Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Saham yang Cepat Naik

Semua trader saham pasti ingin mencari saham yang cepat naik. Walaupun time fame trading anda agak panjang, saya yakin anda pasti ingin mencari saham2 yang bisa naik cepat. Hal ini lumrah karena tujuan kita trading adalah untuk mencari profit / keuntungan. 

Jadi, di dalam trading ada baiknya anda mencari saham-saham yang cepat naik. Tetapi tidak semua tipikal saham mudah naik, karena tipikal dan karakter tiap saham berbeda-beda. Dalam praktikknya, trader juga sering salah menginterpretasikan tipikal2 saham tersebut. 

Hematnya, saham yang cepat naik adalah tipikal saham yang punya pergerakan likuid (banyak ditradingkan), memiliki pola grafik support-resisten yang berulang dan kinerjanya juga terbilang baik secara fundamental. Contohnya adalah mayoritas saham LQ45 atau saham2 indeks IDX80. 

Anda bisa pelajari juga cara-cara mencari saham yang diskon secara teknikal, dan pola-pola saham-saham yang punya potensi rebound disini: Analisis Teknikal Saham PDF. 

Sebagian pembaca pos ini mungkin akan protes: "Tapi kalau saham yang likuid kan harga sahamnya justru sulit naik, soalnya yang tradingkan banyak, jadi permintaan-penawaran selalu berimbang. Contohnya saja saham2 blue chip yang geraknya cenderung lambat."

Memang di pasar saham nggak ada yang absolut. Saham yang likuid pun bisa jadi geraknya lama. Karena ada yang namanya momentum, jenuh beli, jenuh jual, tren (uptrend, downtrend, sideways). 

Ada saat-saat di mana saham2 likuid tersebut harganya 'jalan di tempat'. Justru saham2 lapis tiga yang "merajai" Bursa. Kalau anda sudah trading saat akhir tahun 2016 - awal tahun 2017 anda pasti merasakan bagaimana saham2 LQ45 nggak banyak bergerak, dan saham2 gorengan yang berjaya saat itu. 

Namun kalau anda perhatikan lebih jeli selama jam market, memang saham2 yang lebih cepat naik umumnya adalah saham2 yang likuid, yang punya tren jelas. Seperti yang saya paparkan tadi, saham yang mudah naik selain likuid harus mudah dibaca chart-nya, trennya nggak turun terus, dan punya support-resisten berulang. 

Biar bagaimanapun, saham2 yang tidak likuid tetap saja pergerakan harganya berisiko dan momen naiknya saham2 tidak likuid jauh lebih tidak pasti dibandingkan saham2 yang likuid. Itulah kenapa saya sering menerima pertanyaan: 

"Pak Heze, kenapa saham A harganya diam di tempat? Kapan naiknya?"
"Pak Heze saham B ini offernya cuma sedikit, tapi kok harganya nggak naik-naik?"

Ternyata setelah saya cek, saham2 yang ditanyakan adalah saham2 yang likuiditasnya sangat kecil, dan sahamnya tidak banyak diminati trader.. 

Tapi sayangnya, banyak trader saham yang justru membeli saham2 seperti ini dengan pemikiran: "Kalau saham yang likuiditasnya kecil kan harganya lebih gampang digoreng bandar, jadi naiknya lebih cepat"

Pendapat seperti ini tidak sepenuhnya salah. Namun kita coba lihat realitanya di market. Sekarang kita logika. Kalau ada saham yang likuiditasnya sangat kecil, tentu saja saham tersebut peminatnya sedikit. Artinya, yang mentradingkan saham tersebut hanya sedikit. Benar kan?

Nah, kalau suatu saham yang mentradingkan sangat sedikit, tentu saja harga sahamnya akan cenderung sulit untuk naik, karena minat orang-orang yang ingin menaikkan harga sahamnya juga pasti lebih kecil / sedikit. 

Apalagi kalau saham tidak likuid plus kinerja fundamentalnya kurang bagus, maka harga sahamnya akan semakin sulit naik. Saham2 tersebut pada umumnya akan naik cepat ketika ada bandar yang mengangkat harganya.

Hal ini berbeda dengan saham2 likuid dan punya kinerja baik. Maka ketika saham tersebut sudah turun, pasti trader akan menilai saham tersebut terdiskon, sehingga banyak tekanan beli, yang mengakibatkan saham tersebut mengalami technical rebound. 

Kesimpulannya, kalau anda mau cari saham yang cepat naik, carilah saham yang likuid, punya pola2 yang mudah dianalisa, dan kalau bisa, punya kinerja fundamental yang baik juga. 

Mayoritas saham yang fundamental baik dan didukung dengan likuiditas baik, harga sahamnya lebih banyak diincar trader. Demikian juga sebaliknya kalau sahamnya punya likuiditas jelek dan fundamental yang buruk. 

Saham yang cepat naik seperti yang sudah kita paparkan di pos ini, bukanlah tipikal saham yang mudah naik puluhan persen dalam sehari. Tetapi yang saya maksud adalah saham2 yang mudah naik setelah koreksi, dan punya kenaikan stabil, sehingga lebih potensial untuk trader2 yang suka low risk. 

Mungkin itu saja yang ingin saya paparkan di pos ini. Semoga memberikan pencerahan untuk rekan-rekan trader.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.