Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Analisa Saham Murah yang Berpotensi Naik

El Heze

Apa yang ada di benak anda ketika anda mendengar kata-kata "SAHAM MURAH"? Sebagian dari anda mungkin berpikir saham murah adalah saham-saham yang harganya sudah turun. Anggapan ini tidak salah. Suatu saham memang bisa dikatakan murah, salah satunya karena harganya sudah turun.


Tapi saham yang harganya lagi turun, belum tentu dikategorikan sebagai saham yang murah. Karena banyak saham yang harganya turun, besoknya masih bisa turun lagi. Jadi, suatu saham dikatakan murah apabila harganya sudah diskon dan punya potensi naik. 

Untuk menilai saham murah yang berpotensi naik, ada beberapa analisa dan kriteria yang bisa anda pertimbangkan, yaitu sebagai berikut:  

1. Saham yang murah secara tren 

Saham-saham yang tren-nya sedang turun, dan memiliki fundamental yang baik dapat dikategorikan sebagai saham yang harganya murah. Biasanya kalau satu sektor mayoritas sahamnya pada turun, anda bisa perhatikan analisa sektoral tersebut. 

Misalnya kita ambil salah satu studi kasus saham-saham sektor mining batu bara. Mayoritas saham mining mengalami penurunan tren seperti yang anda lihat pada chart berikut:     

Tren besar sektor MINING terlihat turun (Lihat tanda lingkaran). Penurunan ini dikarenakan siklus ekonomi, di mana sektor mining sedang lesu, ekonomi sedang turun. Sehingga mayoritas saham batu bara seperti ADRO, PTBA, INDY, HRUM, dan lain2 mengalami penurunan tren. 

Tetapi saham-saham yang sudah turun secara tren sebenarnya adalah peluang trader untuk membeli saham tersebut di harga murah. Apalagi ketika saham2 market leadernya sedang turun, peluang anda mendapatkan profit multi bagger sangat besar. 

Ketika sektor mining mulai bangkit, mulai banyak sentimen positif, maka tidak butuh waktu lama saham2 mining naik lagi. Market leadernya selalu memulai kenaikan tren terlebih dahulu (di sektor mining market leadernya adalah ADRO, PTBA).

Kesimpulannya, saham-saham yang turun secara major tren, apalagi saham2 satu sektornya kompak turun, merupakan saham-saham yang bisa dipertimbangkan untuk masuk watchlist. 

Karena ketika sektor bisnisnya mulai bangkit, saham-saham market leader di sektor tersebut akan pulih dengan cepat, sehingga trader bisa mendapatkan profit multi bagger di market.   

Dalam analisis tren, anda juga perlu melakukan analisa fundamental, analisa sektoral, analisa fundamental makro (berita-berita di market), karena saham-saham yang sudah murah secara tren akan lebih cepat naik jika sahamnya adalah saham yang fundamentalnya baik. 

Untuk menambah referensi pendalaman analisa fundamental, serta analisa sektoral untuk melihat saham2 murah yang bagus, anda bisa perdalam disini: Belajar Analisis Fundamental Saham Pemula - Expert. 

Karena trader yang mengandalkan analisa tren untuk membeli saham, umumnya memiliki jangka waktu trading yang relatif lebih panjang. Jadi trader harus memilih saham2 yang likuid dan fundamentalnya baik. 

2. Saham yang diskon secara teknikal 

Saham yang diskon secara teknikal adalah saham-saham yang dapat dikategorikan sebagai saham murah. Untuk melihat saham yang diskon secara teknikal, anda bisa menganalisa dengan indikator2 seperti RSI, Stochastic dan kombinasi dengan price action. Baca juga: Price Action Saham. 

Anda bisa mempelajari pola-pola atau kecenderungan rebound koreksi suatu saham untuk menilai apakah saham yang turun sudah bisa dikategorikan sebagai saham murah atau belum. Sebagai contoh perhatikan pola atau siklus jangka pendek saham BBRI berikut: 


Saham BBRI biasanya memiliki pola rebound koreksi secara bergantian antara 2-4 harian. Perhatikan yang saya beri tanda-tanda persegi diatas. Saham BBRI biasanya mengalami koreksi 2-4 harian. 

Setelah koreksi sekitar 2-4 harian, BBRI selalu rebound setelahnya. Oleh karena itu, siklus rebound koreksi pada suatu saham bisa menjadi salah satu acuan trader untuk menganalisa saham2 yang sudah turun dan murah, serta punya potensi naik. 

Namun sekali lagi, untuk menganalisa konfirmasi sinyal trading, anda harus menambahkan indikator dan analisa price action seperti yang sudah kita bahas tadi. 

Trader yang ingin memanfaatkan strategi buy on weakness, anda bisa perdalam lagi cara-cara menemukan saham murah yang berpotensi naik jangka pendek disini: Cara Menemukan Saham Diskon yang Berpotensi Naik. 

Lalu, bagaimana dengan saham yang murah / rendah secara valuasi? 

Saham yang harganya sudah murah secara valuasi (baik PER atau PBV-nya murah), belum tentu bisa dikatakan sebagai saham murah yang BERPOTENSI NAIK. Saham dengan valuasi murah, harus anda analisa lagi fundamentalnya, bisnis sektor sahamnya seperti apa, apakah bisnis di sektornya sedang booming atau sebaliknya.

Menganalisa saham murah menggunakan ukuran PER dan PBV atau apapun analisa valuasi saham yang anda gunakan sah saja, tidak masalah. Tetapi trader disarankan untuk tidak membeli saham hanya karena valuasi sahamnya murah. 

Banyak saham dengan valuasi murah yang harganya turun terus dalam jangka panjang, karena kinerja fundamentalnya kurang menarik, sahamnya tidak likuid. 

Jadi menganalisa saham murah harus dilakukan dengan melihat analisa teknikal, analisa momentum (untuk trader jangka pendek), dan kombinasi analisa tren dengan analisa fundamental untuk positioning dan investor jangka panjang. 

Itulah cara-cara melakukan analisa saham murah yang punya potensi naik. Anda bisa menganalisa dari sisi analisa tren, maupun dari sisi analisa fluktuatif jangka pendek-nya. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.