Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Beli Saham Saat Harga Naik atau Turun?

Tren harga saham secara garis besar akan bergerak dalam tren naik (bullish) dan tren turun (bearish). Ketika anda mengamati pergerkana harga saham jangka pendek, harga saham juga memiliki fluktuatif yang kurang lebih sama: NAIK atau TURUN. 



Sebagai trader saham, anda bisa memilih apakah ingin membeli saham saat harganya sedang naik atau ketika harga sahamnya lagi turun. Tetapi disini kita harus menganalisa lebih lanjut untuk melihat mana yang lebih menguntungkan: Beli saham saat harga naik atau turun? 

Karena kedua strategi trading bisa efektif diterapkan pada kondisi yang berbeda. Sehingga, anda harus mengetahui perbedaan keduanya untuk praktik di market. 

Beli saham saat harganya turun, dikenal dengan strategi Buy On Weakness (BOW). Sedangkan beli saham ketika harganya naik, seringkali disebut sebagai Buy On Breakout (BOB). 

1. Buy On Weakness (BOW) 

Membeli saham saat harganya turun, berarti anda menunggu harga saham sudah murah atau diskon. Anda membeli saham ketika harganya turun dan menyentuh support-support tertentu. Berikut adalah contoh buy on weakness (beli saham saat harganya turun): 

Beli saham saat harga turun
Bisa anda lihat pada tanda-tanda lingkaran pada chart saham INDF. Ketika harganya sudah turun di area support-support tertentu, INDF akan kembali naik  rebound. Strategi membeli saham yang harganya turun bisa anda praktikkan jika anda ingin bisa membeli saham dengan harga murah (secara teknikal).  

Tetapi dalam praktikknya, tidak semua saham yang turun bisa dikategorikan sebagai saham diskon. Sebagai contoh, saham INDF turun dari harga 7.000 ke 6.700. Apakah harga 6.700 sudah bisa dikatakan sebagai saham diskon? 

Belum tentu. Jika saham turun tetapi masih belum diskon, saham tersebut punya potensi untuk turun lagi. Sehingga, kelemahan strategi beli saham saat turun adalah risiko 'menangkap pisau jatuh'.

Nah, untuk meminimalkan risiko tersebut, anda harus bisa membedakan saham yang sudah turun namun sebenarnya masih mahal secara teknikal, dan saham turun yang sudah benar-benar diskon. Saham yang sudah diskon punya potensi naik / rebound, sehingga bisa memberikan profit maksimal. 

Anda bisa pelajari strategi2 dan praktik menemukan saham diskon, yang simpel dan bisa diterapkan untuk trading disini: Full Praktik Memilih Saham Diskon dan Murah. 

Beli saham saat turun sangat efektif diterapkan dalam kondisi pasar saham yang relatif sideways, market sedang downtrend jangka pendek (bukan kondisi strong bearish atau crash market), atau harga saham mulai turun dari harga resisten. 

Hal ini karena tidak setiap saat harga saham naik terus. Tidak setiap saat trader membeli saham. Saat harga saham sudah naik tinggi, para trader akan melakukan take profit sehingga harganya akan turun lagi. 

Ketika harga saham sudah mulai turun, mulai diskon, anda bisa menerapkan strategi buy on weakness alias beli saham saat turun. 

2. Buy On Breakout (BOB) 

Membeli saham ketika harganya sedang naik, artinya anda menunggu sinyal saham breakout dari resisten yang sulit ditembus. Ketika saham berhasil 'memecahkan' resisten tertentu, biasanya harga sahamnya berpeluang untuk naik lebih tinggi. Berikut contoh buy on breakout (BOB): 

Beli saham saat harga naik
Perhatikan tanda-tanda lingkaran. Ketika saham berhasil menembus garis resisten (garis2 horizontal hitam), maka harga saham melanjutkan kenaikannya ke level resisten yang lebih tingggi. 

Strategi Buy On Breakout ini kerap kali dipraktikkan ketika trader ingin menunggu konfirmasi apakah harga saham memiliki kekuatan untuk meneruskan tren harganya. Karena ketika saham tidak berhasil breakout dari resisten pentingnya, harga saham kemungkinan besar akan lanjut koreksi. 

Beli saham saat harga naik, efektif diterapkan ketika kondisi pasar saham sedang BULLISH alias lagi naik cukup kencang. Selain itu, dalam kondisi market yang sedang memulai tren bullish, biasanya banyak sekali saham murah yang harganya mulai naik dan breakout dari resisten2 pentingnya. 

Sedangkan dalam kondisi market yang sedang bearish, strategi beli saham saat harga naik tentu kurang efektif. Biasanya saat market lesu, mayoritas saham harganya hanya naik 1-2 hari lalu lanjut turun. 

Di web Saham Gain, praktik dan penjelasan Buy On Breakout juga pernah kita bahas pada pos berikut: Strategi Trading Saham: Buy On Breakout (BOB).  

Beli Saham Saat Harga Naik atau Turun?

Dari apa yang sudah kita ulas diatas, kedua strategi ini sama-sama bisa menghasilkan profit, asalkan anda mempraktikkan dalam kondisi pasar saham yang tepat. 

Seperti yang sudah kita ulas tadi, beli saham saat turun cocok diterapkan untuk kondisi market relatif sideways dan market yang lagi koreksi. Sedangkan buy on breakout bagus dipraktikkan ketika market bullish atau memulai tren bullish. 

Tapi dalam praktikknya, beli saham ketika harganya lagi turun, memang relatif lebih mudah diterapkan, terutama buat trader pemula. Kita juga sudah pernah ulas bersama disini: Konsep Trading Saham: Beli Saat Mau Naik, Jual Saat Mau Turun. 

Jadi kalau anda benar-benar bingung ingin menerapkan strategi yang sebaiknya dipraktikkan terlebih dahulu, anda bisa memulai dengan mendalami strategi buy on weakness. 

Setelah itu, anda bisa kembangkan analisa trading anda, yaitu mendalami strategi buy on breakout. Alangkah baiknya jika anda bisa menerapkan kedua strategi ini secara kombinasi, karena ada saham2 yang sinyalnya bagus untuk dibeli saat turun. Ada pula saham2 yang sinyalnya bagus untuk buy on breakout. 

Untuk pembelajaran dan praktik2 analisa teknikal full praktik, ada baiknya anda pelajari disini: Buku Saham Full Praktik Trading. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.