Marking the Close Saham

El Heze

Kalau anda trading saham mendekati closing market, biasanya sekitar 15-30 sebelum closing market, fluktuatif harga saham terkadang tiba-tiba bergerak sangat cepat. Katakanlah dari sesi pagi sampai siang, IHSG merah terus. Tiba-tiba 15 menit sebelum pre-closing, IHSG hijau dan saham2 yang merah sejak pagi, naik di sore hari.


Atau bisa juga terjadi sebaliknya. Dari sesi pagi sampai siang saham-saham pada hijau, dan banyak yan naik. Tetapi 15-30 menit menjelang closing tiba-tiba harga saham pada jatuh, sehingga trader yang awalnya berpikir mau beli saham siang atau sore untuk dijual keesokan harinya, sahamnya malah nyangkut karena harganya tiba-tiba "dibanting" menjelang closing. 

Inilah yang disebut dengan aksi MARKING THE CLOSE. Kita pernah membahasnya disini: Aksi Marking the Close di Bursa Saham. Tentu saja, aksi marking the close adalah permainan MARKET MAKER alias big player / bandar di Bursa saham. 

Karena big player memiliki modal besar, maka para bandar saham memiliki kemampuan untuk menggerakkan saham-saham tertentu, sehingga dapat membuat perubahan pada pola market. 

Marking the close ibarat pedang bermata: Bisa menguntungkan anda atau malah sebaliknya. Kalau market lagi merah di pagi dan siang hari. Kemudian anda sempat koleksi sahamnya di harga bawah, maka ketika ada "kejutan" market berbalik arah pada sore harinya dan saham yang anda beli ikut naik, maka anda akan mendapatkan profit di sore harinya. 

Sebaliknya, kalau anda sempat beli saham di pagi-siang hari, tiba-tiba menjelang closing mayoritas harga saham "dibanting" bandar, maka saham yang anda hold sampai sore hari bisa nyangkut. 

Itulah mengapa dinamika pergerakan pasar saham di sore hari cukup cepat. Banyak trader yang suka memanfaatkan momentum sore hari untuk trading. Banyak trader yang mengatakan kalau sore hari lebih enak untuk trading cepat. 

Memang benar adanya, karena pola perubahan dan fluktuatif market di sore hari terkadang sangat cepat, karena adanya marking the close tersebut. 

PENGALAMAN MENGHADAPI MARKING THE CLOSE 

Pada pos ini, saya ingin sharing pengalaman trading pribadi, di mana saya menghadapi secara langsung aksi marking the close, dinamika perubahan saham yang cukup cepat menjelang closing market. 

Pagi hari tanggal 21 Oktober, saya sempat membeli saham MIKA di harga 2.230 pagi hari. Pada saat itu, IHSG sedang merah dan saya memang belum all in di saham MIKA, saya masih beli sekitar 1/3 dari modal yang saya alokasikan, di mana saya berencana averaging down jika saham MIKA masih turun lagi. 

Sampai sesi 2, saham MIKA masih sideways di 2.230, 2.240, 2.220. Di satu sisi, saya coba pasang harga jual terlebih dahulu di harga 2.270 (Target profit harian 1,35%). 

Tujuan saya memasang target profit lebih awal adalah untuk berjaga-jaga kalau ternyata saham MIKA balik naik dengan cepat, saya tidak ketinggalan momentum take profit. Berikut rincian trading saham MIKA penulis: 

Marking the close saham

Sampai sesi sore hari beberapa menit sebelum pre-closing, candlestick saham MIKA masih merah, dan saat itu saya berpikir saham MIKA mungkin akan naik besok atau besok lusa: 


Tetapi menjelang pre-closing market, tiba-tiba banyak saham yang diangkat naik. Dan tanpa diduga, saya dapat notif MATCHED ORDER sell MIKA di harga 2.270. Saya kaget, karena menjelang closing harga saham MIKA masih di 2.230, 2.240. 

