Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Cara Mengatasi Rasa FOMO & Greedy di Saham

Trading saham bukan hanya sekedar membeli & menjual saham. Untuk mendapatkan profit di market, anda harus bisa mengatur PSIKOLOGIS. Psikologis yang tenang membuat pengambilan keputusan trading bisa berjalan dengan baik.  


Sebaliknya kalau psikologis dan pikiran anda sedang tidak tenang, anda akan berpotensi menghadapi kondisi Fear Of Missing Out (FOMO) dan rasa greedy (serakah) dalam trading. Dua hal ini sering sekali terjadi pada trader, baik trader pemula ataupun trader yang sudah berpengalaman sekalipun, rasa FOMO dan greedy tetap bisa muncul. 

Fear Of Missing Out (FOMO) di pasar saham adalah aksi para trader membeli saham karena diikuti perasaan takut, panik, tidak tenang ketika melihat harga saham sedang naik tinggi atau ketika saham-saham tertentu sedang ramai dibicarakan. 

Hal ini menyebabkan trader membeli saham tanpa didasari pengetahuan. Trader bahkan tidak mengetahui mengapa saham tersebut naik. Trader tidak menganalisa layak tidaknya saham tersebut baik secara teknikal maupun fundamental. 

Trader hanya beli saham karena "Takut ketinggalan kereta". Trader tidak ingin ketinggalan momen untuk mendapatkan profit seperti trader-trader lain. Hal ini juga sering terjadi di pasar Crypto dan Forex. 

Misalnya pada Bitcoin yang harganya naik drastis, dan akhirnya muncullah rasa FOMO bagi orang-orang yang belum sempat beli Bitcoin. Seolah FOMO ini seperti siklus di market, tetapi risikonya sangat besar bagi trader. 

Sedangkan greedy alias rasa tamak / serakah, merupakan psikologis dan keinginan trader untuk bisa terus mendapatkan profit dari saham-saham yang sedang naik. 

Katakanlah trader membeli saham TLKM. Trader berencana jual saham TLKM kalau sudah untung 5%. Ternyata saham TLKM ini lagi bagus-bagusnya, sehingga saham yang dibeli trader naik 5% dalam waktu cepat. 

Namun trader melanggar trading plannya sendiri. Trader merasa sayang kalau harus jual saham sekarang. Trader kemudian menaikkan target take profit menjadi 10% baru dijual. Ternyata setelah saham TLKM naik 6%, harganya malah turun lagi. 

Inilah contoh rasa greedy dalam trading, di mana trader yang harusnya sudah dapat profit dan targetnya tercapai, malah ngarep profit lebih besar, padahal harga saham tidak naik terus setiap saat.   

Rasa FOMO juga bisa berkaitan dengan rasa greedy. FOMO pada akhirnya juga bisa menimbulkan rasa greedy, di mana trader ingin selalu mendapatkan untung cepat dan besar di saham, tanpa memperhatikan analisa saham tersebut.  

MENGATASI RASA FOMO DAN GREEDY 

Rasa FOMO dan greedy pada akhirnya bisa menjadi bumerang bagi trader. Awalnya trader ingin dapat untung besar di market. Tapi yang terjadi bisa sebaliknya. Hal ini karena trader tidak menganalisa saham sebelum membeli. Trader membeli saham hanya karena kelihatan menarik. 

Trader berharap dapat untung dan tidak "membatasi" target take profit. Maka dari itu, sebagai trader anda harus bisa mengatasi rasa FOMO dan greedy. Ada beberapa cara mengatasi rasa FOMO dan serakah dalam trading: 

1. Memiliki trading plan yang SIMPEL 

Rasa FOMO dan greedy bisa diatasi dengan TRADING PLAN. Kebanyakan trader yang terjebak dalam FOMO dan greedy karena tidak memiliki trading plan. 

Trading plan akan mengarahkan anda untuk membeli saham-saham berdasarkan plan yang sudah anda buat, dan memilih saham-saham yang baik, sehingga anda tidak mudah terjebak membeli saham yang tidak anda pahami. Trading plan berkaitan dengan: 
  • Analisa kapan anda harus membeli dan menjual saham
  • Analisa teknikal pribadi yang anda gunakan 
  • Berapa jumlah saham maksimal di portofolio? 
  • Berapa alokasi modal untuk setiap saham? 
Tapi trading plan disini bukan hanya trading plan biasa. Anda harus punya trading plan yang SIMPEL dan memang bisa DIPRAKTIKKAN oleh anda sendiri. Bukan membuat trading plan hanya karena ngikut trader lain, karena trading plan setiap orang bisa berbeda. 

Trading plan simpel akan membuat anda lebih mudah mengambil decision dalam trading. Karena semakin rumit trading plan yang anda buat, anda justru jadi lebih mudah bingung menganalisa trading plan, dan akhirnya anda berpotensi tergoda membeli saham-saham di luar plan anda sendiri. 

