Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Gap Saham: Kenapa Gap Saham Harus Ditutup?

Kalau anda belajar analisis teknikal, khususnya candlestick, maka anda pasti mengenal salah satu analisa yang kita sebut dengan GAP SAHAM. Gap saham sendiri dibedakan menjadi dua yaitu GAP UP dan GAP DOWN. 



Apa itu gap saham? Gap dalam candlestick saham adalah celah (gap) alias kekosongan harga di dalam chart saham sebagai akibat lompatan harga saham dari harga high hari sebelumnya dengan harga open (pembukaan) hari ini karena tidak ada transaksi pada range harga tersebut. 

Apa maksudnya? Mari kita bahas.... 

Katakanlah harga saham tertinggi TLKM kemarin ada di harga 3.400. Kemudian keesokan hari saat jam pembukaan trading bursa saham, TLKM langsung dibuka di harga 3.470. 

Ini artinya terjadi lompatan GAP UP yaitu terjadi kekosongan harga di antara 3.410-3.460 (tidak ada transaksi di level harga tersebut), karena dari harga tertinggi 3.400 kemarin, TLKM besoknya langsung dibuka loncar ke harga 3.470. 

Anda bisa pelajari juga tentang fraksi harga saham untuk memudahkan memahami gap disini: Arti dan Ilustrasi Fraksi Harga Saham.

Sebaliknya gap juga terjadi sebaliknya, yaitu GAP DOWN. Katakanlah TLKM kemarin harga terendahnya adalah 3.400. Kemudian besok TLKM dibuka di harga 3.320. Ini artinya ada GAP DOWN (saham turun) di range harga 3.330-3.390.    

Gap up maupun gap down bisa anda manfaatkan untuk trading (meraih profit jangka pendek), dan menganalisa pola dan sinyal saham lanjutan. Saya sudah pernah membahas analisa teknikal lengkap, termasuk praktik candlestick dan analisa gap saham disini: Buku Saham Analisis Teknikal Full Praktik. 

Berikut adalah gambaran gap up dan gap down yang muncul di grafik saham: 

Gap down

Gap up
Perhatikan yang saya beri tanda lingkaran, itu adalah gap down (ada celah diantara harga terendah kemarin dengan harga open hari ini). Sedangkan yang saya beri tanda persegi itu adalah gap up. 

Mengenai strategi2 trading, dan membaca pola-pola gap up lanjutan tidak akan saya bahas di pos ini, karena sudah kita bahas disini: Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal. 

Nah, yang akan kita bahas disini adalah: Apakah benar gap yang terjadi di chart saham itu 'harus ditutup'? Hal ini juga menjadi banyak pertanyaan rekan-rekan trader.  

Di dalam trading, gap saham ini ibarat "utang", karena kekosongan harga (celah) ini cepat atau lama akan ditutup lagi dalam jangka waktu tertentu. Dan pada umumnya gap ini akan ditutup dalam jangka waktu pendek (seminggu-sebulan, bahkan hanya dalam 1-2 hari bisa ditutup). 

Jadi harga saham akan naik atau turun untuk menutup kembali celah harga yang telah terjadi tersebut. 

"Tapi apakah benar gap saham itu harus ditutup? Kenapa gap saham harus ditutup? Apa alasannya Pak Heze?" Tanya anda

Perlu anda ketahui, gap saham TIDAK HARUS DITUTUP. Tidak ada kewajiban bahwa ketika terjadi gap suatu harga, maka gap harga tersebut harus ditutup kembali.

"Lalu kenapa banyak yang mengatakan bahwa gap itu ibarat "utang yang harus dibayar" Bung Heze?" Tanya anda lagi. 

Memang benar, bahwa mayoritas gap itu akan selalu ditutup. Terutama kalau terjadi kondisi seperti ini: Pasar saham tiba-tiba euforia, sehingga langsung dibuka naik 2% saat open market, yang menyebabkan banyak saham mengalami gap up.. 

Setelah euforia mulai reda, pasti saham-saham yang sudah naik tinggi, akan turun lagi alias cooling down. Dan penurunan itulah yang akan menutup gap yang sudah terjadi sebelumnya. Jadi harga saham akan turun di area gap-nya (saat terjadi gap up).

Berdasarkan pengalaman trading dan pengamatan saya, sekitar 95% lebih gap yang terjadi di chart, itu AKAN SELALU TERTUTUP LAGI. Jadi hanya sekitar 5% saja gap yang nggak tertutup sampai lebih dari setahun. 




Misalnya anda bisa lihat chart ITMG diatas (tanda lingkaran). Disitu terlihat ada gap down, dan sampai sebulan lebih gap down tersebut masih belum ditutup. Tapi dalam banyak kasus, kita juga menemukan gap yang sudah ditutup kurang dari sebulan, bahkan hanya dalam hitungan jam gap langsung ditutup. 

Anda yang kritis bertanya lagi: "Pak, tadi katanya sekitar 95% gap itu ditutup. Berarti kan hampir semua gap itu ditutup. Nah, kenapa mayoritas pelaku pasar akan menutup gap harga yang terjadi?"

Ini sebenarnya hanya alasan psikologis. Gap harga akan menimbulkan kekosongan harga pada chart, sehingga dari sisi psikologis market, para trader akan melihat harga yang terjadi pada gap ini sebagai suatu titik support (jika terjadi gap up) dan titik resisten (jika terjadi gap down). 

Sehingga saat harga saham mulai naik atau turun, trader akan berpikir untuk memasang harga pada gap-gap yang terjadi tersebut, sehingga chartnya tidak terjadi kekosongan harga lagi (mayoritas trader menganggap bahwa gap ini seperti 'utang' seperti support-resisten yang nantinya akan ditutup lagi, walaupun ada sedikit kasus di mana gap tidak ditutup). 

Mungkin sampai disini dulu ulasan dan analisa yang bisa saya berikan mengenai gap trading saham dan sekaligus menjawab pertanyaan: Kenapa gap saham harus ditutup?

Sebagai tambahan belajar saham, anda juga bisa baca-baca tentang gap saham pada beberapa pos yang pernah saya ulas disini: Pola Gap Down pada Saham BBNI dan Pola Gap Up pada Saham JPFA.  

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.