Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Perbadingan Profit di Saham vs Deposito

Saham vs deposito, mana yang lebih baik? Mana yang lebih menguntungkan? Pembahasan tentang saham vs deposito ini juga sering menjadi bahan perbincangan. Dan saya sendiri juga pernah dapat pertanyaan dari rekan trader untuk membahas perbandingan return saham vs deposito. Salah satunya, melalui chat WA rekan trader berikut:



Sebenarnya agak sulit juga kalau kita mau membandingkan saham vs deposito, karena walaupun sama-sama menanamkan modal, walaupun saham dan deposito sama2 bisa dapat pasif income, tapi keduanya adalah dua instrumen yang berbeda. 

Ibaratnya begini: Kita tidak bisa membandingkan mana yang lebih baik / lebih hebat antara atlet badminton vs atlet tenis. Karena walaupun keduanya sama-sama bermain dengan raket, tetapi keduanya adalah olahraga yang berbeda, baik dari segi peraturan, permainan dan lain2. 

Tapi mungkin kita membandingkan badminton dengan tenis dari segi misalnya: Popularitasnya, besarnya bayaran yang diterima atlet yang menerima podium, dan preferensi masing2 terhadap selera kedua olahraga tersebut. 

Membandingkan saham dan deposito pun juga demikian. Deposito dan saham adalah dua instrumen berbeda karena deposito adalah pasif income. Sedangkan di saham, anda bisa mendapatkan 'aktif income' melalui trading jangka pendek. 

Tapi di saham pun anda sebenarnya juga bisa mendapatkan pasif income yaitu melalui: Investasi jangka panjang dan dividen saham. 

Jadi untuk memberikan perbandingan saham vs deposito, kita akan coba bandingkan dari beberapa sisi lain. Pertama kita akan bandingkan dari segi dividen saham. Karena dividen saham sifatnya adalah pasif income, sama seperti deposito. 

DEPOSITO VS SAHAM 

Katakanlah anda memiliki uang Rp100 juta yang mau anda investasikan selama 1 tahun. Anda dihadapkan dengan dua skenario berikut ini: 

Skenario 1: Investasi di deposito BCA dengan suku bunga berikut: 


Bunga deposito BCA
Skenario 2: Investasi di saham BBRI atau saham TLKM: 

Harga saham BBRI 4.200. Dividend per share: Rp163,82. Dividend yield: 3,16%
Harga saham TLKM: 4.290. Dividend per share: Rp132,174. Dividend yield: 3,81%
Harga saham BJTM: 640. Dividend per share: Rp45,61. Dividend yield: 7,18%

SAHAM VS DEPOSITO 

Kalau anda memilih skenario pertama, anda investasikan duit anda sebesar Rp100 juta di deposito, maka bunga yang anda dapatkan setelah 1 tahun adalah 5% (lihat tanda persegi hijau). Maka setelah 1 tahun, modal anda akan berkembang menjadi Rp105 juta.

Kalau anda memilih skenario kedua, maka dengan modal Rp100 juta, anda akan mendapatkan saham BBRI sebanyak  237 lot, atau saham TLKM sebanyak 232 lot, atau saham BJTM sebanyak 1.557 lot. 



Jadi dividen per tahun untuk masing-masing saham, anda akan mendapatkan sebesar: 

BBRI = 237 lot x 100 lembar x Rp163,82 = Rp3.882.534
TLKM = 232 lot x 100 lembar x Rp132,174 = Rp3.066.437
BJTM = 1.557 lot x 100 lembar x Rp45,61 = Rp7.101.477

Dari sini dapat disimpulkan jawaban yang cukup variatif. Kenapa demikian? Karena kalau anda lihat perbandingan return dividen saham dibandingan deposito pada ilustrasi diatas, maka ada beberapa saham yang dividennya lebih besar daripada bunga deposito. 

Dalam hal ini adalah BJTM (dividen yang akan anda terima adalah 7.101.477). Sedangkan kalau anda investasi di deposito itu tadi, bunga yang anda terima adalah 5.000.000. Kalaupun dipotong pajak 10%, maka dividen yang anda terima dari BJTM masih lebih besar yaitu sekitar Rp6,3 juta. 

Tetapi untuk saham BBRI dan TLKM, jumlah keuntungan yang anda terima masih dibawah bunga deposito setahun. Jadi kalau anda tanya: Mana yang lebih untung saham atau deposito, maka ya itu tadi: Jawabannya variatif tergantung saham mana yang anda pilih. 

Maka dari itu, kalau anda ingin mencari dividen yang lebih tinggi dari bunga deposito, carilah saham yang dividend yieldnya diatas bunga deposito. Baca juga: Kegunaan dan Cara Menghitung Dividend Yield. 