Buatlah trading plan yang bisa anda terapkan dalam semua kondisi market. Gunakanlah kombinasi analisa teknikal yang dapat anda terapkan dalam trading.  

Pelajari juga kombinasi analisa teknikal simpel buat trader level pemula sampai expert, dan panduan serta cara-cara menyusun trading plan lengkap disini: Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal + Panduan Menyusun Trading Plan. 

2. Punya STOCK PICK pribadi 

Anda harus punya saham-saham pilihan (Stock pick) dan tipe-tipe saham yang cocok untuk anda sendiri. Dengan memiliki saham pilihan, anda bisa meminimalkan godaan untuk membeli saham-saham yang pergerakannya tidak jelas. 

Dengan saham-saham pilihan, anda bisa lebih fokus untuk trading di saham yang pergerakannya bagus menurut analisa dan karakter pribadi. Anda bisa membaca saham yang berisiko, dan saham-saham yang memang layak untuk ditradingkan. 

Menentukan stock pick bagus, salah satunya juga berdasarkan dari analisa teknikalnya. Pelajari cara-cara simpel, praktis dan efektif melakukan screening saham bagus disini: Panduan Simpel & Efektif Memilih (Screening) Saham Bagus.

Sehingga dengan stock pick, anda memiliki kompas trading yang jelas. Karena di market itu pasti banyak godaan. Banyak saham naik yang kelihatannya menarik. Padahal belum tentu saham tersebut akan naik lagi setelah anda beli.  

3. Gunakan automatic order 

Cara lainnya, anda bisa manfaatkan fasilitas automatic order. Jadi setelah anda beli saham, anda langsung tentukan dan pasang berapa berapa persen anda mau jual saham. Tentukan juga berapa persen toleransi cut loss. Tentukan buy limit anda. 

Dengan cara ini, anda bisa trading saham sesuai dengan analisa, trading plan dan kriteria anda sendiri. Bukan trading hanya mengikuti "arah angin" yang ada di market, karena cara trading seperti ini sangatlah berisiko. 

4. Milikilah rasa "cuek" dalam trading 

Prinsip saya, kalau saya sudah menetapkan target profit saya akan eksekusi. Masalah saham yang sudah dijual lalu naik lagi ya biarkan saja. Namanya juga market, kita tidak bisa tahu apakah harga saham yang kita jual besok akan naik atau malah turun lagi. 

Kalau kita bisa mengetahui saham yang kita beli akan naik sampai ke harga berapa, kita pasti akan jual di harga tersebut. Namun karena kita tidak bisa mengetahui masa depan, itulah pentingnya trader menerapkan dan disiplin dalam take profit. 

Kalau anda sudah menentukan target jual saham di harga sekian, sebaiknya anda segera meng-eksekusi order jual anda. Jangan terus berharap / ngarep harga saham akan naik terus. 

Karena ketika kondisi market berubah jadi bearish, sangat mungkin saham anda yang sudah profit malah berubah jadi floating loss jika anda tidak segera take profit sesuai trading plan.  

Trader sebaiknya juga perlu memiliki rasa "Cuek". Setidaknya kalau anda take profit, anda sudah untung. Soal saham yang dijual naik lagi, kita memang tidak pernah bisa mengetahui. Demikian sebaliknya. Kita juga tidak tahu apakah keesokan hari saham yang anda beli bakalan turun.  

Harus saya akui, sebagai trader dan manusia biasa, ketika saham yang kita jual naik lagi, pasti ada rasa menyesal. Nggak peduli anda trader pemula atau expert, rasa menyesal ini pasti tetap bisa muncul. 

Tapi kita harus kembali lagi ke LOGIKA trader. Seperti yang kita bahas, bahwa kita tidak tahu apakah saham yang kita jual bakalan naik lagi atau malah koreksi. Jadi itulah pentingnya anda disiplin dalam eksekusi take profit, agar anda bisa menghindari rasa greedy tersebut. 

Saya sebenarnya juga sudah sering membahas tentang pentingnya disiplin dalam menetapkan take profit, dan saya juga sering dapat pertanyaan: 

"Pak Heze, masalahnya saham yang saya jual harganya selalu naik lagi. Apakah ada solusi?" 

Nah, kalau saham yang anda jual harganya selalu naik lagi, maka anda perlu evaluasi trading plan atau analisa teknikal anda. Mungkin anda salah membaca resisten. Mungkin anda memang terburu menjual saham (jual terlalu rendah). Mungkin anda jual saham saat market lagi bagus-bagusnya, sehingga saham anda harusnya bisa naik lagi. 

Dengan cara-cara ini, anda bisa meminimalkan rasa serakah dalam trading, dan mengambil keputusan berdasarkan analisa, bukan berdasarkan rasa greedy dan FOMO. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.