Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Saham Turun: Buy atau Wait And See?

Jika anda menghadapi kondisi di mana IHSG turun, sehingga mayoritas saham turun, apa yang akan anda lakukan? Apakah anda akan membeli saham karena sudah banyak yang murah? Atau menunggu dulu (wait and see) sampai kondisi market sudah mulai normal?

  
IHSG dan mayoritas saham biasanya akan turun karena terjadi dua kondisi berikut: 

1. Turun / koreksi karena harganya sudah naik banyak 

Harga saham tidak akan naik terus. Kalau saham sudah naik dan harganya sudah mulai tinggi, cepat atau lama harganya pasti akan turun lagi. Karena para trader saham akan melakukan aksi profit taking (jual) ketika harga saham sudah naik. 

Inilah yang disebut dengan KOREKSI NORMAL. Justru akan menjadi tidak sehat untuk pasar saham kita apabila harga saham terus mengalami kenaikan tanpa adanya koreksi yang signifikan.

Sebagai contoh, jika IHSG sudah naik banyak sampai dua-tiga hari, maka di hari keempat IHSG rentan koreksi. Ini adalah pergerakan yang wajar dan justru koreksinya IHSG ini bisa dimanfaatkan untuk trading jangka pendek.   

2. Turun karena berita atau sentimen tertentu 

Terkadang kita juga menghadapi kondisi market yang 'mengejutkan', di mana IHSG tiba-tiba turun drastis dalam waktu singkat. Hal ini biasanya dikarenakan adanya berita atau sentimen2 negatif tertentu yang membuat pelaku pasar melakukan aksi panic selling. 

Pertumbuhan ekonomi yang turun drastis, ataupun berita-berita ekonomi makro yang dapat memberikan pengaruh besar pada Indonesia, dapat  membuat pasar saham turun drastis akibat panic selling. 

Seperti saat menjelang rilisnya pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II / 2020 yang diprediksi bakal minus, saat itu IHSG anjlok sampai 3% lebih. 


Mungkin tidak ada yang menduga kalau IHSG bakalan turun sebanyak itu. Tapi kalau anda menghadapi kondisi IHSG yang anjlok, banyak trader yang panic selling, apa yang akan anda lakukan? 

Dalam kondisi market yang sedang turun, sebagian trader mungkin bingung mengambil keputusan trading. Trader menghadapi dilema: Kalau beli saham saat turun, khawatir harganya akan turun lagi. 

Tapi kalau nggak beli saham padahal ada modal, bisa ketinggalan momentum ketika sudah rebound. Jadi ketika IHSG sedang turun banyak, anda bisa pertimbangkan beberapa strategi trading berikut: 

1. Cari saham-saham bagus yang mulai diskon 

Tidak semua saham yang lagi murah harganya bagus untuk dibeli. Nah, sebagai trader ketika menghadapi mayoritas saham yang turun, anda harus mulai melakukan SELEKSI SAHAM. 

Persempit pilihan saham anda supaya fokus. Pilihlah saham2 yang bagus secara teknikal yang mudah naik setelah turun. Pelajari juga praktik2 cara memilih saham diskon disini: Full Praktik Menemukan Saham Diskon dan Murah. 

Dengan memilih beberapa saham, anda bisa fokus menganalisa saham2 yang bagus dan diskon untuk dibeli, serta menghindari saham-saham yang kurang bagus. 

2. Beli lebih banyak ketika IHSG koreksi normal, dan beli bertahap saat IHSG jatuh 

Ketika IHSG koreksi normal, membeli dalam jumlah lebih banyak di harga support memberikan peluang profit yang lebih besar, karena saat saham sudah di support dan kondisi market sedang normal, saham2 yang sudah turun akan lebih mudah naik. 

Namun ketika kondisi IHSG sedang strong bearish, anda harus lebih ketat menerapkan manajemen modal untuk trading. Jika anda belum yakin, belilah saham dengan modal kecil terlebih dahulu (beli bertahap) dan pilihlah saham2 yang bagus. Baca juga: Panduan Memilih (Screening) Saham Bagus. 

Karena ketika IHSG lagi jelek, biasanya saham-saham yang sudah turun, harganya bisa jatuh lebih dalam. Di satu sisi, tidak ada yang bisa memastikan kondisi market kedepan (apakah akan lanjut turun lagi, atau langsung rebound). Itulah mengapa anda perlu membeli dengan modal bertahap. 

3. Tetap tenang dan amati market 


JANGAN TERBAWA PANIC SELLING. Itulah saran yang bisa saya berikan pada anda para trader. IHSG yang turun itu wajar, apalagi kalau koreksi normal. Di pasar saham, itu pasti terjadi. 

Kalau IHSG turun dan anda panik, anda tidak akan bisa mengambil keputusan trading dengan jernih. Saat IHSG jatuh, pasti banyak opini2: "IHSG akan balik 3.000. Indonesia resesi. Krisis 1998 akan terulang". 

Disinilah anda harus bijaksana menyikapinya. Panik dan terbawa arus di market justru akan membuat anda kehilangan peluang-peluang emas. Seringkali ketika IHSG jatuh, beberapa hari kemudian sudah rebound kencang, tidak seperti yang ditakutkan. 

Setelah IHSG jatuh dan kemudian besoknya naik sampai 1,37%. Ada banyak saham rebound. Bukankah momen ini sebenarnya bagus dimanfaatkan untuk menerapkan strategi bottom fishing? Baca juga: Analisis dan Strategi Bottom Fishing Saham.  

4. Amati market

IHSG yang turun harus anda gunakan untuk lebih banyak mengamati market, jangan larut dalam panic selling. Karena jika sewaktu-waktu IHSG naik lagi dalam jangka pendek, anda sudah siap untuk membeli saham2 yang bagus. 

5. Wait and see 

Jika kondisi market menurut anda masih turun terus, apalagi kalau IHSG mulai pagi sampai siang nggak menunjukkan tanda-tanda balik arah, anda bisa pertimbangkan untuk wait and see dulu dan tidak trading, sampai tekanan jual mulai reda. 

Saat tekanan jual mulai reda, anda bisa mulai untuk membeli saham2 di harga bawah dengan modal bertahap, seperti yang kita bahas di poin2 sebelumnya. 

IHSG yang turun banyak dalam sehari (penurunannya diatas 2%), biasanya akan menimbulkan panic selling, reaksi-reaksi negatif sehingga membuat seolah-olah IHSG bakalan jatuh terus. 

Tetapi sebenarnya penurunan IHSG ini adalah peluang emas untuk anda. Jadi saat banyak saham turun, anda harus mengambil peluang-peluang emas tersebut melalui analisa yang objektif baik dengan analisa teknikal dan analisa market.  

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.