Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Saham Nyangkut: Beli Saham Mahal

El Heze

Salah satu penyebab utama saham nyangkut adalah karena trader membeli saham di harga puncak alias harga yang sangat tinggi. 



Anda mungkin pernah mengalami saham yang awalnya ramai, lagi gencar direkomendasikan, tapi ketika anda coba membeli sahamnya, harganya langsung jatuh. Hal ini membuat saham trader akhirnya nyangkut di harga atas. 

Jadi membeli saham yang harganya sudah tinggi alias mahal, risikonya juga besar untuk trader. Walaupun saham yang sudah naik tinggi ada potensi rally ataupun breakout all time high, namun sebagai trader saham yang harganya sudah tinggi tetap harus diwaspadai. 

Karena cukup banyak kasus trader nyangkut karena membeli saham yang harganya tinggi. Syukur-syukur kalau anda nyangkut pada harga yang bagus. Peluang harga saham balik cukup besar. 

Tapi kalau anda nyangkut di harga puncak, anda perlu menunggu saham bisa breakout lagi dari harga tertingginya (saat anda beli) supaya bisa profit.  

Ada banyak contoh di mana saham yang harganya naik banyak, tidak lama kemudian harganya jatuh. Salah satu contohnya seperti pada saham KAEF berikut:  

Saham mahal

Biasanya pada saat harga saham sudah naik tinggi, saham akan semakin ramai dibicarakan, direkomendasikan, hingga banyak trader yang nekad beli saham di harga puncak. Fase-fase seperti ini justru terjadi saat saham sedang terbang tinggi-tingginya (tanda lingkaran). 

Nah, disaat banyak trader yang baru masuk, para trader, investor dan pemodal besar yang sudah beli saham di harga bawah langsung take profit, sehingga harganya jatuh (tanda panah). 

Pada contoh saham KAEF harga saham KAEF anjlok dari 7.500 sampai ke 4.000-an hanya dalam waktu 1 minggu: 

Saham KAEF Auto Reject Bawah

Celakanya, tidak sedikit trader yang nggak mau ketinggalan kereta, akhirnya trader nekad hajar kanan (HAKA) saham KAEF di harga 7.500 (harga puncak sebelum jatuh ke 4.000). Dan banyak juga trader yang menggunakan dana margin, dana kebutuhan untuk membeli saham. 

Saham KAEF hanyalah salah satu contoh yang terjadi di market. Masih banyak contoh di mana saham yang sudah naik tinggi, harganya tidak lama kemudian jatuh. Dan harga saham biasanya jatuh justru pada saat sahamnya lagi trending topic dan banyak trader yang baru masuk di harga tersebut. 

Banyaknya trader yang sering nyangkut saham di harga puncak / harga mahal karena adanya Fear Out Missing Out (FOMO).

FOMO sebenarnya adalah istilah untuk orang yang kecanduan media sosial karena takut ketinggalan berita, gosip, informasi-informasi, yang membuat orang tersebut harus 100% fokus pada media sosial. 

Dalam trading dan investasi saham, FOMO juga sering terjadi. Contoh konkrit FOMO seperti yang sudah kita bahas diatas ini, yaitu banyaknya trader yang nyangkut saham di harga puncak. 

Banyak trader dan investor yang mengejar saham yang sudah rally, dan membeli saham pada harga yang sangat tinggi, karena nggak mau ketinggdalan kereta, membaca rumor, berita, rekomendasi orang lain. 

Banyak trader dan investor yang nggak mau ketinggalan untuk menjadi kaya cepat di pasar saham, karena mereka mendengar kisah2 sukses orang lain di saham A, saham B. Akhirnya trader ikutan beli saham tersebut tanpa didasari pengetahuan yang baik. 

FOMO di pasar saham berkaitan erat dengan PSIKOLOGIS TRADING. Pada saat melihat suatu saham yang harganya naik terus diiringi dengan banyak sentimen positif (Misalnya saham KAEF yang naik terus karena sentimen positif vaksin covid, di mana KAEF juga turut ambil bagian).. 

Maka mayoritas trader dan investor berpikir kalau harga saham tersebut bakalan naik terus dalam jangka panjang. Banyak trader berpikir: 

"Sudah banyak yang untung di saham ini. Jadi saham ini pasti bisa naik terus" 
"Harga wajarnya harusnya bisa 15.000. Sekarang harganya masih 8.000"
"Lagi banyak berita bagus di saham ini. Harganya bakal naik lagi"

Namun faktanya justru berbanding terbalik. Justru pada saat saham sudah naik tinggi, baru banyak orang masuk di saham tersebut, secara valuasi dan teknikal sudah mahal, dan semakin gencar saham tersebut dibicarakan, maka disitulah potensi saham tersebut anjlok. 

Justru para trader dan investor yang sudah koleksi saham di harga bawah, akan menjual untung saham ketika banyak orang yang tidak terpikir bahwa harga saham akan jatuh. 

Saham-saham yang kena ARB setelah harganya naik sangat tinggi dalam beberapa minggu

Harga saham itu tidak akan naik selamanya. Pasti ada momen untuk koreksi atau jatuh. Masih ingat konsep harga saham yang kita bahas disini: Analisis Saham: Membaca Pergerakan Saham? 

Yap, semakin cepat harga saham naik, potensi turunnya juga semakin cepat. Demikian sebaliknya. Sehingga, saham yang naik tinggi dalam waktu cepat justru harus anda waspadai. Jangan beli saham karena FOMO itu tadi. 

Nah, supaya saham anda tidak sering nyangkut di harga puncak, ada beberapa hal yang perlu anda perhatikan dalam trading: 

1. Milikilah panduan analisa yang bisa anda praktikkan untuk trading 

Trader yang beli saham karena FOMO, biasanya tidak memiliki panduan analisa saham pribadi. Oleh karena itu, trader cenderung ikut2an beli saham, percaya rumor, tanpa menganalisa chart. 

Sebagai trader, anda harus punya panduan analisa saham yang simpel dan bisa anda praktikkan secara mandiri buat memilih saham, sehingga anda tidak mudah terjebak membeli saham yang kelihatannya menarik namun risikonya besar. 

Pelajari juga cara-cara memilih saham bagus disini: Panduan Simpel & Efektif Screening Saham Bagus. 

2. Miliki trading plan 

Trading plan akan menjadi panduan anda dalam trading. Kalau anda punya trading plan, anda tidak mudah tergoda membeli saham tanpa analisa yang jelas. Pelajari juga: Cara Menyusun Trading Plan Saham + Strategi Trading. 

3. Hindari saham2 yang sedang euforia 

Saham2 yang sudah naik tinggi, euforia, banyak dibicarakan dan seolah-olah saham tersebut nggak akan turun, justru adalah saham yang sangat rawan jatuh. 

Ingat tidak ada saham yang naik terus. Semakin cepat saham naik, justru saham berpotensi jatuh. Selalu perhatikan analisa teknikal dan valuasi saham untuk melihat apakah saham sudah relatif mahal atau masih murah. 

4. Mengatur psikologis sebelum beli saham

Anda harus bertanya pada diri sendiri: Apakah anda yakin mau beli saham tersebut? Apa analisa anda? Mengapa anda  memiih saham tersebut? Apakah saham yang anda beli sesuai trading plan? 

Di pasar saham memang banyak godaan. Oleh karena itu, mengatur psikologis itu perlu supaya anda tidak mudah terpengaruh membeli saham2 diluar analisa dan trading plan. 

Kalau saham anda sering nyangkut, maka itulah penyebab dan analisa yang bisa anda lakukan untuk mengevaluasi trading anda. SALAM PROFIT. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.