Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Cara Jual Saham yang Tepat

Setelah anda membeli saham, anda pasti ingin merealisasikan keuntungan / take profit. Cepat atau lama, anda pasti akan menjual saham yang anda beli, agar anda bisa profit. Menjual saham bukan hanya sekedar menekan tombol SELL pada software online trading anda.  

 

Menjual saham harus dilakukan dengan strategi yang tepat. Tujuannya supaya trader bisa merealisasikan profit. Karena jika anda salah menetapkan harga jual, target profit atau bahkan anda terlambat menjual saham, maka saham yang anda pegang bisa mengalami floating loss, padahal sebenarnya anda sudah bisa dapat profit. 

Pada pos ini, saya ingin sharing beberapa strategi cara jual saham yang bagus, agar trader tidak ketinggalan momentum, dan bisa menempatkan order take profit di harga yang benar: 

1. Menjual saham pada harga resisten terdekat 

Trader saham seringkali bingung harus menjual saham di harga berapa setelah membeli. Oleh karena itu, saran saya anda bisa manfaatkan harga resisten-resisten terdekat sebagai acuan untuk menjual saham. 

Cara menentukan resisten terdekat dengan analisa teknikal, sudah pernah kita ulas pada pos berikut: Cara Khusus Menentukan Support & Resisten Saham, anda bisa baca-baca kembali. 

Tujuan menentukan resisten terdekat sebagai acuan target jual adalah supaya anda tidak kelewatan saat menjual saham. Karena seringkali saham yang trader beli sudah naik dan untung. Tetapi karena trader memasang target jual di harga terlalu tinggi, saham belum sempat naik ke target jualnya, sudah turun duluan. 

Nah, dengan menentukan resisten terdekat sebagai target jual, anda akan lebih mudah mencapai target profit / jual saham. Anda mungkin bertanya: "Tapi Pak Heze, kadang saham yang saya jual malah naik lagi. Bagaimana solusinya?"

Kalau anda khawatir saham yang anda jual malah naik lagi, anda bisa coba menjual saham secara bertahap pada beberapa harga. Misalnya anda membeli saham di harga 1.000. Juallah 50% saham anda di harga resisten terdekat, misalnya harga 1.050. Kemudian resisten 2 anda tentukan target jual di harga 1.100 yang lebih tinggi. 

Tapi paling tidak, jika anda memiliki dasar analisa teknikal (resisten terdekat) untuk menjual saham, anda tidak akan ngawur dalam menetapkan target profit. Dengan memiliki analisa anda target yang jelas, target jual saham anda akan lebih tepat dan bisa direalisasikan. 

2. Menjual saham pada harga resisten kuat atau resisten krusial 

Selain menggunakan acuan resisten terdekat, anda bisa gunakan acuan harga resisten kuat atau resisten krusial yang muncul pada chart tersebut. Resisten kuat adalah resisten yang sering tersentuh pada grafik, sehingga ketika harga saham naik, saham berpotensi naik menuju ke resisten kuatnya tersebut: 

Resisten Kuat

Perhatikan chart BBRI diatas tanda persegi merah. Itu adalah contoh resisten kuat yang dekat dengan harga saham saat ini. Biasanya resisten kuat berpotensi tersentuh ketika harga saham sedang bergerak naik atau rebound. 

Sedangkan resisten krusial adalah resisten yang menonjol pada chart. Biasanya ketika saham menyentuh resisten krusial, harga saham langsung turun, sehingga anda bisa jual saham ketika menyentuh atau mendekati resisten krusialnya tersebut. 

Resisten Krusial

Chart saham KLBF diatas adalah contoh saham yang memiliki resisten krusial (lihat tanda panah merah), di mana setelah saham menyentuh resisten yang cukup menonjol di chart, KLBF tidak lama kemudian koreksi lagi. 

Resisten krusial ini bisa anda manfaatkan sebagai acuan atau daerah untuk take profit / jual saham. Pada saat saham naik menyentuh atau mendekati resisten krusial, anda bisa take profit di kisaran area tersebut.  

3. Langsung memasang order jual setelah beli saham 

Saya sering menerima keluhan trader, di mana saham yang dibeli trader nyangkut. Beberapa waktu lalu ada trader yang bertanya ke saya seperti berikut: 

BOSS saya masuk di 112 dan ZINC di 119 (Trader lupa memasang order jual)

Trader lupa memasang order jual setelah beli, padahal saat itu BOSS sudah naik ke 118 di sesi pagi, dan ZINC sempat naik ke 122. Saat itu saja jawab, kalau pasang order jual BOSS di harga 116 sudah net profit, apalagi buat saham yang fraksi harganya kecil, jual beberapa poin diatas harga beli sudah untung. 

Nah, seringkali saham yang dibeli trader nyangkut bukan karena trader salah beli (Harga yang jelek). Namun yang saya sering menemukan trader yang tidak memasang order jual setelah beli saham, sehingga saham yang sebenarnya sudah floating profit, akhirnya malah turun lagi.  

Saran saya, setelah beli saham sebaiknya anda langsung memasang order jual / take profit. Tujuannya supaya anda tidak ketinggalan momentum, karena mungkin tidak setiap saat anda bisa memantau harga saham real time. Kalau anda pasang order jual, order anda akan matched ketika harga saham naik, tanpa anda harus memantaunya setiap saat. 

Apalagi kalau time frame trading anda harian (day trading) atau scalping (menitan), saya selalu menyarankan pada anda agar anda lebih disiplin memasang target jual setelah beli saham. 

Demikian juga untuk anda yang sering trading saham gorengan. Memasang order jual setelah beli saham itu sangat diperlukan, karena saham gorengan volatilitasnya tinggi. Bisa saja saham yang anda beli 10 menit kemudian naik tinggi, tapi 5 menit setelahnya langsung turun lagi dibawah harga beli anda. 

Jika anda sudah memasang order setelah beli saham, order anda akan matched tanpa anda harus memantau terus menerus, sehingga floating profit anda tidak berubah menjadi floating loss. 

Itulah beberapa strategi cara jual saham yang tepat, untuk memaksimalkan profit dan tentunya supaya anda bisa mencegah atau meminimalkan risiko terkena floating loss (dari yang seharusnya anda bisa profit). 

Semoga menginspirasi.  

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.