Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Saham Naik 10%, Jual atau Hold?

Pernahkah anda membeli saham, dan tidak lama kemudian saham anda naik dengan cepat, katakanlah sampai 10%. Atau saham anda langsung naik 5-7% hanya dalam sehari (saham2 yang anda pegang ini bukan saham gorengan, tapi saham2 yang likuid). 

Apa yang sebaiknya anda lakukan? Apakah anda jual sahamnya? Atau hold saja? Perlu anda ingat, dapat untung 7-10% dalam jangka pendek, adalah untung yang besar. Kalau anda punya pengalaman berkecimpung di dunia trading, anda akan merasakan bahwa untung sekian dalam waktu singkat adalah keuntungan yang fantastis. 

Apabila saham anda naik 10% dalam jangka waktu singkat, maka untuk memutuskan jual atau tidak, anda harus kembali pada tujuan anda main saham. Anda mau investasi, atau mau trading?  

Kalau tujuan anda mau investasi, dan saham anda sudah naik 10% dalam beberapa pertama setelah anda beli sahamnya, maka ya jangan jual sahamnya. Tujuan anda kan untuk jangka panjang. Kalau saham anda baru naik 10% beberapa hari lalu anda jual, maka itu bukan investasi, tapi anda trading. 

Tapi memang nggak bisa dipungkiri, faktanya banyak yang tergoda langsung realisasi profit saat sahamnya "baru" naik 10%.  Apakah salah? Tidak juga. Note: Jika anda sering tergoda jual saham saat saham anda sudah naik jangka pendek, maka anda bisa pertimbangkan keputusan anda untuk jadi trader, ketimbang menjadi investor. 

Kalau tujuan anda trading, dan saham anda naik 10% dalam waktu yang sangat singkat 1-2 hari, maka anda harus bisa melakukan analisa lebih lanjut. Saham yang naik singkat 7-10% dalam sehari, biasanya akan ada dua kemungkinan besar yang terjadi setelahnya: 

1. Harga saham naik terus 

Harga saham yang naik sangat cepat dalam satu hari, ada kemungkinan saham tersebut akan naik lagi pada keesokan hari sampai jangka waktu tertentu. Hal ini menandakan bahwa saham tersebut memang sudah breakout, dan mulai ada tekanan beli yang besar, sehingga harga saham akan memulai tren naik. Anda bisa baca-baca artikel saya tentang buy on breakout disini: Ciri-ciri Saham Breakout.   

2. Harga sahamnya langsung turun 

Dalam banyak kasus, seringkali saham yang naik 10% dalam waktu singkat (sehari sampai tiga harian), harga sahamnya akan segera turun. Kenapa demikian? 

Karena pada umumnya saham yang naik sangat cepat dalam waktu singkat, sahamnya biasanya akan cooling down terlebih dahulu.  

Cooling down artinya saham tersebut akan cenderung turun / banyak dijual pelaku pasar, karena harga sahamnya sudah naik cepat sebelumnya. Sebagian besar pelaku pasar yang merasa harga saham sudah naik tinggi diatas harga beli, akan segera realiasasi profit, sehingga harga saham akan turun, dan momen ini nantinya digunakan pelaku pasar untuk akumulasi saham lagi di harga bawah. 

Kasus-kasus seperti ini terjadi karena banyak pelaku pasar yang mengincar trading cepat di pasar saham. Sehingga para pemain saham modal besar (bandar) akan menaikkan harga dalam waktu cepat, namun tidak lama kemudian bandar akan distribusi barang. 

Saya berikan analoginya. Harga saham yang naik kencang dalam waktu singkat itu ibarat mobil yang melaju kencang dengan kecepatan sangat tinggi. Di satu sisi, sebuah mobil tidak mungkin terus melaju kencang. Semakin kencang mobil berjalan, maka mobil tersebut mau nggak mau harus lebih waspada untuk ngerem laju kecepatannya. 

Harga saham pun juga demikian. Semakin kencang dan cepat harga saham naik dalam periode yang singkat, harga saham pada umumnya akan cenderung ngerem laju harganya (turun). Karena tidak mungkin saham terus naik cepat apalagi dalam waktu yang sangat singkat, pelaku pasar pasti akan berpikir untuk take profit terlebih dahulu.

Paham sampai disini? 