Bagaimana bisa hanya dalam waktu tidak sampai 5 menit MIKA tiba-tiba langsung naik ke 2.270, padahal marketnya masih merah? 

Dan setelah cek market-nya saat pre closing, ternyata best bid MIKA naik sampai harga 2.290 dan best offer di 2.300. Sungguh kejutan... Candlestick yang awalnya merah, tiba-tiba jadi hijau dengan long lower shadow yang panjang: 


Inilah yang terkadang terjadi menjelang pre closing, di mana anda akan menghadapi pergerakan dinamika saham yang cepat, di mana kita sendiri bahkan tidak menyangka perubahan harga saham yang begitu cepat. Ada beberapa tips agar anda bisa menghadapi situasi marking the close: 

1. Punya trading plan yang jelas 

Marking the close akan kita hadapi dalam kemungkinan. Pertama, saham-saham "dibanting" saat menjelang pre closing. Kedua, saham-saham banyak yang "diangkat" menjelang pre closing. 

Kasus yang saya contohkan baru-baru ini adalah kasus di mana saham-saham "diangkat" menjelang pre closing termasuk saham yang saya beli (kebetulan kasus-nya pas kena yang kedua). 

Ini artinya kita tidak bisa mengetahui apakah menjelang pre closing saham akan dinaikkan atau diturunkan, atau malah tidak terjadi apa-apa. Jadi sebagai trader, apapun kondisinya, disarankan untuk selalu punya trading plan yang jelas. 

Belilah saham yang jelas. Belilah saham yang anda pahami polanya. Belilah saham yang pergerakannya baik. Kalau saham yang anda beli tiba-tiba naik menjelang pre closing, anda bisa jual untung. Tapi kalaupun saham anda merah saat pre closing, anda tidak perlu terlalu khawatir karena anda sudah beli saham yang benar. Aksi marking the close sebenarnya juga merupakan bagian dari dinamika market.  

2. Memasang target jual setelah beli saham

Penting untuk memasang target take profit setelah anda membeli saham, terutama buat yang ingin mengincar profit dari trading cepat (beli jual saham di hari yang sama atau sampai besoknya). 

Tujuannya, kalau anda tidak sempat memantau market, dan saat sore hari saham anda tiba-tiba naik, order anda akan matched sendiri, sehingga anda tidak ketinggalan momentum trading.  

3. Tidak perlu menunggu momen marking the close 

Kalau anda berpikir: "Enak ya dengan marking the close saham-saham bisa diangkat naik, jadi bisa take profit sore hari kalau sudah beli saham di pagi hari".

Masalahnya, kita tidak bisa memastikan kapan aksi marking the close ini akan terjadi, karena tidak setiap hari terjadi marking the close. Seperti contoh saham MIKA yang saya paparkan di pos ini... 

Saya sama sekali tidak bermaksud menunggu sore hari untuk jualan saham ini. Bahkan saya sempat berpikir kalau saham ini sepertinya tidak akan naik di hari yang sama. Tapi saya hanya punya mindset: Pokoknya beli saham yang baik dan PASANG TARGET JUAL dulu. Masalah matched atau tidak sore harinya, itu bukan masalah. 

Saran saya, sebagai trader anda tidak perlu menunggu momen marking the close untuk trading. Karena kalau anda terlalu bergantung pada momen trading sore hari, anda akan sering terjebak dengan perubahan kondisi market yang cepat.

Hal utama yang paling penting untuk anda lakukan adalah SCREENING SAHAM. Saham apa yang mau anda tradingkan di hari itu. Bagaimana plan anda? Apakah anda mau beli sahamnya sebagian atau all in

Pemilihan saham yang tepat, manajemen modal yang baik akan meningkatkan kualitas trading dan probabilitas profit yang lebih besar. 

Itulah pengalaman trading penulis dalam menghadapi aksi marking the close yang sering membuat dinamika pergerakan saham-saham di sore hari berubah dengan cepat. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.