Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Saham Bagus: Analisa Brand Image

Ketika anda menemukan perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia alias go public. Di satu sisi perusahaan tersebut memiliki produk yang cukup terkenal. Anda mengetahui produknya. 

 

Anda juga sering melihat produknya di pasaran. Dengn kata lain, perusahaan memiliki brand image yang cukup terkenal. Nah, sebagai trader ataupun investor saham, apakah anda akan membeli sahamnya?

Secara brand image bagus. Akan tetapi, perusahaan masih baru pertama kali melantai di Bursa Saham. Apakah perusahaan tersebut layak untuk dibeli? Inilah yang akan kita bahas.

Di web Saham Gain ini saya sudah pernah membahas bahwa saham IPO adalah saham yang risikonya tinggi. Alasannya ada dua. Pertama: Mayoritas saham IPO biasanya tidak likuid setelah melantai di Bursa. 

Kedua: Saham IPO biasanya punya kinerja yang kurang cemerlang setelah go public. Sudah banyak contoh perusahaan IPO yang awal-nya digembar-gemborkan sebagai the next saham blue chip, tapi setelah beberapa tahun go public, harga sahamnya jauh dari harapan. 

Anda bisa baca contohnya juga disini: Saham Garuda Food: Kenapa Harganya Turun Terus? Dan banyak contoh lagi di mana saham-saham IPO yang pergerakannya belum sesuai harapan. 

Nah, kalau anda menemukan perusahaan yang brand image-nya bagus dan anda ingin membeli sahamnya, anda harus melihat kinerja keuangannya paling tidak dua triwulan setelah perusahaan tersebut melantai di Bursa saham. 

Jika perusahaan mampu membukukan kenaikan laba bersih, maka itu adalah salah satu poin bahwa perusahaan punya potensi bagus. Soalnya banyak perusahaan yang setelah melantai di Bursa laba-nya justru turun. 

Kinerja dari prospektus, menurut saya pribadi belum bisa dijadikan sebagai patokan untuk menyimpulkan apakah perusahaan yang baru IPO sahamnya benar-benar layak dibeli dan disimpan jangka panjang.

Kedua, anda harus melihat perkembangan produk perusahaan di pasar. Apakah produknya semakin dibutuhkan? Apakah produknya mudah ditemukan? Ketiga, likuiditas saham setelah IPO. 

Beberapa minggu setelah IPO, akan terlihat fluktuatif harga saham yang sesungguhnya. Kalau pergerakan saham sudah mulai stabil setelah IPO. 

Bid-offer saham tersebut juga cukup likuid (banyak antrian beli jual, harga sahamnya tidak 'roller coaster'), maka saham tersebut memang diminati banyak trader, bukan hanya dijadikan sarana bandar untuk menggoreng saham saja. 

Beberapa poin inilah yang setidaknya saya alami sendiri selama mengamati pergerakan saham-saham IPO di market. Memang tidak banyak saham yang bagus setelah IPO, tapi tentu saja ada. 

Saya ambil satu contoh saham BRI Syariah. Brand image BRI Syariah cukup bagus, bahkan sebelum melantai di Bursa. Dan setelah melantai di Bursa, saham BRIS juga cukup likuid, pergerakan harganya relatif stabil. 

Laporan keuangan BRIS beberapa bulan setelah IPO juga menunjukkan kenaikan laba bersih (Dari Rp127 miliar menjadi Rp151 miliar) dan kenaikan laba bersih ini berhasil diraih di triwulan2 selanjutnya.     

Sektor usaha Syariah juga sedang digenjot oleh pemerintah, dan tentu saja BRIS juga terkena dampak positifnya. Belakangan, Bank Syariah BUMN akan melakukan merger, sehingga Bank Syariah akan menjadi bank dengan company size yang sangat besar. Hal ini membuat saham BRIS naik signifikan. Anda bisa perhatikan chart BRIS berikut: 

Saham BRIS

Saham BRI naik dari harga 300-400 ke harga 1.300-an dalam kurun waktu 2 tahun lebih. Kalau anda hold saham BRIS sejak awal BRIS melantai di Bursa, maka anda sudah mendapatkan profit yang berlipat. 

Karena dari awal saham BRIS ini memang pergerakannya stabil (bukan saham-saham gorengan yang bid offernya hanya puluhan), brand image bagus serta punya pertumbuhan laba yang jelas, maka BRIS ini merupakan tipikal saham yang punya peluang naik dalam jangka panjang. 

Tapi memang kenaikan saham BRIS tidak terjadi secara langsung. Kalau anda sering mengamati atau bahkan juga ikut trading di saham BRIS, maka BRIS ini juga beberapa kali turun dari 500 ke 400 bahkan sempat turun ke harga 200 (lihat tanda persegi). 

Namun fluktuatif saham itu wajar. Selama anda menemukan saham-saham yang perusahaannya punya brand image bagus, likuiditas saham mendukung dan kinerjanya bagus, maka sahamnya biasanya bisa naik dalam jangka panjang, walaupun untuk jangka pendek pasti ada fluktuatif dan penurunan-penurunan. 

Jadi untuk memilih saham, entah itu buat trading ataupun investasi, ada baiknya anda menganalisa perusahaan2 yang punya brand image bagus, dan didukung dengan likuiditas saham serta kinerja fundamental yang baik. 

Karena jika anda hanya melihat perusahaan yang 'kelihatannya' bagus tanpa memperhatikan aspek2 fundamental lainnya, anda bisa terjebak membeli saham yang salah.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.