Sekarang perhatikan beberapa contoh saham dibawah ini:   



(Klik gambar untuk memperbesar)

Perhatikan saham AALI diatas. Setelah AALI turun, tiba2 AALI mengalami technical rebound sangat cepat (perhatikan tanda lingkaran hijau di grafik pertama). Kenaikan saham AALI sekitar 7% hanya dalam sehari. 

Namun perhatikan grafik AALI keesokan hari sampai beberapa hari setelahnya. AALI cenderung koreksi dan tidak naik lagi setinggi sebelumnya. Inilah yang dinamakan dengan cooling down, karena harga saham 'naik terlalu cepat' dalam jangka waktu singkat. 

Anda bisa perhatikan lagi grafik kedua, yaitu HRUM. Setelah HRUM cenderung koreksi, HRUM tiba2 mengalami kenaikan yang sangat drastis dalam sehari (perhatikan tanda lingkaran hijau). Setelah itu HRUM tidak melanjutkan kenaikan, namun HRUM justru cenderung koreksi. 

Dalam praktikknya, nanti anda juga akan menemukan saham2 yang tiba2 bisa naik kencang dalam jangka pendek, let say, 7-10%-an, tapi besok harga sahamnya malah letoy lagi. 

Terus kita harus jual atau hold Pak Heze? Tanya anda semakin penasaran

Kalau anda pegang saham, di mana saham anda sudah naik 10%, anda akan dihadapkan pada keputusan jual atau hold, dan ini semua bisa serba salah. Kalau anda jual dan naik lagi, maka profit anda tidak sebesar yang anda harapkan. Tapi kalau anda nggak jual, dan saham langsung turun, anda juga kehilangan profit anda.  

Jadi anda bisa pertimbangkan dua hal. Pertama, pertimbangkan kondisi pasar. Sepengalaman saya, saham2 yang naik cepat dan kemudian langsung turun lagi keesokan hari, seringkali terjadi ketika kondisi IHSG / pasar saham sedang bearish. 

Saat IHSG bearish, mayoritas saham umumnya akan turun. Kenaikan saham biasanya hanya terjadi dalam waktu yang lebih pendek. 

Jadi.... Jika anda melihat pasar saham masih bearish dan banyak sentimen2 negatif, ada baiknya, anda jual dulu saham anda. Toh, kalau anda untung 10% itu sudah sangat besar di tengah kondisi pasar saham bearish. 

Kedua, pertimbangkan kondisi historis saham (minimal 3 bulan terakhir). Anda harus lihat juga nih historis harga saham yang bersangkutan. Apakah secara historis, saham tersebut pernah naik cepat dalam jangka pendek? 

Apakah setelah saham tersebut naik cepat, saham tersebut lanjut uptrend? Atau sebaliknya, setelah saham naik cepat, harga sahamnya langsung anjlok besoknya? Kalau anda melihat ada pola2 grafik di mana saham naik cepat dalam waktu singkat, dan besok sahamnya langsung anjlok, maka ada kemungkinan pola grafiknya akan mengulang pola historis sebelumnya. Jadi, ada baiknya anda jual saham anda kalau sudah naik 10%. 

Dua cara inilah yang bisa anda gunakan sebagai dasar analisis untuk menentukan apakah anda mau jual atau hold, setelah saham anda sudah naik 10% tapi dalam waktu cepat, dan bahkan anda tidak menduga kalau saham yang anda beli bakal naik secepat itu. 

Kalau anda mau pakai cara2 analisis tambahan lainnya, tentu saja itu lebih baik. Intinya di pasar saham tidak ada yang absolut. Saham yang anda jual bisa saja naik lagi, bisa sja turun lebih banyak lagi. 

Itulah kenapa a
nda harus trading berdasarkan trading plan, analisa dan LOGIKA bukan hanya menggunakan PERASAAN. Kenapa begitu?

Trading hanya berdasarkan perasaan hanya akan membuat anda mudah menyesal setelah anda jual saham, dan saham anda malah naik. Sebaliknya, anda juga mungkin menyesal setelah saham anda hold ternyata besok turun lagi. 

Karena di pasar saham kita tidak bisa memastikan masa depan, maka lakukan analisa, buatlah trading plan dan jalankan analisa anda setelah saham anda sudah naik tinggi. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.