Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Cara Mencari Laba Kotor di Laporan Keuangan

Dalam analisis laporan keuangan, analisa profitabilitas adalah analisa yang sangat penting untuk seorang investor saham. Karena profitabilitas merupakan salah satu ukuran utama investor untuk melihat prospek perusahaan.

 

Perusahaan dengan profitabilitas yang jelek, harga sahamnya rata-rata downtrend. Di Bursa Efek, anda bisa melihat perusahaan yang sering mengalami rugi bersih, atau perusahaan yang profitabilitasnya turun, pergerakan sahamnya sulit naik dalam jangka panjang.

Seperti kita ketahui, di laporan keuangan, terdapat tiga komponen laba yang menunjukkan profitabiltias perusahaan yaitu: 
  • Laba Kotor
  • Laba Usaha / Operasi 
  • Laba Bersih 
Di pos ini, kita akan mencari laba kotor di laporan keuangan, dan analisa laba kotor dalam analisa fundamental.  

CARA MENCARI LABA KOTOR DI LAPORAN KEUANGAN 

Posisi laba kotor di laporan keuangan ada pada laporan keuangan laba rugi. Rumus laba kotor adalah = Penjualan Bersih - Beban Pokok Penjualan. 

Beban pokok penjualan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan secara langsung dan tidak langsung untuk menghasilkan produk / jasa (untuk memperoleh penjualan / pendapatan bersih). 

Setiap perusahaan memiliki karakter industri yang berbeda. Namun kalau kita ambil contoh beban pokok penjualan pada industri manufaktur, biasanya contoh biaya-biaya tersebut adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung & tidak langsung, biaya persediaan, pembelian, biaya packaging dan lain-lain. 

Jadi beban pokok penjualan ini merupakan biaya yang digunakan untuk menghasilkan produk / jasa, atau biaya yang melekat erat pada produk atau jasa perusahaan. Berikut letak laba kotor di laporan keuangan: 

Cara Mencari Laba Kotor di Laporan Keuangan

Catatan: Angka laba kotor laporan keuangan SIDO diatas dalam Jutaan Rupiah. 

Dalam laporan keuangan, laba kotor biasanya juga ditulis sebagai laba bruto. Contohnya seperti pada laporan keuangan PT Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) diatas. 

Jadi laba kotor / laba bruto adalah laba perusahaan yang posisinya paling awal (sebelum laba usaha dan laba bersih). Itulah cara mencari laba kotor di laporan keuangan. 

Setiap industri memiliki komponen laba kotor yang berbeda. Sebagai contoh, pada industri perbankan, komponen pengurang pendapatan bersihnya adalah adalah Beban Bunga. Anda harus menyesuaikan dengan laporan keuangan setiap sektor industrinya. 

PENTINGNYA LABA KOTOR DALAM ANALISA FUNDAMENTAL 

Lalu, apa kegunaan anda mengetahui dan menganalisa laba kotor? Bukankah sudah ada laba bersih yang mewakili seluruh komponen laba akhir perusahaan? 

Dalam analisis profitabilitas, laba kotor adalah laba perusahaan yang PALING MENCERMINKAN laba riil perusahaan. Mengapa? Karena laba kotor adalah laba perusahaan setelah dikurangi dengan komponen biaya yang benar-benar 100% melekat pada produk.

Sehingga dari laba kotor inilah anda bisa mengetahui efektivitas perbandingan analisa pendapatan yang dihasilkan dengan beban-beban yang dikeluarkan.  

Sebagai contoh, jika perusahaan memiliki kenaikan pendapatan / penjualan bersih, belum tentu perusahaan tersebut bagus dari segi profitabilitas. Banyak perusahaan yang penjualan bersihnya naik, tetapi laba kotornya turun karena beban pokok penjualannya sangat tinggi. 

Hal ini berarti perusahaan tidak mampu mengelola biaya-biaya yang melekat pada penjualan, sehingga kenaikan beban pokok penjualan melebihi kenaikan penjualan bersihnya. 

Inilah pentingnya anda mengetahui analisa laba kotor. Anda bisa melihat efektivitas pengeluaran beban langsung & beban tidak langsung yang dikeluarkan untuk menunjang penjualan / pendapatan. 

Sedangkan laba bersih memang merupakan laba akhir, tetapi bisa jadi laba bersih perusahaan diperoleh dari komponen pendapatan non operasional lainnya, misalnya dari kenaikan pendapatan bunga, atau keuntungan selisih kurs mata uang asing. 

ANALISA LABA KOTOR: MARGIN LABA KOTOR 

Dalam analisis fundamental, khususnya laba kotor, ada yang namanya margin laba kotor / Gross Profit Margin (GPM). Rumus margin laba kotor adalah: Laba Kotor / Penjualan Bersih. Kita juga sudah pernah membahasnya di pos berikut: Analisis Rasio Keuangan: Rasio Margin Laba Kotor / Gross Profit Margin (GPM). 

Sesuai namanya, margin laba kotor digunakan untuk menganalisa seberapa besar laba kotor yang bisa dihasilkan dibandingkan dengan penjualan bersih. 

Semakin besar margin laba kotor, berarti perusahaan bisa memaksimalkan penjualan bersih, atau melakukan efisiensi pada beban pokok penjualannya, sehingga bisa menghasilkan margin laba kotor yang tinggi.

Sebagai contoh, pada laporan keuangan SIDO diatas, di mana setelah kita hitung margin laba kotor, maka didapatkan angka rasio GPM sebagai berikut: 

Contoh Margin Laba Kotor

Margin laba kotor SIDO selama 2 tahun masing-masing sebesar 55,77% dan meningkat jadi 56,46% pada tahun setelahnya. Angka margin laba kotor dapat dikatakan stabil, karena jika dibulatkan maka menghasilkan 56% tiap tahun. 

Cara membaca rasio margin laba kotor diatas adalah: 56,46% penjualan bersih perusahaan bisa dihasilkan menjadi laba kotor, sisanya adalah komponen beban pokok penjualan. Jadi semakin besar beban pokok penjualan, tentu hal ini akan mengurangi kontribusi GPM perusahaan. 

Artinya, SIDO berhasil mempertahankan margin laba kotornya, yaitu dengan meningkatkan penjualan bersih dan efisiensi beban pokok penjualan, sehingga margin laba kotor dapat terjaga di kisaran 56%. 

Anda bisa melakukan analisa perbandingan dengan sektor industri dan melihat tren 5 tahunan untuk melihat lebih dalam apakah angka GPM perusahaan memiliki tren naik dan lebih besar dibandingkan sektor industrinya.

Untuk melengkapi analisa laba kotor, anda juga harus menggunakan perbandingan2 analisa fundamental lainnya. Misalnya, anda bisa melakukan analisa margin laba operasi, ROE, EPS, DER. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.