Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Cara Mengatasi Overtrading

Setiap trader saham bisa berpotensi mengalami overtrading. Omong-omong, apa itu overtrading? Dalam Bahasa Indonesia, over artinya adalah kelebihan. Trading = aktivitas beli jual saham. 

Jadi secara sederhana, overtrading merupakan kondisi di mana anda melakukan trading dengan frekuensi yang terlalu banyak, sehingga menganggu psikologis anda. 

Kondisi overtrading bisa jadi berbeda setiap trader. Anda mungkin terbiasa melakukan trading normal dengan frekuensi 15-20 kali dalam sebulan. Tapi untuk beberapa trader mungkin trading sebanyaj 15-20 kali dalam sebulan itu terlalu banyak (overtrading). 

Okay, lalu gimana mengatasi supaya anda tidak overtrading? 

Banyak trader beranggapan bahwa overtrading umumnya terjadi pada trader harian, karena trader harian mengincar profit cepat, maka frekuensi trading akan lebih banyak, sehingga berpotensi terkena kondisi overtrading. 

Memang ada benarnya. Tetapi harus anda pahami bahwa overtrading juga bisa terjadi pada trader yang time frame-nya lebih panjang. Seorang swing trader misalnya, mereka bisa juga terkena kondisi overtrading. 

Jadi jangan berpikir bahwa dengan mengganti / memperpanjang time frame trading, anda pasti bisa menghilangkan overtrading. 

Overtrading biasanya terjadi karena pemahaman2 yang salah tentang trading. Overtrading umumnya sering pada trader-trader dengan kondisi berikut: 
  • Ingin cepat kaya, sehingga beli banyak saham yang kelihatannya bisa langsung naik
  • Ingin profit terus setiap hari
  • Tidak pernah menganalisa jumlah frekuensi trading
  • Greed / rakus (setelah profit besar, ingin dapat profit terus yang lebih besar)
Maka dari itu, untuk mengatasi atau mengurangi overtrading, ada baiknya anda menerapkan beberapa strategi berikut: 

1. Dengarkan tubuh dan psikologis anda 

Seperti yang saya tuliskan, overtrading setiap trader bisa berbeda-beda. Trader lain bisa trading 10-15 kali sebulan dan itu adalah hal normal untuk trader. Tapi bagi anda, mungkin frekuensi trading itu terlalu banyak. 

Jadi untuk mengetahui apakah anda sudah mulai overtrading atau tidak, anda harus mendengarkan tubuh dan psikologis anda. Artinya begini: kalau anda mulai merasakan ingin profit terus setiap hari. 

Anda mulai merasakan ketagihan trading karena anda sudah dapat profit besar sebelumnya. Anda trading karena anda ingin cepat dapat uang banyak.

Atau anda merasakan capek trading tapi anda selalu ingin meneruskan trading, anda selalu ingin profit, profit dan profit lebih besar. Maka itu adalah kondisi yang sangat berpotensi menuju overtrading. 

Kalau anda mengalami kondisi2 seperti yang saya sebutkan, maka saya menyarankan anda berhenti trading sejenak, demi karir trading anda yang lebih baik.

Trading saham bukan soal cepat dapat banyak uang, tetapi trading saham adalah soal strategi. Menyusun strategi yang benar bisa menghindarkan anda dari overtrading. Pelajari juga praktik2 trading saham: Buku Saham Pemula - Expert. 

2. Catat frekuensi trading bulanan anda 

Ini yang harus anda terapkan yaitu mencatat setiap aktivitas trading anda. Dari situlah anda bisa mengetahui berapa rata2 frekuensi trading anda tiap bulan. Katakanlah biasanya anda trading 5-10 kali sebulan, tapi di bulan ini padahal baru minggu kedua, anda sudah trading sampai 20 kali.

Nah kalau anda sudah trading jauh diatas frekuensi trading normal anda, kemungkinan besar anda sudah mulai overtrading. Overtrading ini terkadang tidak disadari oleh trader, kecuali anda membandingkan frekuensi trading normal anda dengan trading anda yang sekarang. 

Kalau anda sudah overtrading, anda sangat berpotensi mengambil keputusan yang salah, sehingga saham anda berpotensi nyangkut. Jika anda mulai overtrading, kurangi dahulu aktivitas trading anda misalnya beberapa hari sampai seminggu. 

3. Terapkan prinsip momentum dalam trading 

Agar anda tidak overtrading, anda harus menerapkan momentum. Momentum berarti adalah keputusan untuk membeli saham di harga yang tepat. Dalam trading, kita tidak hanya bicara soal buy dan sell. Tapi kita juga bicara soal WAIT AND SEE. 

Wait and see perlu anda lakukan supaya anda bisa mendapatkan momentum trading yang tepat / pas, tidak hanya sekedar beli dan jual setiap hari. Kalau anda cuma ingin beli jual, maka yang terjadi ya itu tadi: Overtrading. 

Oleh karena itu, di awal paragraf tadi saya juga sudah menuliskan bahwa overtrading bukan cuma berpotensi dialami trader harian, tetapi juga bisa dialami swing trader sekalipun.

Sebagai contoh, seorang swing trader bisa saja membeli saham tanpa memperhatikan momentum trading. 

Akhirnya seorang swing trader membeli 9-10 jenis saham dengan tujuan disimpan mingguan. Pertanyaannya: Apakah anda nggak bingung memantau 10 saham di portofolio? 

Dengan menerapkan momentum trading, anda bisa lebih rasional dalam mengambil keputusan trading, sehingga anda bisa meminimalisir overtrading. Baca juga: Konsep Trading Saham: Beli Saat Mau Naik, Jual Saat Mau Turun

Jadi setiap kali anda mengalami overtrading, berhentilah trading. Sampai kapan? Sampai pikiran anda tenang, dan mindset anda sudah lurus (jangan trading karena cuma mau cepat kaya tanpa memperhatikan faktor2 penting lainnya seperti momentum). Karena overtrading bisa menjadi sangat berbahaya apabila anda tidak menyadari dan mengantisipasinya. 


0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.