Kenapa BJTM dividennya lebih tinggi dibandingkan bunga deposito? Itu karena dividend yield BJTM 7,18% dibandingkan deposito yang "cuma" 5%. 

Perlu anda ingat juga, kalau di deposito anda hanya akan menerima bunga sebesar 5%. Sedangkan di saham, anda juga bisa mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga saham. 

Katakanlah anda memilih untuk investasi di saham BBRI. Anda membeli BBRI di harga 4.200 sebanyak 237 lot. Kemudian saham BBRI dalam setahun naik menjadi 4.400. Maka anda akan mendapatkan profit dari BBRI kurang lebih-nya Rp4,3 juta. 

Jadi kalau di total dengan dividennya, anda akan mendapatkan Rp4,3 juta + Rp3,4 juta (3,8 juta - 10% pajak dividen) = Rp7,8 juta. Berarti keuntungan anda di saham sudah lebih besar dibandingkan bunga deposito. 

"Wait... wait tunggu dulu. Itu kan kalau sahamnya naik. Kalau turun kan malah jadi floating loss Bung Heze?" Protes anda. 

Yap, itulah risiko di saham. Itulah kenapa saya mengatakan bahwa saham lebih berisiko dibandingkan deposito, walaupun anda juga berpotensi mendapatkan return yang jauh lebih besar dibandingkan deposito.

Maka dari itu, saran / tips saya, kalau anda mau saham anda bisa lebih untung dibandingkan bunga deposito, selain memilih yang dividen yieldnya diatas bunga deposito, pilihlah saham2 yang fundamentalnya bagus (contohnya saham2 blue chip)

Kalaupun saham2 yang fundamentalnya cemerlang tapi dividend yieldnya tidak setinggi bunga deposito, seharusnya itu nggak jadi masalah, karena anda tetap bisa mendapatkan kenaikan harga saham jangka panjang, dan keuntungan anda tetap lebih besar dibandingkan deposito untuk long term.  

Kalau anda cuma melihat saham yang dividend yieldnya tinggi tapi fundamentalnya kurang baik, atau bahkan sahamnya gorengan (seperti saham MPMX) maka saham2 seperti ini justru akan berisiko dalam jangka panjang. 

TRADING SAHAM VS DEPOSITO 

Lalu bagaimana dengan trading saham vs deposito? Kalau anda punya uang Rp100 juta, mana yang lebih cepat untung, masuk deposito atau saham?

Hal ini juga banyak menjadi perdebatan. Sebenarnya trading saham vs deposito sulit dibandingkan karena trading saham sifatnya adalah "aktif income" (anda sering beli jual saham). Kalau deposito adalah pasif income (anda hanya tanam modal selama kurun waktu tertentu). 

Maka saya akan coba jawab berdasarkan pengalaman pribadi. Jika anda bertanya: Mana yang lebih menarik antara trading saham vs deposito, maka so far saya menjawab: Saham lebih menarik.

Karena jika saya hanya memasukkan uang seluruhnya di deposito, maka perkembangan modal saya sekarang akan menjadi sangat lama dibandingkan kalau saya memutar uang untuk trading di saham. 

Dan hal ini sudah saya hitung dan pertimbangkan selama bertahun-tahun menjalani trading. Misalnya dengan modal Rp100 juta cuma masuk deposito maka return yang saya terima setahun hanya sekitar Rp5 juta. Tapi dengan diputar di trading, returnnya bisa lebih dari itu. 

Tetapi jawaban saya ini sangat SUBJEKTIF, karena pengalaman, profil risiko setiap orang berbeda-beda. 

JADI ENAK MANA: SAHAM ATAU DEPOSITO?

Dari skenario diatas, saham dan dividen sama-sama menguntungkan. Anda harus sesuaikan dengan profil risiko anda. Kalau anda tipe orang yang konservatif, landa bisa masukkan modal anda di deposito. 

Kalau anda punya keinginan untuk trading saham, dapat profit jangka pendek, anda ingin investasi dan dapat dividen yield yang tinggi, silahkan masukkan modal anda di saham. 


Kalau anda tipikal moderat, anda ingin deposito dan bisnis saham, saran saya anda bisa membagi modal anda untuk deposito dan saham. Misalnya anda memiliki modal Rp100 juta, anda bisa membagi Rp50 juta untuk deposito dan sisanya saham.

Jika anda mau trading dan investasi saham, itu artinya anda juga harus siap menganalisa saham2 yang bagus, praktik trading dan tidak mengharapkan hasil yang instan. 

2 komentar:

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.