Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Cara Profit Saham yang Paling Sering Dilupakan

Trading saham adalah aktivitas membeli dan menjual saham dengan dasar analisis teknikal. Tentu saja, tujuan kita dalam trading adalah mendapatkan profit sebesar mungkin (take profit setelah membeli saham), dengan kerugian sekecil mungkin. 

Karena pasar saham bisa menghasilkan profit yang besar, akhirnya banyak trader yang selalu berpikir untuk mendapat untung, untung dan untung. Sebenarnya hal ini tidaklah salah. Akan tetapi untuk mendapat profit / untung, anda harus tahu caranya. 

Nah problem utama yang sering sekali dihadapi trader adalah trader salah dalam menetapkan take profit. Misalnya begini, pernahkah anda beli saham, katakanlah saham ELSA di harga 420. Kemudian anda ingin menjual ELSA di harga 450. 

Beberapa saat kemudian, ELSA beneran naik ke 430-435, namun tidak lama kemudian ELSA justru kembali turun lagi ke 425. Dan keesokan hari, ELSA turun lagi ke 420, hingga ELSA turun terus ke harga 390. Akhirnya anda terpaksa cut loss karena ELSA sulit rebound dan 400, dan anda memindahkan modal anda ke saham yang lain. 

Banyak trader yang mengalami hal seperti ini. Dengan kata lain, kalau anda bisa menjual saham ELSA di 430 alias ndak perlu tunggu di 450, anda sudah bisa mendapatkan profit sekitar 2%. 

Contoh lainnya, anda adalah seorang trader yang ingin menerapkan swing trading dengan time frame 1 bulan jual saham setelah 1 bulan). Namun strategi swing trading anda tidak membuahkan hasil yang memuaskan. Setelah menyimpan saham selama 1 bulan, saham anda tidak kunjung naik. Padahal jika anda menjual saham dengan jangka waktu 2 minggu, anda sudah bisa profit, walaupun profitnya tidak terlalu besar. 

Pernahkah anda mengalami? Atau mungkin anda sedang mengalami? Kenapa banyak trader yang sebenarnya sudah bisa untung, tapi akhirnya trader terpaksa harus cut loss? Jawabannya adalah karena: Anda tidak mengetahui kemampuan target trading anda. 

Banyak trader yang ingin profit besar dari saham, sehingga mereka mematok target take profit yang tinggi untuk suatu saham. Apakah ini salah? Tidak. Tapi kalau target yang anda tetapkan jarang atau bahkan tidak pernah tercapai, itu artinya kemampuan take profit anda bukan ada di level tersebut. 

Itu berarti anda harus menurunkan target take profit anda. Jadi seperti contoh ELSA diatas tadi. Kalau anda gagal mematok target jual yang tinggi di harga 450, maka lain kali cobalah menetapkan target take profit di harga yang lebih rendah.

Jika anda beli saham ELSA di 420, dan anda menetapkan jual ELSA di  450. Tetapi ELSA hanya berhasil naik sampai 430, itu berarti sebenarnya anda sudah berhasil menganalisa saham yang akan naik. 

Hanya saja, target take profit perlu anda turunkan levelnya. Dengan kata lain, anda masih belum bisa menjual saham di harga yang sangat tinggi. Mulailah dengan menetapkan take profit di harga yang lebih rendah dulu. 

Anda harus mengetahui BATAS KEMAMPUAN anda dalam take profit. Jangan sampai anda  terobsesi mengikuti para pakar yang berhasil membeli saham di harga bawah dan menjual saham di harga atas. Jangan sampai terobsesi dengan investor saham sukses yang menyimpan saham dalam waktu lama. Padahal strategi tersebut tidak cocok untuk anda.

Seiring berjalannya waktu dan pengalaman anda, anda bisa mulai meningkatkan target take profit anda jika anda sudah siap. Misalnya anda yang biasanya jual saham hanya beberapa poin diatas harga beli, sekarang anda bisa menetapkan target yang lebih besar. 

Dengan cara ini, anda tidak menetapkan target yang muluk-muluk, sehingga anda bisa berpikir lebih tenang dalam analisa. Cara inilah yang juga saya lakukan dalam trading. Saya tidak pernah menetapkan take profit yang terlalu tinggi. Saya menetapkan take profit sesuai dengan kemampuan trading, dan pola saham tersebut. Nah, seberapa banyak dari anda yang melupakan cara ini?

Saya melihat banyak trader yang sebenarnya bisa profit dengan cara yang simpel walaupun belum terlalu besar. Tapi karena mereka menetapkan target take profit yang terlalu tinggi, berharap dapat untung besar, akhirnya profit yang harusnya bisa didapat dengan lebih mudah, hilang begitu saja. 

Setelah mendalami isi pos ini, anda kemudian bertanya: "Bung Heze, jangankan dapat profit, menganalisa saham saja saya masih sering salah. Gimana solusinya?"

Kalau analisa take profit anda sering salah, dalam arti saham yang anda beli tidak sempat  naik tapi turun terus, ini artinya anda harus lebih mendalami analisa teknikal, terutama terkait cara menentukan take profit yang benar. 

Anda bisa mendapatkan praktik menganalisa take profit dan cut loss yang benar disini: Cara Menentukan Take Profit dan Stop Loss Saham yang Tepat. Baca juga: Cara Menganalisa Saham dengan Tepat. 

Intisari pos ini: Anda harus punya kemampuan untuk melakukan analisa saham dengan benar. Dan kemampuan analisa ini juga harus dibarengi dengan kemampuan anda untuk mematok target yang lebih simpel dan masuk akal. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.