Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Analisis Teknikal: Strategi MACD

Indikator trading saham yang sangat populer digunakan trader, salah satunya adalah Moving Average Convergence Divergence (MACD). MACD merupakan salah satu indikator yang bisa memberikan sinyal beli dan jual saham, serta mengukur kekuatan permintaan dan penawaran market. 



Karena banyak trader yang tertarik mempelajari indikator MACD, maka di pos ini, kita akan membahas beberapa strategi MACD yang bisa anda terapkan untuk trading saham. Sebelum kita masuk ke penerapan strategi MACD, anda perlu pahami beberapa poin penting indikator MACD. Lihat indikator MACD berikut:


Indikator MACD
MACD terdiri dari dua bagian penting. Pertama Histogram. Bar histogram yang menghadap keatas (tanda persegi hijau, bar positif) menunjukkan adanya tekanan beli. Semakin panjang bar histogram, tekanan beli semakin besar. 

[Pelajatri juga full praktik analisis teknikal, cara-cara menemukan saham diskon, kombinasi analisa teknikal simpel dan strategi trading yang bisa diterapkan langsung disini: Ebook Full Praktik Trading Saham Pemula - Expert]

Sebaliknya, bar histogram yang menghadap kebawah (bar histogram negatif), menunjukkan bahwa terjadi tekanan jual saat itu. Sehingga, ketika bar histogram sedang diatas, maka harga saham berpotensi naik, dan sebaliknya. 

Kedua, garis MACD itu sendiri. Settingan default garis indikator MACD adalah 12, 26, 9. Perhatikan tampilan MACD berikut: 


Kalau anda perhatikan garis indikator MACD diatas, ada dua garis, yaitu garis berwarna orange dan biru. Apa bedanya? Jadi garis biru menunjukkan selisih nilai Exponential Moving Average (EMA) 12 dengan EMA 26 hari. 

Nah, selisih nilai ini akan muncul dalam tampilan garis MACD. Pada contoh diatas adalah garis warna biru. Sedangkan 9 menunjukkan garis Simpel Moving Average (SMA), yaitu MA 9 hari. 

Garis MA 9 hari berguna sebagai garis sinyal untuk melihat momentum buy dan sell. Jika garis MA berpotongan dengan garis MACD dari bawah menuju keatas, maka itu adalah sinyal buy. Sebaliknya, jika  garis MA memotong garis MACD dari atas kebawah, maka itu adalah sinyal jual.  

STRATEGI MACD 

1. Analisa histogram MACD untuk sinyal beli 

Analisa MACD untuk melihat potensi harga saham akan naik atau turun, bisa dilakukan dengan cara melihat bar histogram. Jika bar histogram sebelumnya berada pada area negatif (dibawah). 

Kemudian bar histogramnya semakin menipis, dan mulai membentuk bar histogram positif, maka hal tersebut merupakan sinyal bahwa penurunan harga saham sudah mulai berakhir. 

Dan akan memulai tren beli yang baru. Jadi jika bar histogram negatif mulai tipis dan mulai membentuk histogram positif, anda bisa pertimbangkan untuk mulai akumulasi.


Yap, sinyal beli saham terlihat pada tanda-tanda lingkaran diatas. Perhatikan ketika bar histogram mulai bergerak kearah positif, harga sahamnya juga berpotensi rebound. 

Sebaliknya ketika bar histogram positif mulai menipis dan mulai menuju ke arah histogram negatif, maka hal ini merupakan sinyal bahwa harga saham mulai berpotensi mengalami penurunan. Contohnya seperti berikut: 


Sinyal jual terjadi pada tanda-tanda persegi diatas, di mana setelah bar histogram positif mulai menipis, hal ini merupakan pertanda harga saham akan turun. 

2. Strategi MACD: Kombinasi bar histogram dengan garis MACD 

Akan lebih komplit jika bar histogram dikombinasikan dengan garis MACD untuk melihat sinyal beli jual yang lebih jelas. Perhatikan chart MACD berikut: 

Strategi MACD
Jika kita menggunakan kombinasi garis MACD dengan histogram, maka sinyal beli MACD terjadi ketika garis sinyal yaitu garis MA (orange) memotong keatas garis biru. Lebih bagus jika didukung dengan bar histogram yang mulai positif. 

Maka, itu adalah sinyal beli (lihat tanda-tanda lingkaran pada chart diatas). Ketika terjadi sinyal tersebut, maka harga saham berpotensi naik jangka pendek. 

Demikian juga, cara interpretasinya juga sama jika harga saham memberikan sinyal jual. Umumnya, kedua garis akan berpotongan kebawah, dan bar histogram mulai negatif (bar-nya menghadap kebawah). 

Itulah strategi simpel untuk analisa dan membaca MACD untuk diterapkan dalam praktik trading. 

3. Strategi lanjutan MACD: Waktunya beli atau jual? 

Di pos ini, kita menggunakan contoh saham ACES untuk melihat apakah harga saham terakhir ACES layak dibeli berdasarkan indikator MACD atau belum. Perhatikan chart saham ACES berikut: 

Analisa indikator MACD
Pada saham ACES diatas, histogram bar MACD masih berada di area negatif, yang artinya tekanan jual masih cukup tinggi (tanda persegi). Namun histogram bar negatifnya mulai terlihat menipis. 

Di satu sisi kedua garis MACD (biru) dan garis MA (orange) sudah mulai turun dan hampir berpotongan. Sedangkan saham ACES sendiri tertahan di support 1.600. 

Jadi jika histogram negatif MACD mulai menipis lagi, dan ACES bisa bertahan diatas 1.600, anda bisa pertimbangkan untuk akumulasi (beli bertahap). Namun jika histogram MACD masih berada di area negatif, dan saham ACES masih lanjut koreksi, maka ada baiknya anda menunggu sinyal MACD (baik dari histogram maupun perpotongan garisnya), dan perhatikan support2 terdekatnya. 

Itulah strategi MACD yang bisa anda terapkan untuk trading saham. Namun MACD tidak bisa berdiri sendiri menjadi satu analisa independen. Dalam analisa saham, anda harus memperhatikan pola-pola chart yaitu support resisten, chart pattern, candlestick. Indikator sebagai analisa tambahan / kombinasi. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.