Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Saham yang Bagus untuk Jangka Panjang

Dahulu sebelum internet mulai booming di Indonesia (zamannya handphone bentuknya masih besar dan berat), kalau saya ingin makan makanan enak, maka saya harus keliling kota dulu, atau setidaknya tanya teman. 

Waktu internet sudah mulai menjamur di Indonesia, kalau saya mau cari makanan enak, misalnya martabak, saya sudah bisa googling: "Martabak enak di Jakarta" atau "Martabak enak di Surabaya". 

Tapi itupun masih kurang efektif menurut saya, soalnya informasi tersebut masih kurang akurat. Jam buka-tutup tempat makan seringkali nggak update. Kontaknya sulit dihubungi dan lain2. 

Nah, tapi dengan kehadiran aplikasi-aplikasi start up seperti Go Food dan Grab Food, maka sekarang saya hanya perlu  ketikkan menu makanan yang saya inginkan, dan muncullah tempat-tempat makan terdekat. Dengan adanya aplikasi2 ini, maka kita juga dengan mudah bisa pesan melalui driver Go Food atau Grab Food, tanpa keluar rumah. 

Kita sekarang bisa merasakan dampak yang begitu besar dengan adanya kehadiran aplikasi2 start up ini. Contoh lainnya, dulu anda belanja harus datang ke mall, toko.

Tapi sekarang kan sudah ada online shop (olshop). Bahkan anda bisa belanja di Tokopedia, Bukalapak dan start2 up lain yang sejenis. Aplikasi2 yang biasanya anda pakai inilah yang kita kenal dengan Revolusi Industri 4.0. 

Jadi apa hubungannya dengan saham yang bagus untuk jangka panjang? 

Karena kita sudah memasuki Revolusi Industri 4.0 dan banyak manfaat yang dirasakan dari aplikasi2 tersebut, maka dalam jangka waktu kedepan, akan semakin banyak masyarakat Indonesia yang menggunakan jasa-jasa aplikasi start up tersebut. 

Sekarang saja banyak pengusaha2 muda yang berlomba-lomba untuk bikin start up, di mana aplikasi2 start up ini akan membantu banyak orang untuk memenuhi kebutuhannya. 

Itu artinya, saham-saham yang bakalan diuntungkan dengan Revolusi Industri 4.0 ini adalah: Perusahaan yang mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi.

Dalam jangka panjang, perusahaan yang berkaitan dengan teknologi, yaitu PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM). Kenapa TLKM? Kita tahu bahwa TLKM adalah salah satu penyedia layanan internet. 

Dengan meningkatnya penggunaan2 aplikasi, olshop  dari waktu ke waktu, maka masyarakat akan semakin banyak membutuhkan fasilitas internet. Hal ini akan berdampak besar pada revenue TLKM. 

Selain itu yang terpenting, TLKM ini adalah perusahaan di Indonesia yang sangat adaptif terhadap perubahan teknologi. TLKM inilah perusahaan satu2nya di Indonesia yang sangat inovatif dalam membangun produk-produk digital yang dibutuhkan oleh pebisnis, masyarakat, perusahaan. Ini yang akan membuat TLKM dapat berkembang dan adaptif dalam jangka panjang.

Perusahaan2 perbankan, yaitu saham2 blue chip perbankan seperti BBCA, BBRI, BMRI, BBNI juga merupakan saham yang akan moncer dalam jangka panjang, karena kalau kita perhatikan ternyata perusahaan2 bank juga sangat adaptif terhadap perubahan teknologi. 

Kalau dulu orang hanya kenal ATM, sekarang sudah ada layanan e-banking. Layanan ini juga terintegrasi dengan aplikasi-aplikasi start up, untuk pembayaran. 

Sebagai contoh, kalau anda mau top up go pay, anda nggak perlu ke ATM. Anda bisa pakai layanan e-banking. Transaksi ini akan menimbulkan keuntungan dualisme, baik pada perusahaan start up itu sendiri maupun perbankan. 

Jadi intinya, saham-saham yang bagus untuk jangka panjang adalah saham2 yang bisa mengadaptasi dengan perkembangan Industri 4.0 ini. Dalam hal ini seperti yang saya tuliskan tadi, pilihan saya untuk investasi adalah saham TLKM dan saham2 blue chip perbankan. 

Sedangkan perusahaan2 yang kurang mampu beradaptasi, maka harga sahamnya juga akan sulit bersinar dalam jangka panjang. 

Kita perhatikan contoh-contoh perusahaan ritel di Indonesia, di mana mereka banyak sekali yang tergerus dengan Revolusi Industri 4.0 ini. Banyak gerai2 ritel yang tutup, dan pendapatannya turun drastis.

Saya sudah pernah bahas tentang salah satu emiten ritel yaitu LPPF disini: Analisa Fundamental LPPF: Saham LPPF Anjlok. Yup, LPPF ini labanya turun terus, karena tergerus oleh kehadiran online shop, dan otomatis harga sahamnya juga turun berangsur-angsur. 

Pak Heze, gimana dengan perusahaan2 start up yang go public? Apakah perusahaan start up ini nantinya layak dijadikan tempat investasi jangka panjang?"

Well, buat perusahaan2 start up sendiri, anda harus menganalisanya lebih lanjut, karena tidak semua perusahaan start up bagus. 

Sebagai contoh perusahaan start up pertama di Indonesia yang go public yaitu Kioson, kode sahamnya KIOS. Anda bisa lihat sendiri pergerakan sahamnya sekarang seperti apa. Jadi tidak serta merta perusahaan start up yang akan go public berarti pasti bagus.

Karena faktanya, sekarang ini perusahaan2 yang meskipun laporan keuangan di prospektusnya rugi, tapi mereka tetap bisa listing di Bursa. Dan ini yang membuat saya juga miris sekali.

Maka dari itu, untuk perusahaan2 yang baru listing di Bursa, anda harus menganalisanya lebih lanjut, paling tidak anda harus melihat kinerjanya selama 1 tahun pertama. 

Semoga kedepan perusahaan-perusahaan Unicorn seperrti Bukalapak, Traveloka, Tokopedia dan Decacorn di Indonesia yaitu Go-Jek bisa listing di Bursa Efek, sehingga memberikan peluang yang lebih besar untuk investor maupun trader. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.