Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Trading Saham Vs Value Investing, Untung Mana?

Trading saham jangka pendek, atau investasi jangka panjang dengan metode value investing? Mana yang bisa memberikan profit lebih besar? Mana yang bisa menambah modal lebih besar? Mana yang akan anda pilih?


Seperti kita ketahui, perdebatan-perdebatan tentang trading jangka pendek vs investasi jangka panjang itu sering terjadi. Penganut value investing akan mengatakan kalau trading itu buang-buang waktu, profitnya kecil, gampang terjebak fake signal dan fluktuatif harga. 

Penganut trading saham akan mengatakan kalau harga saham lebih dibentuk oleh mekanisme market dan analisa chart, ketimbang analisa laporan keuangan. Hal inilah yang kemudian banyak menimbulkan perdebatan mengenai mana yang terbaik antara trading dan investasi 

Beberapa waktu lalu, saya dapat pertanyaan bagus dari rekan yang sedang belajar saham. Seperti berikut pertanyaannya: 


Trader bertanya: "Pak bisa minta saran? Enak value investor tapi lama hasilnya apa trading harian?" 

Saya menjawab kalau investasi dan trading sama-sama bisa memberikan keuntungan yang maksimal. Kalau memang tujuannya jangka pendek, tentu trading saham bisa memberikan profit yang lebih baik. Kemudian rekan trader kembali menjawab seperti berikut:  


"Tapi saya sering dibantah sama aliran value investor.. Lihat tuh yang kaya Warren Buffet, Sandiaga dan Lo Kheng Hong. Trading saham hanya bikin loss dan pusing katanya. Bagaimana menurut bapak?"

Inilah "kesalaham" yang sering terjadi di pasar saham. Banyak yang menjadikan orang-orang sukses dan kaya di pasar saham sebagai benchmark mereka. Memang nggak salah. Toh, mereka memang benar-benar terbukti bisa kaya dari saham. 

Banyak tokoh sukses yang terkenal dari saham, kebanyakan mereka dari kalangan investor (yang menerapkan value investing). Walaupun banyak juga orang2 sukses dari kalangan trader, tapi orang2 yang bener-bener kaya dan terkenal, sering masuk media yang sering kita ketahui selama ini memang dari investor.  

Tapi anda harus ingat bahwa kalian bukanlah Lo Kheng Hong. Kalian bukan Warren Buffet. Kalian bukanlah Sandiaga Uno. Tokoh-tokoh terkenal yang sukses dari investasi, mereka adalah orang-orang yang punya modal sangat besar. 

Bahkan saya katakan mereka adalah "influencer saham" secara tidak langsung. Mereka punya banyak relasi dengan investor, dengan perusahaan. Lo Kheng Hong misalnya. Beliau pernah investasi di saham PTRO, dan ketika sahamnya sempat turun sampai ke 300-an, beli nggak cut loss. 

Yang dilakukan beliau adalah AVERAGING DOWN dengan metode value investing, karena beliau melihat saham PTRO secara fundamental bagus dan valuasinya murah. 

Namun pertanyaannya, buat investor bermodal kecil atau investor2 ritel seperti kita, seberapa besar modal yang kita punya? Seberapa kuat kita melakukan averaging down seperti beliau ketika sahamnya turun? 

Ketika ada berita ketika Lo Kheng Hong mengikuti RUPS BMTR. Tidak lama kemudian saham BMTR langsung diborong dan harganya naik. Artinya mereka secara nggak langsung juga bisa menjadi "influencer saham".

Let say Lo Kheng Hong beneran punya saham BMTR, pasti beliau sudah dapat profit berlipat dari kenaikan harga sahamnya di market. 

Nah, apakah anda seperti mereka? Apakah modal anda sebesar investor2 saham tersebut? Apakah anda punya relasi sebanyak mereka? 

Sehingga menjadikan para investor sukses sebagai benchmark anda untuk mengikuti cara dan strategi mereka di market, saya rasa tidak sepenuhnya bisa diterapkan. 

Apakah berarti saya mengatakan bahwa investasi saham itu nggak menguntungkan buat investor ritel bermodal kecil? 

Tidak, bukan begitu. Yang ingin saya tekankan adalah: Kalau anda ingin memilih mana yang palingm menguntungkan dan bisa diterapkan, anda harus melihat berdasarkan KONDISI dan KARAKTER anda masing-masing. 

Bukan hanya percaya dari pendapat orang, melihat orang2 sukses dan langsung mengikuti strategi2nya tanpa berpikir panjang. 

Faktanya, saya sering menemukan orang-orang yang ngotot pakai aliran value investing ya karena sering mendengar dan melihat kisah2 orang2 sukses tersebut. 

Padahal mereka nggak cocok pakai value investing, dan banyak yang belum paham value investing langsung nekad terjun investasi saham. Hasilnya? Bukan untung yang didapatkan, justru sahamnya nyangkut dalam jangka panjang. 

Baik trading jangka pendek dan menerapkan value investing itu bisa sama-sama untung, asalkan anda paham caranya. Asalkan sesuai dengan karakter anda. 

Kalau anda tidak cocok menerapkan value investing, anda tidak perlu memaksakan untuk menjadi seorang value investor. Kalau anda cocok-nya trading, silahkan perdalam analisa teknikal sampai anda MAHIR. Pelajari juga: Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal. 

Kalau anda trading saham, saran saya sebaiknya anda juga kombinasikan strategi time frame trading anda. Jadi anda tidak 100% trader harian, tapi juga punya saham-saham disimpan untuk mingguan atau swing trading. 

Dengan variasi strategi trading, anda bisa lebih nyaman secara psikologis dan tidak selalu harus terburu-buru menjual saham yang anda punya. 

Kalau anda tidak cocok menjadi trader jangka pendek karena anda merasa 'tersiksa' dan stress setiap kali melihat fluktuatif saham, silahkan perdalam analisis fundamental. Pelajari juga: Ebook Analisis Fundamental Saham Pemula - Expert.  

PENGALAMAN PRIBADI PENULIS 

Saya lebih condong ke trading saham (Saya banyak menerapkan intraday trading dan kombinasi dengan swing trading). Tapi saya juga memiliki beberapa persen modal (saya pisah akun) untuk investasi saham. 

Dalam investasi saham, saya memiliki 1-2 saham saja dan memang modal investasi nggak segede trading, karena tipe saya lebih ke trading saham. Walaupun banyak yang mengatakan, trading itu bikin stress, sering terjebak sinyal palsu, namun dari pengalaman saya sendiri justru hal2 tersebut tidak benar. 

Memang risiko itu pasti ada. Demikian juga dengan investasi. Namun risiko2 bisa diminimalkan dengan pengetahuan yang benar dan praktik trading. 

Saran saya, jika anda bingung menentukan sebaiknya anda trading atau investasi saham... Anda bisa melihat apa yang cocok untuk anda. Jika anda belajar grafik saham (teknikal) dan anda lebih tertarik mendalami analisa grafik, itu artinya anda lebih condong ke TRADING. 

Kalau anda belajar laporan keuangan dan tertarik untuk mendalami lebih banyak, sedangkan anda kurang berminat menganalisa grafik, itu artinya anda lebih condong ke INVESTASI SAHAM. 


0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.