Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Pola Saham Downtrend yang Berbahaya

Saham-saham yang biasa anda amati pergerakannya, atau bahkan yang anda tradingkan, sebenarnya ada banyak diantara saham tersebut yang berada di satu grup yang sama. 

Sebagai contoh saham grup Astra. Saham2 Astra yang go public adalah: AUTO, ASII, AALI, UNTR, ASGR. Umumnya mereka adalah anak usaha dan induk usaha yang sama2 listing di Bursa. 

Walaupun saham2 tersebut berada disatu grup yang sama, tetapi pergerakan tren sahamnya biasanya berbeda satu sama lain. Jadi  bisa  saja saham ASII trennya naik terus. Tapi sebaliknya saham AUTO trennya turun. 

Hal ini dikarenakan tingkat likuiditas dan kinerja tiap emiten berbeda satu dengan yang lain. Selain itu, walaupun ada di satu grup tapi sektor usahanya bisa saja berbeda. Hal inilah yang membuat adanya perbedaan pada pergerakan sahamnya. 

Nah pernahkah anda menemukan saham di satu grup yang sama, namun trennya kompak turun (downtrend)? Salah satunya yang saya temukan adalah saham-saham Lippo Group. Kalau tidak percaya, coba anda amati grafik saham2 Lippo: MLPL, LPKR, LPCK, LPPF, SILO. Semuanya memiliki tren turun yang nyaris sama persis. 

Memang kalau kita pikir secara logika trader, harusnya tidak lazim jika saham LPKR turun katankanlah 5% tapi saham SILO juga ikut 5%. Karena walaupun satu grup, tapi kedua saham ini tidak berada di satu sektor yang sama. 

Lantas mengapa hal ini terjadi? 

Saham2 di satu grup yang trennya turun bersamaan kemungkinan besar terjadi karena: Saham-saham di satu grup hampir semuanya 'dikuasai' pemain besar alias bandar. 

Yang jadi masalah, kalau tren saham tersebut sudah benar2 downtrend secara bersamaan, maka saham2 ini menjadi risiko yang sangat berbahaya untuk trader. Banyak sekali trader yang tergiur membeli saham2 yang trennya turun tajam, hanya karena kelihatan sudah murah. 

Trader lupa melihat pergerakan saham-saham lainnya di sektor yang sama. Masalahnya, saham2 yang sudah terlanjur turun tajam selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, harganya belum tentu akan kembali uptrend kencang.

Rata-rata yang saya amati, saham2 di satu grup yang kompak mengalami tren turun yang tajam, pada umumnya harganya akan susah kembali lagi ke harga awal. Perhatikan beberapa grafik saham Lippo Group dibawah ini: 

Saham LPKR - Klik gambar untuk memperbesar

Saham MLPL - Klik gambar untuk memperbesar

Saham SILO - Klik gambar untuk memperbesar

Ketiga saham Lippo Group ini berada di sektor yang beda, tapi perhatikan pola grafiknya sama-sama turun tajam, seolah polanya seperti sudah direncanakan oleh bandar, untuk jual saham-saham dalam jumlah masif. 

Contoh lainnya adalah saham2 Bakrie Group. Coba anda perhatikan saham BUMI, ENRG, ELTY, UNSP dan lain2. Rata2 saham Bakrie Group memiliki pola pergerakan yang sama, yaitu trennya turun terus bahkan sebagian besar tidak bergerak. 

Jadi kalau saham2 di grup yang sama, tapi polanya sama-sama turun, maka sebisa mungkin anda mencari saham lain yang tren dan pergerakannya lebih layak untuk trading. Karena pergerakan saham seperti ini, adalah pergerakan saham yang tidak sehat dan sulit dianalisis menggunakan analisa teknikal. 

Dalam trading, anda harus bisa membedakan saham yang downtrend karena memang sahamnya jelek, dan saham turun karena memang lagi koreksi atau saham turun yang memang sudah diskon dan murah. 

Karena keduanya memiliki makna yang berbeda. Baca juga: Praktik Menemukan Saham Diskon dan Murah Secara Analisis Teknikal. 

Nanti dalam trading, anda harus mulai 'curiga' kalau ada saham2 di satu grup yang trennya seperti grafik diatas. Saham-saham ini risikonya cukup besar untuk trader. Saham2 Lippo dan Bakrie adalah contohnya. Banyak trader yang sudah menjadi korban dari saham yang trennya turun dan teknikalnya tidak pasti.  

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.